Peringatan Dan Bimbingan Secara Dialogis

Bandung, UPI

Rabu (3/11), Allah Swt. menjelaskan tentang sebuah perbandingan antara orang-orang yang bertakwa kepada Allah Swt. dengan orang-orang yang berdosa dan apa yang telah Allah siapkan untuk kedua golongan itu serta keadaan orang-orang yang berdosa pada hari Kiamat, melalui Q.S. Al-Qalam ayat 34-43. Maka dari itu penjelasan Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami Peringatan dan Bimbingan secara Dialogis dari ayat tersebut.

اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ ٣٤ اَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِيْنَ كَالْمُجْرِمِيْنَۗ ٣٥ مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَۚ ٣٦ اَمْ لَكُمْ كِتٰبٌ فِيْهِ تَدْرُسُوْنَۙ ٣٧ اِنَّ لَكُمْ فِيْهِ لَمَا تَخَيَّرُوْنَۚ ٣٨ اَمْ لَكُمْ اَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ اِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُوْنَۚ ٣٩ سَلْهُمْ اَيُّهُمْ بِذٰلِكَ زَعِيْمٌۚ ٤٠ اَمْ لَهُمْ شُرَكَاۤءُۚ فَلْيَأْتُوْا بِشُرَكَاۤىِٕهِمْ اِنْ كَانُوْا صٰدِقِيْنَ ٤١ يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَّيُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَۙ ٤٢ خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗوَقَدْ كَانُوْا يُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ وَهُمْ سٰلِمُوْنَ ٤٣

Artinya: (34) Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapatkan surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (35) Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam (orang yang tunduk kepada Allah) seperti orang-orang yang pendurhaka (orang kafir)? (36) Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimana kamu mengambil putusan? (37) Atau, apakah kamu mempunyai kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu pelajari? (38) Sesungguhnya di dalamnya kamu dapat memilih apa saja yang kamu sukai. (39) Atau, apakah kamu memperoleh (janji-janji yang diperkuat dengan) sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat, (yakni) bahwa kamu dapat mengambil putusan (sekehendakmu)? (40) Tanyakanlah kepada mereka (kaum musyrik) siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap (putusan yang diambil itu). (41) Atau, apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Kalau begitu, hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka orang-orang benar. (42) (Ingatlah) pada hari ketika betis disingkapkan (yakni huru-hara di hari Kiamat) dan mereka diseru untuk bersujud. Namun, mereka tidak mampu. (43) Pandangan mereka tertunduk dan diliputi kehinaan. Sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat (tetapi mereka enggan). (Q.S. Al-Qalam/68: 34-43)

Di dalam ayat-ayat ini terdapat beberapa pernyataan yang menerangkan tentang dalil akal, dalil naqli, perjanjian manusia dengan Tuhannya dan peringatan yang disampaikan secara dialogis oleh Allah Swt. serta terlihatnya sebuah perbedaan antara orang yang beriman dan orang yang durhaka kepada Rabbnya. Selain itu juga mengungkapkan betapa dahsyatnya hari kiamat dan terbukanya segala tabir sehingga segala hakikat akan tampak jelas melalui sujud. 

Allah Swt. telah menyiapkan surga yang penuh dengan kenikmatan, kebahagiaan, dan kesenangan bagi orang-orang yang bertakwa. Sementara itu orang-orang kafir beranggapan bahwa, apabila kehidupan setelah mati itu benar adanya, maka tidak terdapat perbedaan dengan kehidupan di dunia. Hal ini kemudian membuat Allah mempertanyakan siapa di antara mereka yang bertanggung jawab atas argumen tersebut. Kemudian Nabi Muhammad Saw. memberikan jawaban, bahwasannya mereka beranggapan akan ada sekutu-sekutu mereka yang siap membantu. Sehingga di hari Kiamat yang sangat dahsyat nanti, mereka semua tidak mampu untuk bersujud karena pandangan yang tertunduk dan diliputi oleh kehinaan atas segala perbuatan mereka dahulu. (Cikal Aktar Muttaqin)