Pengajaran BIPA Merefleksikan Kebutuhan Bangsa Indonesia

KIPBIPA XII diselenggarakan Gedung Achmad Sanusi UPI pada 8, 9, dan 10 November 2022, menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pembicara.

Bandung – UPI

Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan refleksi dari kebutuhan bangsa yang mengharapkan adanya internasionalisasi bahasa Indonesia. Hal tersebut guna menegaskan eksistensi bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa di dunia internasional.

Demikian pernyataan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana, dan Sumber Daya UPI, Prof. Dr. Adang Suherman, M.A., dalam wawancara selepas penutupan Konferensi Internasional Pengajaran BIPA (KIPBIPA) XII di Gedung Achmad Sanusi, Rabu (09/11/2022).

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana Prasarana, dan Sumber Daya UPI, Prof. Adang Suherman, menjelaskan pentingnya BIPA sebagai refleksi kebutuhan bangsa (09/11/2022).

Sesuai dengan tema konferensi tahun ini, “Strategi Penguatan Diplomasi Bangsa melalui Internasionalisasi Bahasa Indonesia”, Prof. Adang menekankan bahwa pengajaran BIPA merupakan sebuah keniscayaan, sehingga menurutnya, “Perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat dirasakan langsung kebermanfaatannya bagi para penutur asing ini.”

Guru Besar Bidang Pedagogi Olahraga tersebut menyebut KIPBIPA sebagai salah satu upaya tersebut. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan konferensi ini. Kebersamaan di antara warga negara yang berbeda untuk mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia, tercermin dalam kegiatan ini,” sambung Prof. Adang.

Senada dengan pernyataan tersebut, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, menuturkan bahwa kini pengajara BIPA perlu terus digencarkan. Sebab menurutnya, peran dan posisi Indonesia di dunia internasional kini telah semakin diperhitungkan di kancah internasional.

Selain itu, Teuku menyebut bahwa berbagai tantangan global saat ini merupakan alasan rasional dari pentingnya pengajaran BIPA. “Baik itu pandemi, geopolitik, dan ekonomi global yang  tidak sedang baik-baik saja semakin mengharuskan kita untuk melakukan sinergitas, determinasi, dan konsistensi dalam upaya penguatan BIPA,” pungkasnya.

KIPBIPA XII mendapat respons yang positif dari berbagai kalangan. Hal tersebut diungkap oleh ketua panitia kegiatan, Dr. Suci Sundusiah, M.Pd. KIPBIPA XII terselenggara atas kerja sama UPI, Afiliasi Pengajar dan Pegiat (APP) BIPA, dan berbagi institusi lain, mulai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Konferensi internasional yang diselenggarakan pada 8 s.d. 10 November ini pun sukses menggaet ratusan peserta dari dalam dan luar negeri. “Alhamdulillah KIPBIPA ini diikuti oleh 400 orang peserta baik secara daring maupun luring,” sambung Dr. Suci. Konferensi diisi oleh pematerian, sidang pleno APP BIPA, pemakalahan, dan berbagai acara hiburan. (Kevinadya, kontributor Humas UPI)