Pemberdayaan Pengrajin Kertas Daluang di Desa Cikedung Lor Indramayu: Upaya Melestarikan Tradisi dan Meningkatkan Ekonomi Kreatif
|Indramayu, Jawa Barat (2/8) – Kegiatan “Strategi Pemberdayaan Masyarakat: Penguatan Keterampilan Kreatif Pengrajin Kertas Daluang” dalam Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi (PDTI) 2024 membawa angin segar bagi masyarakat Desa Cikedung Lor, Indramayu. Program ini bertujuan untuk melestarikan tradisi pembuatan kertas daluang sekaligus meningkatkan keterampilan kreatif dan ekonomi masyarakat setempat. Pelaksanaan program ini direncanakan melalui 2 tahap.
Program tahap 1 dilaksanakan pada tanggal 2-3 Agustus 2024, bertempat di Gedung Belajar Yayasan Surya Pringga Dermayu, Desa Cikedung Lor, Kabupaten Indramayu. Kegiatan ini diikuti oleh 30 pemuda anggota Surya Pringga Dermayu. Mereka sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang terdiri dari pelatihan, diskusi, hingga praktik langsung di lapangan.
Ketua Tim Pelaksana, Prof. Dr. Yulianeta, M.Pd., bersama dengan anggota tim yaitu Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd., Dr. Halimah, M. Pd., Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos, S.Pd., MM., Dr. Agung Zainal Muttakin Raden, M.Ds., memaparkan berbagai materi terkait sastra, naskah, alih wahana naskah, hingga pengembangan ekonomi kreatif. Beberapa mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia turut terlibat dalam program tersebut yaitu Mohammad Wildan Rohmatan Lilalamin, Icha Nur Octavianissa, Chandra Wijoto, dan Ahmad Ramdhan Akhyarulrijal, dari prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Hari pertama pelatihan dimulai dengan sambutan hangat dari Ketua Komunitas Pengrajin Daluang Surya Pringga Dermayu, Sri Tanjung Sugiarti Tarka, S.Hum., yang menyampaikan pentingnya melestarikan tradisi pembuatan kertas daluang. Ia menyampaikan bahwa produksi kertas daluang masih terbatas dan harus diberdayakan lebih maksimal. Selanjutnya, Prof. Dr. Yulianeta, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Dr. Agung Zainal Muttakin Raden dari Universitas Indraprasta PGRI Jakarta memimpin diskusi untuk menggali potensi yang ada di komunitas pengrajin daluang SPD Indramayu ini.
Kertas daluang merupakan jenis kertas tradisional khas Indonesia yang dibuat dari serat pohon saeh (Broussonetia papyrifera). Proses pembuatannya yang rumit dan memerlukan ketelatenan menjadikan kertas ini memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi. Dengan program ini, diharapkan tradisi pembuatan kertas daluang dapat terus dilestarikan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Desa Cikedung Lor.
Hari kedua, kegiatan dibuka dengan Tembang Asmarandana, Sinom, dan Dangdanggula yang dibawakan oleh Ki Lebe Warki dan Tarjaya menambah kekayaan budaya acara ini. Selanjutnya, Prof. Yulianeta, M.Pd. memaparkan materi “Pengenalan Manuskrip Nusantara dan Alih Wahana Manuskrip” yang kemudian dilanjutkan dengan paparan Dr. Agung Zainal Muttakin Raden, M.Ds. yang memutarkan film animasi pendek hasil alih media manuskrip ke dalam format visual digital yang disadur dari kearifan lokal di Aceh. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi digital dalam melestarikan naskah-naskah kuno sehingga dapat diakses oleh generasi masa kini maupun masa yang akan datang.
Selain memberikan pelatihan teknis, kegiatan ini juga mendorong peserta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai naskah kuno, transkrip, dan sejarah Indramayu. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berlangsung sepanjang kegiatan. Setelah itu, Abdullah Maulani, M.Hum., seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan materi tentang peta dan sebaran naskah kuno di Indramayu dengan tujuan menambah wawasan peserta tentang warisan sejarah dan budaya daerah kelahiran para peserta.
Setelah dibekali materi, para peserta terjun langsung ke lapangan untuk mengunjungi kebun saeh. Di sana, para peserta melihat langsung proses pembuatan kertas daluang yang dipimpin oleh Sri Tanjung Sugiarti Tarka, S.Hum. Mulai dari memotong pohon saeh, menguliti, ditumbuk dengan kayu permukaan kasar dan halus, hingga menjemur kertas basah yang nantinya menjadi kertas daluang dan dapat digunakan untuk menulis transkrip. Pengalaman langsung ini memberikan wawasan mendalam tentang proses tradisional yang memerlukan ketelitian dan kesabaran.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, khususnya dari pihak mitra yang bekerja sama dengan tim riset. Masyarakat dan para pengrajin daluang memperoleh wawasan dan informasi lebih luas untuk mengeksplorasi berbagai kesenian berbasis daluang. Program ini diharapkan berkelanjutan, dengan tujuan membantu pengrajin kertas daluang menciptakan karya-karya kreatif yang bernilai, seperti souvenir, furniture, atau barang-barang bermanfaat lainnya. Diharapkan keberlanjutan program ini dapat dilaksanakan oleh para pengrajin sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi kreatif dan memberikan kontribusi positif dari aspek ekonomi.
Pada tahap selanjutnya, program ini akan menghadirkan Dr. Tedi Permadi, M.Hum., ahli daluang dan kodikologi, untuk memberikan penguatan, serta Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., MM., yang akan memberikan materi mengenai pemasaran digital sebagai bekal bagi komunitas dalam memasarkan produk kerajinan dari daluang maupun hasil alih wahana manuskrip kuno. Penyerahan peralatan PDTI secara resmi kepada mitra oleh Prof. Dadang Sunendar, M.Hum., dan Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd. direncanakan berlangsung pada awal November 2024.
Program ini tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda dapat menghargai dan melanjutkan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.