Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berperan Penting dalam Wujudkan Tujuan Pendidikan Nasional

Bandung, UPI

Dunia olahraga di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai macam masalah. Belum optimalnya kemajuan politik (political will) pemerintah dalam menangani olahraga menjadi salah satunya penyebabnya. Lainnya, sistem pembinaan belum terarah, lemahnya kualitas Sumber Daya Insani olahraga, belum optimalnya peran Lembaga Pendidikan Tinggi Olahraga (LPTO). Disamping itu, lemahnya peran lembaga/bidang penelitian dan pengembangan olahraga, serta terbatasnya sarana dan prasarana, juga sulitnya pemanfaatan fasilitas olahraga, dan masih kaburnya pemahaman dan penerapan pendidikan jasmani dan olahraga.

Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Dr. Herman Subarjah, M.Si., saat menyampaikan Pidato Pengukuhan Guru Besar di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tentang Pedagogi dalam Pembinaan Olahraga Nasional di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Selasa (7/8/2018). Prof. Dr. Herman Subarjah, M.Si., diangkat dalam Jabatan Akademik Profesor atau Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1342/A2.3/KP/2016, dalam bidang Ilmu Pendidikan Keolahragaan.

Meskipun banyak faktor yang menentukan prestasi olahraga, lanjutnya, pendidikan jasmani dan pembinaan olahraga memiliki peranan yang sangat strategis dan unik. Dijelaskannya,”Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran penting dan andil besar dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional yang menunjang pendidikan karakter bangsa.  Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas fisik akan berhasil apabila dilakukan dengan prinsip yang benar, memiliki isi, strategi yang digunakan tepat, dan dilakukan evaluasi secara tepat. Keberhasilan tersebut akan lebih tinggi apabila dilakukan selaras dengan teori belajar gerak yang meliputi tahapan kognisi, asosiasi, dan otomatisasi.”

Pendidikan Jasmani populer di masyarakat dan diposisikan sebagai kontribusi unik dari Pendidikan Jasmani, ujarnya, karena meliputi kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dan pengetahuan tentang kebugaran jasmani dan keterampilan gerak, yang berujung pada pembentukan gaya hidup aktif dan sehat sepanjang hayat.

Pembinaan olahraga di Indonesia masih perlu peningkatan dan pengembangan lebih lanjut, karena di samping harus mengejar ketinggalan dengan negara-negara lain, Indonesia juga masih memiliki berbagai kendala dalam pembinaannya. Menurut Siedentop,”Partisipasi dalam olahraga dapat membantu siswa menjadi lebih terampil dalam bermain, menjadi lebih sadar akan fair play, menjadi cerdas dan terampil pada aspek lain dari olahraga, dan lebih pandai berperilaku baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota tim.”

Dalam rangka memperkecil kesenjangan untuk memperkuat peran pendidikan jasmani dan olahraga serta pembinaan olahraga nasional, maka hal urgen yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan infrastruktur kelembagaan dari mulai pemerintah, LPTK,  sekolah, organisasi profesi dan masyarakat.

“Pendidikan jasmani sebagai awal pembinaan olahraga, kebijakan pembinaan olahraga nasional, penerapan UU-SKN 2005, peran lembaga pendidikan tinggi olahraga, penelitian dan pengembangan olahraga, pembangunan sarana dan prasarana olahraga, peningkatan kualitas sumber daya manusia, sistim pembibitan dan pemanduan bakat, pembinaan cabang olahraga prestasi, serta kemauan politik pemerintah dalam menangani olahraga, menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan,” tegasnya.

Peran pendidikan jasmani sangat strategis, karena dapat menjangkau semua ranah perilaku seperti domain fisik, sosial, afektif, dan kognitif. Kemudian, dikatakan unik karena penjas memiliki kontribusi yang tidak dimiliki mata pelajaran lain, seperti kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dan pengetahuan tentang kebugaran dan gerak, serta pembentukan gaya hidup aktif dan sehat sepanjang hayat,” jelasnya.

Untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut, katanya, pendidikan jasmani dan pembinaan olahraga harus dijadikan sebagai gerakan nasional. Gerakan nasional ini perlu terus dibangun dan ditingkatkan agar lebih meluas dan merata di seluruh tanah air untuk menumbuhkan dan menciptakan budaya olahraga yang sehat, terampil, dan berprestasi.Ditegaskannya, hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama, semua orang yang mencintai dan mendambakan kehidupan yang lebih baik, beradab, bermartabat, berprestasi dan diakui dunia internasional, mulai dari pemerintah, organisasi profesi, LPTK, serta sekolah. Ini merupakan suatu pekerjaan yang sangat berharga dan mulia. Memang tidak mudah mengatasi berbagai permasalahan yang kita hadapi, namun apabila tidak memulainya, maka bukan mustahil masalah itu akan menjadi lebih serius lagi bahkan membuahkan kehancuran di masa yang akan datang. (dodiangga/humasupi)