Perbaikan Jalan, Pedagang Gegerkalong Merugi

KOMPASIANA
KOMPASIANA

Bandung, UPI

Sekitar dua pekan pengecoran jalan Gegerkalong Girang berlangsung. Jalan ditutup dari depan jalan Setiabudhi sampai ujung jalan Gegerkalong Girang. Akses kendaraan roda empat dari jalan utama ditutup total, hanya kendaraan roda dua yang bisa mengakses. Beberapa pedagang mengaku dagangannya kurang laris ketimbang hari biasa. Rahman, pedagang minuman merasakan omset penjualannya berkurang.

“Biasanya kalau enggak ditutup dagangan saya jam lima sore sudah habis. Kalau sekarang jam tujuh malam baru habis,” ujar Rahman ketika ditemui di kiosnya yang tepat berada di sisi jalan Gegerkalong Girang, Rabu (22/10/14).

Tak hanya Rahman, ternyata penjaja makanan lainnya juga merasakan hal yang sama. Hal ini dituturkan oleh Nita pedagang seblak. Menurutnya, perbaikan jalan ini memberikan keuntungan juga kerugian pada dagangannya.

“Bagus sih akhirnya jalan ini diperbaiki juga tapi dagangan saya dari tadi siang masih segini saja,” jawab Nita ketika ditanya perihal dagangannya.

Menurut Enda penjual roti bakar, setiap hari ia bisa membawa pulang laba bersih dagangan sebesar Rp 300.000-450.000. Selama dua pekan ini ia hanya membawa pulang keuntungan sebesar Rp 250.000 per hari. Perbedaan yang cukup signifikan.

Jalan Gegerkalong Girang memang sudah saatnya diperbaiki karena teknik hot mix sudah tidak lagi mempan menanggulangi luapa air saat hujan deras. Akibatnya, aspal pada jalan terkikis dan perlahan membuat lubang. Pengendara sudah lama mengkomplain masalah lubang jalan yang kian membesar. Enda menambahkan bahwa ia sangat optimis setelah perbaikan jalan ini selesai dagangannya akan lebih laris. (Citra Meidyna, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)