P2M Departemen Pendidikan Biologi : Tim Latih Masyarakat Memanfaatkan Magot Black Soldier Fly Sebagai Sumber Pakan Ikan dan Solusi Konversi Bahan Organik

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) BHP Departemen Pendidikan Biologi menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui mitigasi dan adaptasi pandemi Covid 19 masyarakat Desa Kabupaten Garut dengan melatih pemanfaatan Magot Black Soldier Fly sebagai Sumber Pakan Ikan dan Solusi Konversi Bahan organik. Kegiatan dilaksanakan tanggal 13 Juni 2021 yang dipimpin oleh Prof Dr. Yayan Sanjaya, M.Si dengan anggota Drs. Suhara, M.Pd. Kegiatan pengabdian dilakukan dalam bentuk worksop, penyuluhan dan pelatihan Kepada Masyarakat Desa Cinta Rasa Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.

Kegiatan ini merupakan rangkaian pengabdian setahun sebelumnya tentang pemanfaatan Magot Black Soldier Fly (BSF) sebagai pakan dan pengkonversi limbah organik. Pelaksanaan PKM BHP didasari adanya kendala yang dihadapi masyarakat terkait mahalnya pakan ikan hias  untuk pembenihan dan pembesaran. Pelatihan ini dilakukan pada Kelompok Budidaya Tunas Harapan Kampung Sangkan Desa Cintarasa di  Kecamatan Samarang yang mwrupkan kelompok budidaya ikan yang bernama yang mengembangkan ikan hias.

Masa pandemi  Covid-19 sangat berdampak terhadap pemasaran ikan hias serta makin melemahkan peternak ikan hias.  Harga pakan ikan produksi perusahaan besar umumnya sangat tinggi. Produksi pakan ikan dan udang masih bergantung pada impor. Hingga kini produsen pakan harus mengimpor sampai 70 persen bahan baku. Di Kecamatan Samarang terdapat kelompok budidaya ikan yang bernama Kelompok Budidaya Tunas Harapan Kampung Sangkan Desa Cintarasa yang mengembangkan ikan hias.

Pada pelatihan ini melakukan praktek pembuatan kandang BSF, Pemeliharaan BSF dan Panen BSF. Lalat ini merupakan jenis lalat dari sekian banyak jenis lalat yang memberikan banyak sekali manfaat bagi manusia. Dalam fase hidupnya yang singkat hanya sekitar rata-rata 7 hari, BSF ini tidak makan dan hanya minum. Untuk itu BSF ini adalah jenis lalat yang bukan merupakan vektor penyakit seperti lalat hijau/lalat sampah, yang hinggap dan makan pada tumpukan sampah lalu masuk ke rumah-rumah dan hinggap pada makanan kita. BSF adalah jenis lalat yang bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan karakternya ini.

Lalat BSF ini dapat dibudidayakan dalam sebuah kandang sehingga kebutuhan akan telur-telurnya dapat dihasilkan secara terus menerus (sustainable). Sinar matahari merupakan sarat mutlak dalam mendukung aktifitas BSF, oleh karenanya iklim tropis yang dimiliki oleh kita di Indonesia sangat mendukung dalam budidayanya ini.  Maggot BSF adalah fase yang dimulai sejak telur-telur yang menetas. Larva/Maggot ini memberikan banyak manfaat bagi manusia. Selama hidupnya maggot ini memakan hal-hal yang bersifat organik, dan ini dapat dimanfaatkan untuk menekan limbah organik yang sudah lama ini menjadi masalah serius bagi kita termasuk pemerintah.

Kemampuan BSF dalam melahap makanan organik ini sangat fantastis, dari jumlah 10.000 larva dapat menghabiskan 1 Kg makanan organik dalam 24 jam. Jika satu ekor betina dapat menghasilkan 500 telur (minimal dari jumlah hasil penelitian 500-900bh telur), makan hanya dibutuhkan 20 ekor betina yang bertelur untuk menghasilkan 10.000 larva untuk mereduksi 1Kg sampah organik setiap hari.

Maggot BSF banyak dibudidayakan oleh peternak ikan dan unggas untuk diambil panen maggot nya dan di jadikan pakan terank dengan cara mengolah maggot menjadi pasta maggot, tepung maggot dan pelet maggot. bahan budidaya maggot sangat mudah didapat dan banyak disekitar kita. Maggot BSF ini mengandung nutrisi yang baik dengan  kandungan protein dan asam amino yang lengkap. Hal ini menjadikannya digunakan sebagai sumber pakan alternatif yang baik bagi sejumlah hewan ternak seperti jenis unggas dan ikan, serta sejumlah binatang peliharaan seperti iguana, burung berkicau. BSF ini juga dapat dibuat minyak dan pupuk organik

Secara umum semua peserta merespons sangat baik kegiatan ini.  Mereka berpendapat bahwa materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan sangat sesuai dengan potensi perikanan yang ada di lingkungan mereka. Pengetahuan tentang maggot BSF ini merupakan hal yang baru sehingga peserta sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan. Hal ini dikarenakan usaha utama di desa itu umumnya memelihara ikan hias sebagai mata pencaharian utama (Departemen Pendidikan Biologi)