Peran Komunikasi dalam Tumbuh Kembang Anak

2

Oleh SANI RUSYDA RAHMANI

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)

SETIAP perempuan pasti merasakan menjadi seorang ibu. Nah bagaimana cara ibu berkomunikasi yang baik kepada anak, apakah benar dari sang anak masih di dalam kandungan? Let’s see! Anak adalah karunia tuhan yang luar biasa hebat. Setiap anak punya keunikan masing-masing. Dan setiap bunda punya cara masing-masing pula dalam berkomunikasi dengan anak. Seberapa penting  komunikasi dengan anak dari masa kehamilan? Jawabannya sangat penting. Kenapa? Agar otak anak lebih terangsang dan lebih mengenal suara juga perilaku dari sang bunda.

Langkah pertama yang harus dilakukan bunda saat hamil adalah menjadi ibu yang bahagia. Karena dengan perasaan yang bahagia, akan membuat pikiran menjadi positif. Walaupun terkadang mendengar hal yang negatif tetapi selalu hal positif yang di ambil. Langkah kedua pilihlah musik kesukaan bunda. Misalkan pop atau jazz. Pilihlah musik yang berirama tenang. Irama tenang akan membuat pikiran bunda menjadi rileks. Rileks akan membuat semua kegiatan terasa mudah dikerjakan. Pada saat bunda bekerja, atau diam di rumah tetap akan rileks.

Langkah ketiga yaitu sering-seringlah berkomunikasi dengan calon bayi sambil mengelus perut bunda. Komunikasi bisa berupa sapaan, menanyakan kabar. Intinya ucapkan apapun, karena di dalam perut bayi tidak diam, bayi mendengar apapun yang bunda katakan. Maka dari itu jaga ucapan bunda ya, ucapkanlah yang baik-baik. Untuk langkah selanjutnya, komunikasi tidak hanya dari ucapan bisa juga dari tindakan. Sering-seringlah bunda melakukan senam hamil dan renang. Selain membuat badan menjadi rileks, pikiran bahagia, olahraga pun bisa memudahkan proses kelahiran.1

Nah jika sang bayi sudah lahir tugas bunda belum selesai. Pernah dengar cerita ada anak yang dibuang orangtua nya dihutan dan diurus oleh srigala hingga perilakunya seperti srigala? Apa yang terjadi jika ibu menelantarkan begitu saja anaknya? Sang anak tidak akan bisa bicara, tidak tahu caranya makan, tidak tau caranya berperilaku. Begitu besar peran orangtua kepada anak. Saat anak masih satu tahun, bunda mengajarkan caranya makan, mengajarkan berbicara. Hal itu adalah proses dari belajar dan berkomunikasi. Maka jangan heran jika ada anak yang tidak tahu sopan santun, lihatlah dulu keluarganya. Karena semua berawal dari keluarga.

Tadi sudah dibahas komunikasi saat anak masih dalam kandungan. Setelah anak beranjak sekolah, bunda tetap mengawasi. Bunda harus bisa berbagi peran. Menjadi teman, ibu, ayah, kaka. Sehingga saat anak ada masalah dia mau menceritakan semuanya. Kecenderungan jarak atau batasan antara ibu dan anak bisa mengakibatkan anak jauh dari orangtua, dan menganggap orang tua sebagai hal yang menakutkan yang harus dihindari. Jika mengambil konteks luar negri jelas seperti itu. antara ibu dan anak tidak terlalu dekat.

Tetapi bagi orang Asia, ibu adalah segalanya. Perlu bunda ketahui,  sang anak menyukai pendekatan secara interpersonal. Maksudnya adalah, komunikasi yang dilakukan bunda dan anak harus dari hati ke hati. Keterbukaan dan pengertian nomor satu. Jika sudah ada keterbukaan, saat anak mengalami masalah dia mau menceritakannya tidak akan menutup nutupi.

Bunda jangan cepat emosi jika anak sudah ada keinginan bercerita, berikanlah dia apresiasi. Bukan berarti membiarkannya tetapi berilah pengertian kepada anak agar tidak melakukannya lagi. Dengan begitu komunikasi bunda dan anak bisa efektif. Nah semoga bagi calon bunda atau bunda-bunda dimanapun bisa berkomunikasi dengan baik kepada anak tercinta. Awali-lah hidup dengan senyum, bersyukur dan positif.