Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Berkolaborasi dengan Kirihuci Indonesia Selenggarakan Webinar Kewirausahaan Berbasis E-Marketing

Selasa, 27 September 2022, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI bersama dengan Kirihuci Indonesia menyelenggarakan Webinar Kewirausahaan yang diketuai oleh Dr. Afi Fadlilah, S.S., M.Hum. dengan tema “Strategi Jitu Wirausaha Milenial Membangun Bisnis Melalui E- Marketing”. Kegiatan webinar ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dengan jumlah peserta sebanyak 394 peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Melalui sambutannya, Dr. Mahmud Fasya, S.Pd., M.A. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dr. Isah Cahyani, M.Pd. selaku Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI menyampaikan tujuan dilaksanakannya webinar kewirausahaan ini. Tujuan dilaksanakannya webinar ini adalah untuk memotivasi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI untuk memiliki ketertarikan dalam berwirausaha. Terlebih, peluang bisnis melalui e-marketing pada masa kini dan masa depan sangat besar.

Silakan teman-teman akan mendapatkan ilmu yang luar biasa bersama tim Pak Irwan Hermawan hari ini. Terlebih, cara membuat sebuah rencana wirausaha di era milenial ini dengan memanfaatkan e-marketing supaya teman-teman bisa meraih pangsa pasar yang luas dan mendapatkan berkah– Dr. Mahmud Fasya, S.Pd., M.A.

“Dengan adanya webinar wirausaha ini diharapkan ananda semua (mahasiswa) bisa membuat strategi bagaimana membangun bisnis e-marketing. Terlebih, sebuah program studi dikatakan maju apabila alumninya melanjutkan kuliah, membangun jejaring wirausaha, dan bekerja dengan penghasilan yang memadai” – Dr. Isah Cahyani, M.Pd.

Kegiatan webinar kewirausahaan ini berlangsung sejak pukul 08.00 s.d. 14.37 WIB yang di dalamnya lima pematerian. Pematerian pertama disampaikan oleh Irwan Hermawan, S.E., M.M. yang merupakan coach enterpreunership dan export import bersertifikat, asesor BNSP, Fasnas penyelia Halal MUI, dan Fasda penyelia BPPOM. Materinya berjudul “Smart Work dalam Membangun Bisnis E-Marketing”. Pada awal pemaparannya, narasumber menekankan bahwa dalam berwirausaha harus menerapkan prinsip “Don’t work hard, work intelligent” (Jangan bekerja keras, bekerjalah dengan cerdas).

Seorang wirausaha harus mampu memanfaatkan akal dan pikiran yang diberikan Allah Swt. untuk berpikir cerdas demi mencapai tujuan dan hasil yang maksimal– Irwan Hermawan, S.E., M.M.

Dalam pemaparannya, narasumber menyampaikan bahwa seorang wirausahawan dalam melahirkan ide bisnis perlu (1) melakukan survei terkait masalah yang ada di sekitar, (2) mengamati tren yang sedang terjadi, (3) melakukan desain thinking, (4) berani beda dan out of the box, dan (5) menambahkan value add dari produk atau jasa. Selain itu, seorang wirausahawan harus sadar akan pentingnya mengurus perizinan bisnisnya, seperti NIB, P-irt, HAKI, merek dagang, sertifikat halal, dan uji mutu, kedaluwarsa, dan GMP/CCPOB agar produk dapat diakui dan mendapatkan perlindungan hukum.

Selain mengurusi perizinan usaha, kemasan produk pun perlu menjadi perhatian seorang wirausahawan sebab kemasan mampu mencerminkan kualitas produk dan mampu menarik minat pembeli. Semua bisnis e-marketing dapat memanfaatkan berbagai macam media sosial, seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube. Narasumber pada akhir pemateriannya menekankan bahwa seorang wirausahawan yang memanfaatkan e-marketing setidaknya harus memahami cara kerja Search Engine Optimization dan Search Engine Marketing.

