Nuansa Baru Perkuliahan Musik Bersama Prof. Dieter Mack

Bandung, UPI

Perkuliahan Sejarah Analisis Musik Barat mahasiswa Pendidikan Seni Musik FPSD UPI  bersama Prof. Dieter Mack menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa untuk tidak melewatkan kesempatan langka.

Tentunya perkuliahan yang berlangsung pada (19/02/2020) di ruang pertemuan FPSD Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung ini bukanlah hal yang biasa bagi para mahasiswa Pendidikan Seni Musik dapat menimba ilmu dari salah satu dosen sekaligus komponis ternama, kesempatan baik ini sangat mengundang perhatian bagi para mahasiswa ataupun dosen program studi Pendidikan Seni Musik khususnya dosen pengampu mata kuliah Sejarah Analisis Musik Barat.

Prof. Dieter Mack merupakan pria kelahiran Jerman 1954, beliau menimba ilmu di Universitas Musik Freiburg pada tahun 1975-1980 juga pernah melakukan studi pendek di Bali dan menjadi dosen dalam beberapa bidang ilmu di Universitas Musik Freiburg diantaranya teori musik, improvisasi dan gamelan Bali. Beliau juga menjadi dosen tamu di berbagai negara dan salah satunya di Indonesia yaitu di Universitas Pendidikan Indonesia.

 “Dalam proses pembelajarannya kita hanya bisa mengetahui musik yang didengar sesuai dengan apa yang telah kita pelajari tetapi akan tabu dengan musik baru yang sebelumnya tidak pernah kita pelajari” ungkap Prof. Dieter Mack.

Pentingnya mempelajari Sejarah Analisis Musik Barat salah satunya adalah kita dapat mengetahui cirik has dan perkembangan musik dari waktu ke waktu. Mulai dari Abad Pertengahan, Jaman Renasaisans, Periode Barok, Periode Klasik, sampai pada Aliran Romantik. Karena dalam perkembangannya terdapat banyak sekali perbedaan seperti pola ketukan dan yang paling mencolok yaitu perbedaan suasana yang tercermin dalam musik dari waktu ke waktu.

Jika pada awalnya musik hanya di gunaka sebagai media ibadah yang hanya dapat di nikmati oleh kalangan-kalangan tertentu, tetapi seiring perkembangan zaman terdapat beberapa penentangan musik yang baku di zamannya sehingga mengubah cara pandang musik yang hanya di gunakan sebagai ibadah menjadi musik yang bisa di nikmati yang kemudian di jadikan sebagai sarana hiburan bagi orang banyak tentunya pada saat ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan istilah musik, hal ini terjadi sejak abad ke-II yang melahirkan musik dengan mencerminkan keadaan sosial.

Komponis dibatasi dalam berkarya dan hanya berkarya untuk kepentingan ibadah saja terjadi pada abad pertengahan yang kemudian seiring perkembangan zaman para komponis lebih bebas untuk berekspresi melalui karya karya musik yang di hasilkannya.

Pembelajaran ini berlangsung sangat tertib dan dalam prosesnya mahasiswa diberikan banyak sekali ilmu mengenai Sejarah Musik. Prof. Dieter Mack juga memberikan dua contoh musik berupa audio yang berbeda kemudian beliau meminta mahasiswa untuk menemukan beberapa perbedaan yang terdapat pada karya tersebut. Karya musik yang di berikan yaitu karya Claude Debussy-“Lamca” dan  Maurice Rauel-“Alborada del gracioso). Dalam karya tersebut para mahasiswa menyimpulkan terdapat beberapa perbedaan seperti perbedaan suasana, pola ketukan, kemudian dalam satu karya terjadi perubahan perubahan ketukan. Dalam hal ini Prof. Dieter Mack mengatakan bahwa sebuah karya musik dapat berhubungan erat dengan karya seni lainnya salah saunya karya seni rupa, seperti yang telah di contohkan karya Claude Debussy “Lamca” berhubungan dengan karya Claude Monet- Le soleil levant yang artinya matahari terbit, mengapa demikian di katakan berhubungan, karena dalam karya musik Claude Debussy “Lamca” tersebut memberikan kesan suasana seolah kita berada di tengah lautan dan menyaksikan matahari terbit. Dengan demikian dari dua karya tersebut dapat disimpulkan bahwa musik dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Penutup dari perkuliahan Prof. Dieter Mark memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Sejarah Musik Barat yang sebelumnya telah disampaikan. Terdapat beberapa pertanyaan yang kemudian para mahasiswa berikan kepada Prof. Dieter Mack. Salah satunya adalah mengenai nada dasar yang sulit ditebak dalam karya karya musik terdahulu,

beliau menjelaskan bahwa musik terkadang lebih mengikuti suasana atau lebih identik pada pesan atau suasana apa yang sebetulnya akan di sampaikan sehingga memang terkadang kita sulit menebak nada yang mendasari musik tersebut sebetulnya dimana.

Pembawaan pembelajaran yang di berikan oleh Prof. Dieter Mack yang sangat ramah, enjoy, komunikatif dan merangkul, tak jarang beliau juga memberikan candaan-candaan kecil sehingga dapat mencairkan suasana belajar menjadi lebih ringan.

Pembelajaran yang berlangsung kurang lebih dua jam ini memberikan kesan tersendiri dan menjadi pengalaman yang sangat luar biasa bagi para mahasiswa yang mengikuti proses perkuliahan ini, karena selain mendapatkan banyak ilmu mahasiswa juga termotivasi unuk terus belajar dan mendalami ilmu yang berkaitan dengan perkembangan musik. (Rospita Dewi –Mahasiswa Pendidikan Seni Musik FPSD 2018)