Pariwisata UPI merancang Wisata Gastronomi di Garut untuk Menelusuri Kembali Kekayaan Makanan Nusantara melalui Trip “Hayu Mulih ka Desa”

Villa Sarema, Kabupaten Garut. Pada bulan Agustus hingga September 2022 salah satu Tim Program Kemitraan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia yang diketuai oleh Dr. Ahmad Hudaiby Galikusumah, M.M. telah melaksanakan kegiatan pengabdian dengan tajuk “‘Hayu Mulih ka Desa’ sebagai konsep Pengembangan Wisata Gastronomi di Garut”.

Kegiatan ini dilakukan secara langsung di Villa Sarema di Kampung Cikarag, Kec.Cibatu, Kabupaten Garut dengan berkolaborasi bersama para UMKM, praktisi kuliner dan pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKN Garut, pemuda karang taruna, akademisi, dan juga media daerah di Garut. Dalam kegiatan pemberdayaan ini ada tiga fokus bidang yang diimplementasikan langsung kepada masyarakat, yaitu manajemen wisata, inovasi produk daerah, serta konservasi lingkungan.

Kegiatan pengabdian ini didasari oleh keresahan para UMKM di daerah dalam mengikuti dinamika dan pengaruh tren makanan barat yang terus bermunculan di Indonesia, sehingga akhirnya berdampak pada ketatnya persaingan di industri satu ini. Landasan keresahan yang dialami UMKM daerah tersebut akhirnya menciptakan gambaran solusi bagi kami selaku akademisi dalam merancang dan mengimplementasikan perubahan bagi masyarakat sesuai dengan salah satu fungsi pokok dari suatu perguruan tinggi.

“Kami merancang sebuah konsep dan inovasi baru yang sedang dilakukan oleh beberapa stakeholder belakang ini, salah satunya Gastronomy Tourism, dimana wisata ini bukan hanya sekedar menghidangkan sajian cantik pada makanannya saja, tetapi juga menceritakan nilai serta unsur filosofis bagi para penikmatnya. Kami juga merancang misi menelusuri dan mengenalkan kembali berbagai kekayaan makanan dan alam Priangan Timur melalui Trip Gastronomi “Hayu Mulih ka-Desa” di Garut yang langsung bekerjasama denga beberapa praktisi dan masyarakat”, ujar Sri Wahyuni, S.Par selaku praktisi bidang wisata kuliner.

Dr. Ahmad Hudaiby Galikusumah, M.M. selaku Ketua Pengabdian ini juga mengungkapkan bahwa potensi ekonomi para pengelola wisata daerah ini bisa menjadi besar jika manajemen wisata serta pelayan yang diberikan dilakukan secara baik dan menarik. Sehingga langkah awal pengabdian ini membenahi seluruh manajemen pelayanan, memaksimalkan potensi alam yang ada, serta menciptakan konten sajian makanan menarik yang diberikan pada para pengunjungnya.

Luaran utama kegiatan pengabdian ini menyasar para kaula muda dan keluarga , dimana program “Hayu Mulih ka-Desa” yang berarti “Ayo Pulang ke Desa” ini bukan hanya dirancang sebagai aktifitas liburan saja, tetapi juga terdapat misi dalam meningkatkan kembali kesadaran masyarakat akan keberagaman makanan nusantara, sejarah dan seni penyajiannya, serta kekayaan alam pada setiap daerahnya.

Rangkaian gastronomy trip yang dilakukan langsung bersama warga sekitar Villa Sarema ini akan dibuka untuk umum sebanyak 3 kali dalam 1 bulan, serta trip pelaksanaannya akan dilakukan selama 2 Hari 1 Malam pada setiap akhir pekan. Trip yang dilakukan akan dimulai dari Kota Bandung menggunakan moda Kereta Api, dimana sepanjang perjalanan para pengunjung akan disuguhkan panorama pesawahan dan pegunungan yang terbentang luasnya di Garut selama kurang lebih 3 jam perjalanan. Setelah sampai di Stasiun Cibatu Kabupaten Garut, pengunjung bisa menelusuri napak tilas sejarah pelawak terkenal dunia Charlie Chaplin yang pernah berkunjung ke Stasiun Cibatu ini pada tahun 1927 dan 1935. 

Selanjutnya rangkaian kegiatan Food Gastronomy akan dimulai dengan memberikan pengalaman dan sajian menu makanan dengan konsep Gastronomi Nusantara yang telah dirancang sedemikian rupa sebelumnya oleh praktisi kuliner dan para Ibu-Ibu UMKM dari Koperasi Rukun Ikhtiar Persistri Cibatu. Pada agenda ini kalian akan diajak untuk mengikuti ragam aktifitas untuk membuat suatu olahan makanan berat (main course) yang berasal dari bahan pangan lokal serta diproses secara tradisional juga. Dalam praktiknya, kalian akan diberikan beberapa wawasan menarik terkait cara mengolah, membuat, mencicipi, hingga sejarah atau nilai historis pada setiap makanan yang dibuat.

Kemudian setiap pengunjung juga akan mengikuti rangkaian kegiatan lain, seperti berkreasi membuat batik eco printing yang berasal dari dedaunan sekitar wilayah kampung ini. Dimana tujuan kegiatan ini yaitu kembali mengenali dan menyadari manfaat alam di sekitar lingkungan kita melalui media kreasi yang menarik. 

“Tidak hanya itu, pada momen sore hari setiap pengunjung akan daiajak kembali untuk mencicipi beberapa modifikasi olahan jajanan pasar tradisional dan 1 minuman menyegarkan hasil inovasi dan kolaborasi dengan para Ibu UMKM selama pelatihan sebelumnya”, ujar Syifa Ainurrohmah selaku praktisi (chef pastry).

Kegiatan menarik selanjutnya yang akan diikuti oleh setiap peserta yaitu momen menyantap hidangan berkuah khas Garut, yaitu Baso Aci yang dikenalkan pada pengunjung saat malam hari, serta pada pagi harinya sebelum kegiatan berakhir setiap peserta akan diajak berkeliling menyusuri pesawahan dan perkebunan di wilayah Villa Sarema sembari melihat ragam aktifitas warga di pedesaan hingga sampai ke sumber mata air di kampung tersebut.

Dan hidangan penutup pada rangkaian Trip Gastronomi ini, yaitu olahan singkong hasil panen warga di wilayah tersebut dengan secangkir teh herbal dan nasi goreng kampung yang disajikan khas menggunakan piring seng seperti zaman tempo dulu.

Meski berbagai kegiatan yang dilakukan di atas jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tetapi tempat yang langsung dikelola oleh beberapa Ibu Rumah Tangga di daerah Villa Sarema ini menawarkan banyak fasilitas untuk memanjakan para pengunjungnya, sehingga diharapkan rancangan kegiatan Wisata Gastronomi “Hayu Mulih ka Desa” ini bisa berdampak lebih luas bagi warga sekitar di Kampung Cikarag Kabupaten Garut ini.

Siti Hasanah selaku pemilik Villa Sarema sekaligus mitra pengabdian ini juga menuturkan harapan bahwa  semoga tempat ini bisa menjadi wahana berkumpul bagi pengunjung dari kota yang hendak bersantai dan menikmati alam di pedesaan sembari belajar mengenal kembali makanan tradisional dahulu.