Pematerian kedua tentang “Analisis dan Penerapan E-Marketing Kirihuci Indonesia” disampaikan oleh Irma Soraya, S.T. selaku pemilik usaha Kirihuci Indonesia. Narasumber memulai pemaparan dengan menceritakan rekam jejaknya sebagai seorang entrepreneur mulai dari berjualan pulsa, menjadi reseller kaos, topi, sepatu, kosmetik, dan masih banyak lagi. Walaupun banyak usaha yang telah dilakukan selama masa kuliah, narasumber tetap memandang semua itu sebagai optimisme.

Semua itu bukan menjadi suatu kegagalan, tetapi menjadi sebuah proses” – Irma Soraya, S.T.

Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan konsep dasar dari wirausaha dan digital marketing. Adapun jenis-jenis dari digital marketing adalah website, search engine marketing, social media marketing, online adversiting, email marketing, dan video marketing. Dalam berwirausaha, strategi digital marketing pun harus dipikirkan mulai dari sasaran pasar, pemilihan jenis konten, storytelling dan copywriting, dan evaluasi.

Narasumber menyebutkan bahwa beberapa strategi bisnis yang dilakukan oleh Kirihuci Indonesia adalah (1) membuat grade produk menjadi grade A dan B untuk menentukan target pasar, (2) mematenkan produk memproses legalitas/izin produk, (3) melakukan uji masa kedaluwarsa dan nutrition fact agar kualitas produk terjamin dan dapat meyakinkan pembeli, (4) bergabung dalam banyak kegiatan agar produk semakin dikenal, dan (5) bekerja sama dengan UMKM lain. Adapun kiat- kiat yang diberikan oleh narasumber untuk menjadi entrepreneur milenial adalah (1) memiliki motivasi dan mengetahui konsekuensi, (2) menanamkan mindset (growth mindset), (3) menggali ide kreatif, dan (4) mengetahui perkembangan pemasaran digital.

Narasumber ketiga merupakan Muhammad Ahda Imaduddin Abdurrohim, S.Pd., Manajer Informasi dan Teknologi Kirihuci Indonesia. Materi yang disampaikan berjudul “Content Creator: Menata Kata dan Visual”. Narasumber membagi pembahasan menjadi tiga topik besar, yaitu desain grafis, content creator, dan copywriting.

Disadari atau tidak, kehidupan kita dipenuhi dengan konten mulai dari membuka mata (pagi hari) sampai menutup mata (malam hari). Tidak hanya itu, setiap dari kita pasti kerap kali membuat konten mulai dari aktivitas sehari-hari yang sedang dijalani, pencapaian hidup, dan masih banyak lagi. Itu semua dapat disebarkan melalui status di status WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, sebuah konten pasti memiliki tujuan tertentu, seperti hiburan, promosi, dan sebagainya.

Semua bisa jadi content creator– Muhammad Ahda Imaduddin Abdurrohim, S.Pd.

Seperti yang dikatakan narasumber, semua orang dapat menjadi content creator dengan tujuannya masing-masing. Kaitannya dengan wirausaha, konten yang dibuat harus diperuntukkan bagi perluasan pangsa pasar sehingga tujuan dari wirausaha dapat tercapai. Seorang wirausahawan juga harus menentukan target pasarnya dan jenis konten yang akan digunakan untuk pemasaran, baik itu berupa video, gambar, audio, teks, stories, dan live video.

Sekurang-kurangnya, ada enam sumber yang dapat dimanfaatkan oleh seorang wirausahawan untuk mencari ide konten, yaitu Google Alert, Keyword Everywhere, YouTube, Instagram Story, Pinterest, dan buku. Seorang wirausahawan dalam membuat desain grafis harus mampu menyampaikan tujuan secara utuh kepada target pasar. Tujuan tersebut harus dikemas dalam desain grafis yang memanjakan mata. Beberapa cara pembuatan desain grafis yang baik, yaitu (1) seimbang (balance) di setiap bagiannya, (2) adanya pengulangan (repetition), dan (3) adanya variasi (variety) mulai dari warna, bentuk huruf, ataupun ukuran.

