P2M Prodi PGPAUD FIP UPI: Pelatihan Pembelajaran Kesehatan dan Gizi Bagi Guru Taman Kanak Kanak di Jawa Barat

Bandung, UPI

Sebanyak 60 orang guru Taman Kanak Kanak yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bekasi, dan wilayah lainnya mengikuti Pelatihan Pembelajaran Kesehatan dan Gizi Bagi Guru Taman Kanak-Kanak di Jawa Barat.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Tim pengabdian Masyarakat BHP Prodi PGPAUD FIP UPI sebagai bentuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan dipimpin langsung oleh Dr. dr. Nur Faizah Romadona, M. Kes., dengan anggota Dr. Rudiyanto, S. Pd, M. Si., yang sekaligus juga menjadi narasumber. P2M dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, pemberian tugas, dan diskusi secara online melalui zoom pada Jumat, (20/8/2021).

Kegiatan pelatihan secara online merupakan pilihan karena masih adanya pandemik dan PPKM selama bulan Juli-Agustus 2021.

Menurut Dr. dr. Nur Faizah Romadona, M. Kes.,”Kegiatan P2M ini didasari oleh adanya keluhan guru-guru TK yang merasa kurang pengetahuan dan kurang mampu mengembangkan materi pembelajaran Kesehatan dan gizi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di TK.”

Diungkapkannya lebih lanjut, di sisi lain pemerintah setidaknya mengeluarkan tiga kebijakan untuk mendukung pembelajaran Kesehatan dan gizi bagi anak usia dini. Pertama, Kurtilas, dengan Permen 137 tentang Standar nasional PAUD juga Kesehatan dan Perilaku Keselamatan. Kedua, Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI), sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin terpenuhinya hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak. Ketiga adalah UKS pada Satuan PAUD, melalui trias UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan, pelayanan Kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat/7K.

“Pelaksanaan PAUD-HI ini dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter sebagai generasi masa depan yang berkualitas dan kompetitif. Sedangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Satuan PAUD, adalah salah satu upaya membina dan mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat anak yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di satuan PAUD dan keluarga, dan merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah melalui pemenuhan kebutuhan esensial dalam bentuk pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan serta kesejahteraan bagi anak,” jelasnya.

Pelatihan Pembelajaran Kesehatan dan Gizi bagi guru TK ini, ungkapnya lagi, dilaksanakan melalui ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Materi yang diberikan yaitu Pembiasaaan Hidup Bersih dan Sehat/PHBS, Pembelajaran Kesehatan dan Gizi melalui RPPH, Aktifitas fisik atau Olah Raga, Pertolongan Pertama pada Kasus Kedaruratan Medis Anak, Monitoring Tumbuh Kembang, Penyakit Menular dan Vaksinasi; dan Protokol Kesehatan bagi Anak selama Pandemi Covid-19.

Dikatakannya,”Dalam pelaksanaannya di sekolah, guru diberikan kebebasan untuk menerapkan semua materi diatas melalui tiga strategi utama yaitu Pembiasaan (dapat dibuat dilaksanakan dalam bentuk PHBS, SOP sesuai kegiatan, dll.), Pembelajaran melalui Rencana Praktik Pembelajaran Harian atau RPPH (tema kesehatan dan gizi dapat dimasukkan ke dalam RPPH, disesuaikan dengan tema pembelajaran hari itu), kemudian Kegiatan Insidental (melalui bazaar, lomba makanan sehat, acara hari anak atau hari Ibu, fun cooking, opera/sosiodrama dalam acara perpisahan kelas, dll).

Secara umum pelatihan berjalan lancar dan peserta merespon dengan antusias, ungkapnya lagi. Peserta berpendapat bahwa materi pelatihan sangat bagus dan sesuai kebutuhan mereka. Pengetahuan mengenai pembelajaran dan gizi termasuk baru karena sebagian besar peserta belum memahami secara utuh tentang Pendidikan atau pembelajaran Kesehatan dan gizi bagi anak TK.

“Banyak guru yang kurang memahami materi seperti misalnya, fungsi makanan bagi tubuh termasuk memilah mana makanan sehat dan tiak sehat bagi anak, agar anak mampu memilih sendiri makanan sehat bagi dirinya. Juga berapa lama anak seharusnya beraktivitas fisik atau berolahraga dalam sehari agar diperoleh kesehatan dan kebugaran fisik yang baik? Berapa lama anak sebaiknya berjemur sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D yang penting bagi keebalan anak, dll. Selama kegiatan pelatihan juga diambil data pretest dan postes untuk kemudian dilakukan uji statistic untuk mengetahui efektifitas pelatihan dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran Kesehatan dan gizi bagi guru TK,” pungkasnya. (dodiangga)