Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang dan SD Taman Muda Ibu Pawiyatan, Yogyakarta, Tandatangani MoU

Yogyakarta, UPI

Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang dan Sekolah Dasar (SD) Taman Muda Ibu Pawiyatan, atau yang lebih populer dengan sebutan SD Taman Siswa, Daerah Istimewa Yogyakarta, sepakat melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bidang pendidikan di SD Taman Siswa Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, Senin (16/4/2018). Hadir dalam kesempatan tersebut, Majelis Luhur, Majelis Ibu Pawiyatan, para pimpinan dan praktisi pendidikan, dan para siswa di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan.

Menurut Ketua Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang Dr. Maulana, M.Pd.,”Penandatanganan perjanjian kerjasama ini nantinya akan menaungi setiap kegiatan yang berbasis pada pengembangan kompetensi guru sekolah dasar melalui beberapa program, seperti pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK); pendampingan pelaksanaan kurikulum sekolah dasar; pelatihan penyusunan perencanaan pembelajaran, desain didaktis, serta instrumen evaluasi bagi guru. Di samping itu, ada juga program pengumpulan data untuk analisis kebutuhan atau pengembangan kurikulum PGSD UPI Kampus Sumedang yang berorientasi ke masa depan serta mengakomodasi kebutuhan praktik pembelajaran di sekolah.”

Lebih lanjut dijelaskan, dalam kesempatan yang sama, sebanyak 123 mahasiswa Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang angkatan 2017 didampingi para dosennya mengikuti kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam rangka mengembangkan kultur akademis sekaligus mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di lingkungan Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang, PkM dipimpin oleh Dr. Maulana, M.Pd.

”Selama kurang lebih 6 jam, kami melaksanakan kegiatan pengabdian yang sasarannya para siswa dan guru sekolah SD Taman Muda Ibu Pawiyatan atau SD Taman Siswa. Kegiatan PkM kami bagi dalam 6 sesi. Pertama, mengajak berpikir tingkat tinggi dengan ragam teka-teki serta penggunaan aneka aplikasi ICT. Kedua, mengenalkan dunia IPA yang penuh keajaiban. Ketiga, pengajaran bahasa Inggris yang asyik. Keempat, melatih keterampilan tangan membuat hasta karya dari benda di sekitar. Kelima, demostrasi pengelolaan kelas berbasis teknologi, serta keenam, permainan yang mencerminkan jati diri bangsa dan bermuatan nilai edukasi,” ungkapnya.

Sementara itu, lanjutnya, dilakukan pula kegiatan diskusi interaktif-ilmiah antara seluruh dosen PGSD dengan jajaran guru SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Topik yang dibicarakan adalah bagaimana nilai-nilai ketamansiswaan sejak zaman Ki Hajar Dewantara hingga saat ini terus diamalkan dalam setiap bentuk aktivitas pembelajaran maupun keseharian para siswa, tanpa membedakan apakah siswa tersebut merupakan siswa biasa, ataukah berkebutuhan khusus.

Ditegaskannya,”Banyak siswa berkebutuhan khusus sepenuhnya dilibatkan di setiap aktivitas, dididik dan dimotivasi untuk jadi pribadi-pribadi mandiri dan terampil. Seperti dicontohkan oleh Kepala SD Taman Muda Ibu Pawiyatan, Nyi Anastasia Riatriasih, M.Pd., dengan melatih kemandirian dan keterampilan pada setiap siswa, apalagi mereka yang berkebutuhan khusus, memungkinkan mereka bisa survive di tengah kehidupan masyarakat sekitarnya. Ada beberapa siswa berkebutuhan khusus, mampu berprestasi di berbagai bidang, salah satunya mampu menghasilkan karya lukisan yang terjual dengan harga cukup tinggi, sekitar lima ratus ribu rupiah lebih.” (dodiangga)