Dalam membuat copy/tulisan yang menarik untuk mempromosikan sebuah produk, ada rumus jitu yang ditawarkan oleh narasumber. Rumus tersebut diberi nama AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action). Pada bagian attention, mulailah tulisan dengan sesuatu yang menarik perhatian pembeli. Lalu, ikuti dengan fakta produk yang dapat menarik minat dan rasa penasaran pembeli. Kemudian, tawarkan jawaban dan solusi kepada pembeli bahwa produk Anda adalah jawabannya. Terakhir, arahkan pembeli untuk mengambil tindakan sesuai yang kita harapkan (membeli produk/memakai jasa).

Materi keempat pada kegiatan webinar kewirausahaan berjudul “Penerapan Media Sosial dalam E- Marketing”. Materi tersebut disampaikan oleh Hera Amalia Mandasari, S.S. selaku Manajer Media Sosial Kirihuci Indonesia. Narasumber memulai pemaparannya dengan menjelaskan definisi dari media sosial. Narasumber menyebutkan bahwa media sosial, seperti TikTok, Instagram, YouTube, WhatsApp, LinkedIn, Twitter, dan Facebook, dapat dimanfaatkan sebagai ruang untuk melakukan bisnis berbasis e-marketing. Kemudian, tujuh media sosial tersebut diurutkan menjadi (1) Facebook, (2) YouTube, (3) WhatsApp, (4) Instagram, dan (5) Twitter yang didasarkan pada jumlah pengguna, penggunaan dalam sehari-hari, dan rentang usia.

Adapun urgensi dari media sosial dalam meningkatkan keberhasilan bisnis melalui e-marketing adalah untuk (1) meningkatkan brand awareness, (2) mendapatkan feedback produk dan strategi pemasaran, dan (3) mempelajari kompetitor. Selain penting, media sosial pun memiliki manfaat yang besar, di antaranya (1) real-time trends, (2) know your competitors, dan (3) attract audience. Narasumber pun menjelaskan bahwa seorang wirausahawan yang memanfaatkan media sosial sebagai ruang untuk berbisnis harus senantiasa menyiapkan strategi (tujuan, platform, dan jenis konten), membuat perencanaan yang konsisten, selalu memantau aktivitas pengikut di media sosial (komentar dan pesan masuk), melakukan analisis (mengecek insight).

Pematerian terakhir pada kegiatan webinar kewirausahaan ini disampaikan oleh Mochammad Rizki Juanda, S.S. selaku Manajer Market Place Kirihuci Indonesia dengan materi “Penerapan Market Place dalam E-Marketing”. Dalam pemaparannya, narasumber menyebutkan bahwa seorang wirausahawan yang melakukan pemasaran produk melalui market place harus (1) menentukan spesifikasi nama, (2) riset lokasi sekitar, (3) riset menu jualan, (4) waktu operasional yang disesuaikan dengan keadaan sekitar, (5) deskripsi menu, (6) promo yang tersedia dalam market place (seperti Go-Food/GrabFood), dan (7) memantau penilaian dari pembeli (review dan bintang).

Ada tiga market place di Indonesia yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu Shopee, Tokopedia, dan Blibli.com. Tentunya, ketiga market place tersebut memiliki keunggulannya masing- masing. Setelah itu, narasumber menjelaskan bahwa seorang wirausahawan haru mampu memosisikan diri sebagai konsumen, mempertimbangkan segala kemungkinan ejaan tidak baku dari produk Anda (seperti keripik, kiripik, dan kripik), bergabung ke dalam komunitas audiens, dan melirik kompetitor.

Kegiatan webinar kewirausahaan ini diakhiri dengan agenda sesi tanya jawab. Peserta yang antusias bertanya diberikan kesempatan dengan cara mengirimkan pertanyaannya melalui kolom pesan Zoom dan disampaikan secara langsung dengan cara menggunakan fitur angkat tangan. Pada kegiatan ini, panitia memberikan sertifikat kegiatan kepada seluruh peserta sebagai bentuk apresiasi atas partisipasinya dalam kegiatan webinar wirausaha ini.

Kontributor: Afi Fadillah