Panitia Ramadan 1444 H UPI Selenggarakan Talkshow Peradaban Islam “Penguatan Karakter Religius di Era Digital: Tantangan dan Peluang”

Bandung, UPI. Talkshow (gelar wicara) peradaban Islam bertemakan “Penguatan Karakter Religius di Era Digital: Tantangan dan Peluang” telah usai dilaksanakan Panitia Ramadhan 1444 H Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di ruang utama masjid Al-Furqon dengan menghadirkan Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., CSEE dan Ketua Dewan Guru Besar UPI, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. sebagai narasumber. (13/04/23)

Kegiatan ini dipandu oleh pembawa acara, Risa Alawiyah. Acara diawali dengan pembacaan tilawah Al-Quran oleh Muhammad Ramdan Mubarok, S.Pd. Kemudian dilanjutkan penyampaian laporan Dr. Rusman, M.Pd. selaku penyelenggara kegiatan Ramadan. Selanjutnya sambutan Rektor UPI, Prof. Dr. M. Solehuddin, M. PD., M.A sekaligus membuka acara talkshow peradaban Islam.

Talkshow ini dipandu oleh moderator Dr. Rusman, M.Pd. dan Dr. Ihsan Abdul Fatah, M.Pd. Dalam talkshow tersebut Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. menyampaikan pandangannya mengenai peradaban Islam tentang media digital yang memancing munculnya lisan yang tidak terjaga. Mengutip dari kitab Nasoihul Ibad diuraikan pangkal obat ialah sedikit makan, pangkal adab adalah bicara, pangkal ibadah sedikit dosa, dan pangkal harapan adalah sabar. Namun dengan adanya media digital mendorong kita memiliki sikap konsumtif, hedon, dan memancing amarah. “Pendidikan harus fokus kepada bagaimana bisa melahirkan ahli di bidang ilmu tertentu tapi juga mempunyai basis Islam”. Ujar Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., CSEE ketika ditanya pendapatnya mengenai peradaban Islam di era digital. Beliau juga menyampaikan bahwasanya nilai moral seharusnya bukan hanya disampaikan melalui Al-Quran dan hadis melainkan diperlukan inovasi menarik terkait hal tersebut untuk mencetak insan moral dengan cepat dan tepat.

Antusiasme jamaah terhadap talkshow ini terlihat dengan terlontarnya berbagai pertanyaan pada sesi tanya jawab terlebih narasumber yang dihadirkan merupakan seseorang yang ahli di bidangnya. Kebanyakan dari mereka menanyakan perihal pemberdayaan media digital yang dikaitkan dengan pembentukan karakter religius. Talkshow pun ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber.

“Menerapkan etika dalam berdigitalisasi di antaranya: menahan diri untuk tidak menyebarkan berita bohong dalam media sosial, memeriksa fakta dalam artian memvalidasi fakta dari medsos sebelum diterima, dan membagikan atau menyebarkan informasi yang layak dikonsumsi khalayak umum”. Respons Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. ketika ditanyai cara terbaik untuk menghadapi tantangan dan peluang di era digitalisasi.

(Ismi Asri Ramdani)