Pagelaran Drama Keresek Menggebrak Karakter

Tasikmalaya, UPI

“Terinspirasi dari ‘Keresek’ sampah buangan yang lama terurai, yang bisa menghabiskan waktu 300 tahun untuk dapat terurai dan dari masalah yang muncul dengan viral di media masa, tetapi susah terurai atau terselesaikan,” ujar Pidi Moh. Setiadi, M.Pd. selaku penulis naskah ‘Drama Keresek’. Jumat (27/10) di Gedung Kebudayaan Kampus UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Sendratasik (Seni, Drama, Tari, dan Musik) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya kembali melaksanakan pagelaran yang ke-5 setelah yang sebelumnya Sendratasik menyelenggarakan Satir Cipatujah, Harmoni Nusantara, Siger Tengah, dan Drama Pengadilan. Kali ini Sendratasik mengangkat tajuk Pagelaran Drama Keresek.

Sampai saat ini Pagelaran Sendratasik yang bertajuk Drama Keresek telah sukses menyelenggarakan 5 kali pentas, yakni 4 kali pentas di UPI Kampus Tasikmalaya dan 1 kali di UPI Bumi Siliwangi (Bandung).

Makna dari ‘Drama Keresek’ Pidi Moh. Setiadi, M.Pd. selaku penulis naskah menyampaikan,”Orang-orang saat ini terlalu banyak bicara. Dalam pagelaran ini ada tokoh yang tidak bisa berbicara tapi banyak bertindak, namanya Dawang. Misalnya ketika kotor, ia langsung membersihkan tanpa banyak bicara ini dan itu”.

Makna dari pagelaran ‘Drama Keresek’ mengingatkan kehidupan saat ini betapa tidak sedikit orang terlalu banyak bicara sedangkan sedikit untuk bertindak, seumpama masalah yang tidak akan pernah terselesaikan.

Nama-nama tokoh terinspirasi dari karakter pemain, jumlah pemain di dalam naskah sebanyak 10 orang kemudian dikembangkan sehingga jumlah pemain pada saat pagelaran berjumlah sebanyak 17 orang. Pemilihan tokoh diseleksi oleh sutradara, yakni Arif Faturahman, S.Pd.  (Annisa Anita D)