Piki S. Pernantah, Mahasiswa S3 IPS SPs UPI, Ikuti Seminar Internasional di Jepang

Tokyo, UPI

Piki S. Pernantah, mahasiswa Program Doktor IPS Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti kegiatan dan menjadi pemakalah dalam The 16th Asian Conference on Education (ACE2024) di Tokyo, Jepang pada Senin hingga Jumat (25-29/11/2024).

Sebanyak 650 orang peserta dari 45 negara yang terdiri dari berbagai budaya dan disiplin ilmu yang berfokus pada kajian pendidikan hadir pada kegiatan ACE 2024 tersebut.

Menurut Piki, ACE 2024 mendorong para akademisi untuk bertemu dan bertukar ide serta pandangan dalam forum internasional yang merangsang dialog yang berkualitas. Acara ini juga memberikan kesempatan luar biasa untuk membangun relasi, jaringan, dan memfasilitasi kemitraan melintasi perbatasan nasional dan disiplin ilmu.

Sejak didirikan pada tahun 2009, IAFOR telah menyatukan orang-orang dan ide-ide dalam kegiatan Seminar Internasional Pendidikan, ACE 2024 yang ke-16 terasa begitu menarik karena begitu banyak rangkaian lainnya yang dilaksanakan selain kegiatan utama, seperti Workshop Presentation, The Forum IAFOR, Conference Dinner, dan Cultural Event berupa Workshop Kimono Jepang. Lebih lanjut dapat mengunjungi website https://ace.iafor.org.

Dalam kegiatan seminar internasional ini, Piki S. Pernantah turut mempresentasikan makalah dengan topik “Environmental Empathy Through the Paradigm of Postmodernism Based on Indigenous Peoples’ Local Wisdom” yang menjadi sumber belajar dan kajian dalam pendidikan IPS.

Dalam paparan makalah ini, turut diperkenalkan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai asal peserta seminar. Piki mengucapkan terima kasih kepada BPPT-LPDP sebagai penyandang dana dalam kegiatan ini. “Setelah mengikuti seminar ini, diharapkan ilmu yang sudah didapatkan dapat dibagikan kepada rekan-rekan yang lain, dapat terus mengembangkan diri, serta dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun universitas. Dalam aktivitas kegiatan juga banyak berkenalan dengan akademisi dan peneliti dari negara lain yang berpeluang untuk membangun kolaborasi, seperti Korea Selatan, Mesir, Taiwan, Philipine, Bangladesh, dan sebagainya,” ujarnya.