Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2017-2022 Dikukuhkan

Bandung, UPI

Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita mengukuhkan secara resmi Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2017-2022 di eL Royale Hotel Bandung pada Senin, 4 Desember 2017.  Pengukuhan turut dihadiri Kepala Staf Presiden yang juga Ketua Dewan Penasehat IKA UPI Teten Masduki, Rektor UPI Asep Kadarohman, Ketua Dewan Guru Besar UPI Fuad Abdul Hamied, pengurus komisariat IKA UPI di Jawa Barat, dan sejumlah sesepuh IKA UPI seperti Popong Otje Djundjunan dan Zulkabir.

Dalam sambutannya, Enggartiasto menegaskan bahwa keberadaan IKA UPI merupakan sebuah keberlanjutan sejarah keberagaman yang secara historis melekat dengan UPI. Komposisi pengurus IKA UPI, papar Enggar, mencerminkan spirit keberagaman alumni UPI yang kini berdiaspora ke berbagai daerah maupun profesi dan garis politik. Namun demikian, aneka rupa latar belakang dan fortofolio pengurus tersebut melebur dan menyatu ketika mereka berhimpun dalam wadah IKA UPI.

Menteri Perdagangan Kabinet Kerja ini menegaskan, meski pengurus IKA UPI banyak yang di antaranya berasal dari partai politik, namun organisasi IKA UPI tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun. IKA UPI adalah organisasi mandiri dan netral. “Jangan menarik-narik IKA UPI ke politik. Kalau saja mau menarik atau mengklaim ke dalam partai politik, maka saya sendiri sebagai ketua umum yang melakukannya duluan,” ujarnya sambil tersenyum.

Ihwal kemajemukan tersebut, Enggar bercerita tentang perjalanannya sebagai aktivis mahasiswa puluhan tahun silam. Politikus Partai Nasdem yang ketika mahasiswa aktif sebagai pemimpin Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini bercerita dirinya sangat dekat dan solid sebagai aktivis IKIP Bandung bersama pentolan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan sejumlah organisasi kemahasiswaan lainnya.

“Saya ini GMKI, Bang Zul (Zulkabir, red) IMM, almarhum Bang Sofyan itu HMI. Semua bersatu di UPI. Semua tidak ada masalah. Ini membuktikan bahwa UPI merupakan rumah besar kita bersama. UPI memiliki tradisi kuat dalam merawat kemajemukan. Kemajemukan ini yang harus terus kita jaga di IKA UPI. UPI ini miniatur Indonesia,” tegas Enggar disambut tepuk tangan hadirin.

Lebih jauh Enggartiasto menjelaskan, komposisi Pengurus Pusat IKA UPI 2017-2022 merepresentasikan kemajemukan dalam beberapa hal. Pertama, menyangkut keterwakilan fakultas, angkatan, dan gender. Dia memastikan bahwa tim yang dipimpinnya hingga lima tahun depan mewakili berbagai fakultas yang ada di UPI, sehingga tidak ada dominasi salah satu fakultas atau beberapa fakultas. Komposisi jua menimbang regenerasi yang didatandai dengan masuknya sejumlah angkatan muda ke dalam struktur pengurus, termasuk pengurus harian. Sementara keberpihakan pada perempuan ditandai dengan masuknya sejumlah aktivis perempuan ke dalam skuad 2017-2022.

DCIM100GOPRO

Kedua, kemajemukan juga ditandai dengan keterwakilan latar belakang profesi alumni saat ini. Selain beragam kader partai politik yang menyatu di dalam IKA UPI, latar belakang profesi termasuk yang menjadi pertimbangan utama. Enggar mencontohkan, bila sebelumnya unsur pimpinan IKA lebih didominasi alumni yang bergerak di ranah politik dan perguruan tinggi, pengurus saat ini turut menempatkan guru dan pemimpin organisasi guru ke dalam barisan ketua. Hal ini diperkuat dengan masuknya sejumlah birokrat pendidikan ke dalam unsur pimpinan.

Unity in Diversity

Dalam sambutannya, Rektor UPI Asep Kadarohman mengaku sangat menyambut baik dan sangat siap membangun kerjasama dengan Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2017-2022. Asep secara khusus memberikan catatan pada pokok-pokok sambutan Ketua Umum Enggartiasto Lukita terkait keberagaman dalam tubuh IKA UPI maupun almamater. Konsep ini sejalan dengan upaya universitas dalam merawat kebhinekaan.

“Ada frase menarik yang tadi disampaikan Ketua Umum IKA UPI, yakni IKA UPI sebagai rumah kita. Saya kira ini frase yang menyejukkan kita semua. Intinya unity in diversity. Dalam keragaman, kita merupakan satu kesatuan. Marilah kita bangun tangga sedemikian rupa sehingga satu alumni saling menopang dengan alumni yang lainnya,” tandas Asep.

Untuk mendukung upaya tersebut, Asep mengungkapkan pihak universitas telah menyediakan sebuah bangunan bersejarah untuk dijadikan sekretariat IKA UPI. Keberadaan sekretariat di dalam kampus diharapkan mampu menghadirkan suasana “rumah kita” bagi para alumni sebagaimana disampaikan Ketua Umum IKA UPI Enggartiasto Lukita.

Menanggapi salah satu bagian pidato Ketua Umum IKA tentang pendidikan vokasi, Rektor mengaku tengah mengembangkan pusat-pusat keunggulan pendidikan vokasi di kampus daerah. Meski pemerintah menilai pendidikan vokasi sebagai sebuah kebutuhan, namun Asep menilai kajian-kajian mengenai pendidikan vokasi masih terbilang kurang. Untuk itu, UPI mengajak segenap alumni untuk bersama-sama dengan universitas dalam mengembangkan pendidikan vokasi.

Di bagian lain, Asep melaporkan bahwa per 11 September 2017 lalu UPI telah memiliki dana abadi pendidikan dengan dana awal sebesar Rp 14,7 miliar. Hasil dana abadi ini akan dimanfaatkan untuk membantu mahasiswa yang secara ekonomi memiliki keterbatasan. Dengan demikian, meskipun mahasiswa tidak mampu membayar biaya pendidikan, mereka tetap bisa menikmati pendidikan di UPI.

“Sejalan dengan itu, kami mengajak para alumni untuk bersama-sama membesarkan dana abadi ini. Kalau para alumni berminat menambah dana abadi itu, maka ingatlah alamat kampus kita tercinta ini, Jalan Setiabudhi Nomor 229. Nomor itu yang menjadi penanda dalam nomor rekening dana abadi, lengkapnya: Bank BNI, nomor rekening 229 229 4 229. Alamat sekaligus nomor itu diharapkan menjadi pengingat para alumni terhadap rumah kita tadi, IKA UPI rumah kita semua. UPI rumah kita semua,” tandas Rektor. (Najip Hendra SP/Wasekjen IKA UPI)