Peneliti Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Lakukan Investigasi Suara Batin pada Aktivitas Membaca

Inner speech adalah perilaku yang kerapkali dilakukan individu dalam aktivitas sehari-hari. Ia dinilai dapat memberikan pengaruh positif terhadap kognisi dan memori kerja manusia. Salah satu kegiatan yang selalu melibatkan inner speech adalah aktivitas membaca senyap. Saat membaca senyap hasil pola mekanisme inner speech pada tiap individu pun berbeda-beda yang dipengaruhi oleh pola bahasa dan pola intonasinya. Tim peneliti dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI berhasil menghasilkan temuan melalui perekaman Elektroensefalografi (EEG) untuk mengetahui mekanisme inner speech yang optimal saat melakukan aktivitas membaca senyap. Tim peneliti ini merupakan kolaborasi dari dosen dan mahasiswanya yang terdiri dari Jatmika Nurhadi, S.S., M. Hum. dan Rosita Rahma, S.Pd., M.Pd., yang dibantu oleh jajaran mahasiswa yaitu Nurul Ashyfa Khotima, Sintia Hapsyah Rahman, dan Widi Rahayu.

Kegiatan ini melibatkan 20 orang partisipan yang terdiri dari 5 mahasiswa laki-laki dan 15 mahasiswa perempuan. Para partisipan telah diberikan dua stimulus untuk membaca teks artikel ilmiah berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Dengan pemberian stimulus, peneliti dapat memperoleh hasil bahwa perbedaan bahasa akan memengaruhi area Brodmann mana yang lebih dominan digunakan dalam melakukan inner speech. Perbedaan lokalisasi area Brodmann yang optimal terjadinya karena adanya pengaruh dari kognisi dan bahasa yang digunakan oleh partisipan. Korelasi neural yang terekam melalui EEG diukur menurut gelombang frekuensi pada rentang 1-40Hz untuk kemudian diolah menggunakan software LORETA Key v20200709.

Peneliti menyebutkan bahwa hasil tes membaca dari partisipan menunjukkan adanya tiga kategori tingkatan yang terbagi menjadi: 1) kategori skor membaca tinggi; 2) kategori skor membaca sedang dan; 3) kategori skor membaca rendah. Data inilah yang kemudian dikorelasikan untuk menghasilkan area inner speech yang optimal dalam proses membaca senyap artikel ilmiah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Peneliti menyebutkan bahwa kajian ini masih merupakan penelitian dasar yang memanfaatkan studi elektroensefalografi. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut yang berfokus pada aspek terapan. Melalui temuan ini, pada riset berikutnya para peneliti berharap dapat memperoleh model optimalisasi inner speech untuk meningkatkan atensi membaca artikel ilmiah. Selain itu, peneliti juga berharap dengan adanya momentum ini dapat menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk bersikap kritis dan berinovasi agar memberikan kontribusi bagi pengetahuan khsusunya pengetahuan di bidang bahasa dan sastra.