PBR Senior Jalin Kerjasama Dengan FPOK UPI
|Bandung, UPI
Dalam menghadapi Indonesia Super League (ISL 2014) yang baru berjalan diawal musim tahun ini, klub Pelita Bandung Raya (PBR) melakukan kerjasama dengan FPOK UPI dalam rangka meningkatan performa tim untuk meraih hasil maksimal pada kompetisi ISL tahun ini. Pada akhir bulan Desember 2013 yang lalu program kerjasama yang akan dilaksanakan telah disusun oleh kedua belah pihak dengan disetujui oleh Dekan FPOK Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd dan Manajemen PBR sendiri.
Bagi FPOK UPI kerjasama dengan PBR ini bukan yang pertama kali setelah sebelumnya dilakukan dengan PERSIB U-21, Pusdikjas TNI AD dan klub profesional lainya.
Butir kesepakatan yang di rancang oleh kedua belah pihak tersebut diantaranya adalah pengetesan kondisi kebugaran pemain (physical fitness test) secara reguler, Analysis Performance Team (Macth Analysis, Applied of Sport Biomechanics, dan Sport Nutrition), program magang bagi mahasiswa FPOK yang akan mendalami olahraga sepakbola, serta perekrutan pemain PBR U-21 untuk mengikuti pendidikan akademik pada berbagai program studi di FPOK UPI.
Salah satu implementasi dari program pelaksanaan kerjasama adalah pengetesan kondisi kebugaran pemain (physical fitness test) yang dilakukan di gedung FPOK lantai 3 yang dikomadani oleh ketua pelaksana Agus Rusdiana, M.Sc.,Ph.D. yang juga ketua jurusan PKR Prodi Ilmu Keolahragaan (IKOR). Dalam kegiatan tersebut para pemain PBR sangat antusis dan serius dalam melaksanakan berbagai item tes. Ada 7 butir item tes yang dilakukan khususnya di laboratorium kebugaran lt.3 FPOK, yang terdiri dari Whole body reaction time, Force Platform device (max leg power, force, CoM velocity, height jump, dan acceleration), Speed coordination reaction time (eye-foot-hand), Digital stork stand balance test, Sit and reach & trunk lift flexibilities, Leg strength (leg press, extention dan curl), serta pengukuran lemak dan body mass index (BMI). Semoga dengan adanya program kegiatan kerjasama ini dapat membantu mempercepat peningkatan prestasi olahraga di Indonesia khususnya Sepakbola.
Menurut Agus seiring perkembangan globalisasi dan tuntutan gaya hidup, pengukuran kebugaran ini nantinya tidak hanya berorientasi kepada elit atlit atau klub profesional saja, akan tetapi akan dilakukan serta diperkenalkan pada masyarakat umum, instansi/perusahan, KBIH yang menyelengarakan haji dan umroh, dosen dan karyawan UPI sendiri dan banyak lembaga-lembaga lainnya.
“Memang di negara maju khususnya di Asia Timur (Jepang, Korea Selatan dan China) tes kebugaran untuk masyarakat ini telah dilakukan secara periodik setiap satu tahun sekali, biasanya dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari kategori usia anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Sehingga tidak mengherankan apabila di negara-negara tersebut menjamur semacam lembaga konsultan kebugaran”, ujar Agus.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh dari tingginya tingkat kebugaran masyarakat di Jepang dengan budaya bersepeda dan jalan kaki dapat menurunkan cost kesehatan APBN negara serta mampu mencapai harapan hidup dan harapan hidup sehat tertinggi di dunia, tutur Agus. (Deny)