Pekanbaru-UPI Kembangkan Desa Wisata Kreatif Berbasis Agro

Bandung, UPI

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru, Riau menandatangani Nota Kesepahaman Bersama antara Wali Kota Pekanbaru dan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia. Nota kesepahaman tersebut diserahkan Ketua DPRD Pekanbaru, Puji Daryanto, Kamis (19/3/2015), di Gedung Partere Kampus UPI jalan Dr. Setiabudhi nomor 229 Bandung.

1

Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Terkait hal tersebut, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., mengatakan akan menjalankan amanah tersebut untuk dilaksanakan secara serius.

“Ini pekerjaan besar untuk mengembangkan Desa Wisata Kreatif Berbasis Agro, yaitu menjual nilai lokal kepada dunia internasional menjadi perhatian UPI sebab di dalamnya terdapat unsur mendidik dan mengembangkan potensi sumber daya manusia,” kata Rektor UPI.

Dikemukakan, UPI memiliki komitmen tinggi dan menjawab kepercayaan tersebut dengan bekerja sepenuh hati dalam mengembangkan potensi yang dimiliki Kota Pekanbaru seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia, peternakan, pertanian, perikanan dan pariwisata yang ada di desa-desa, beserta permasalahannya.

3

Ketua Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kewirausahaan Kreatif (P3K2) UPI Dr. Lely Yulifar, M.Pd., mengatakan, di samping menyerahkan dokumen, perwakilan DPRD yang terdiri atas Rustam Panjaitan, Puji Daryanto, Aidil Amri dan Sigit Yuwono, juga melakukan audiensi dengan pimpinan UPI untuk membuat link yang permanen antara perguruan tinggi (akademisi), masyarakat/komunitas, dan pemerintah, terkait pengembangan Agro Based Creative Tourism Center atau Desa Wisata Kreatif Berbasis Agro yang ada di Kota Pekanbaru.

Desa Wisata Kreatif Berbasis Agro mencoba menggabungkan ide, inovasi, dan know-how dari dunia akademik dan kemampuan finansial pemerintah, diharapkan penggabungan ini dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan desa di Pekanbaru, dimana melalui program ini, produk akan cepat terserap pesat serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk memperoleh economic return yang tinggi. (Dodiangga)

2