Prof. Didi Suryadi, Menawarkan Pemikiran Bukan Ambisi Jabatan

Didi Suryadi OkPEMILIHAN Rektor Universitas Pendidikan Indonesia masa bakti 2015-2020 tengah dalam proses. Sebanyak enam bakal calon rektor sudah resmi diumumkan. Salah satu bakal calon rektor yakni Prof. Dr. Didi Suryadi, M. Ed. menawarkan ide pemikirannya untuk menjadi pemimpin tertinggi di UPI ini, khusunya dalam kultur akademik.

Didi merupakan profesor sekaligus guru besar pendidikan Matematika. Dia juga menjadi Direktur Sekolah Pascasarjana UPI saat ini. Selama lebih dari satu dekade, ia terlibat aktif dalam merintis pengembangan dan penyebarluasan lesson study di Indonesia. Dirinya juga memiliki pengalaman berinteraksi dengan pakar dan praktisi Jepang yang membuka wawasannya untuk mengkaji hakikat pengajaran dan pembelajaran serta proses berpikir pendidik.Didi Suryadi-2

Pada tahun 2009, gagasannya tentang Didactical Design Research (DDR) mulai dirintis sebagai pendekatan penelitian baru dalam mengkaji rancangan bahan ajar. Hingga menerbitkan sebuah buku berjudul, “Kemandirian Pendidik: Kisah Pendidik Reflektif dan Profesional Pembelajaran,” yang juga merupakan hasil dari penerapan persepketif gagasannya DDR bersama rangkaian pengalaman pendidik guru, calon guru, kepala sekolah dan guru.

Ketika terpublish bahwa UPI sedang akan mencari rektor baru, banyak dukungan dan dorongan yang mengalir kepada dirinya untuk bisa maju menjadi calon rektor yang baru. Tak menyia-nyiakan hal tersebut, akhirnya Didi mengajukan diri mendaftar menjadi calon rektor. Bukan untuk kepentingan atau jabatan, mencalonkan menjadi rector merupakan wujud komitmennya sebagai akademisi.

“Secara pribadi ataupun keluarga, jabatan bukan menjadi orientasi, tetapi ini merupakan komitmen saya sebagai akademisi untuk memimpin lembaga dan mengembangkannya. Banyak orang yang meminta dan mendukung saya, ya saya tidak bisa menolak. Namun saya tetap mewujudkan idealisme saya,” ungkap Didi yang ditemui di sela-sela pekerjaannya di ruang Direktur Pascasarjana UPI, Rabu (22/4/2015).

Kini menjadi calon rektor UPI 2015-2020, Didi ingin mengembangkan pengalaman yang ia sudah dapatkan tersebut, melalui visi misi nya yakni pengokohan landasan menuju Universitas Riset dan Inovasi dalam Continuous Improvement, Collective Exellence, dan Greater Contribution.Didi Suryadi-3

“Saya ingin berbagi apa yang sudah dan sedang saya lakukan saat ini, terutama dalam hal riset. Jadi pengalaman saya membangun kultur akademik, saya membagi tiga. Pertama adalah Continuous Improvement dengan peningkatan terus menerus melalui riset. Kedua adalah Collective Exellence, kalau mau unggul kita semua mahasiswa, dosen dan komunitas harus bisa bersinergi. Ketiga adalah Greater Contribution, memberikan kontribusi yang besar terhadap perubahan masyarakat,” papar Didi.

Dalam hal ini, Didi menyambut tantangan dan peluang yang ada. Di mana tantangan dan permasalahan yang dihadapi bangsa memerlukan inovasi edukatif UPI sehingga kontribusi berbasis riset selalu meningkat. Dirinya juga menjelaskan tiga tantangan mindset yang memperlemah kultur riset. Ketiga hal tersebut budaya imitative, prosuderal adminstratif, dan komunitas yang terisolasi.

Sasaran dari pengokohan landasan UPI menuju universitas riset dan inovasi yang menjadi visi Didi ini ada tiga sasaran. Peningkatan berkelanjutan kapasitas dan potensi sivitas akademika UPI dengan menumbuhkan budaya riset menjadi sasaran yang pertama. Kedua adalah kolektif sivitas akademika UPI melalui jejaring kolaborasi riset. Serta perluasan kontribusi UPI menuju World Class University melalui kemitraan startegis.

Strategi yang diterapkan pun beragam yakni memperkuat mindset riset untuk peningkatan keahlian dan pembentukan jiwa entrepreneurship sivitas akademika. Selain itu membangun budaya riset dengan memperluas jejaring kolaborasi riset dan kemitraan. Terakhir mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya dan efektifitas tata kelola berbasis pengetahuan dan komitmen kepemimpinan yang visioner dan demokratis.

Ditanya soal program kerja, Didi memiliki program kerja utama yakni mindset riset, kultur riset, serta daya dukung. Dalam mindset riset, Didi memfokuskan pada peningkatan kapasitas keahlian pendidik dan tenaga, pemberdayaan komunitas belajar, serta perluasan jejaring kemitraan.Pilrek-6

Sementara kultur riset, Didi ingin membangun kultur riset dengan memberikan kesempatan yang setara, membangun kultur kolaborasi, dan membangun kultur inovasi. Juga daya dukungnya adalah menjalankan tata kelola berbasis kinerja melalui prinsip meryt sistem , transparansi, akuntabel dan berorientasi mutu. Serta pemberdayaan sumberdaya dan menjalankan kemempinan yang visioner, responsif, demokratis dan berbagai peran.

Didi juga menjelaskan jika nanti dirinya terpilih menjadi rektor, hal yang akan ia lakukan adalah membangun kesadaran kolektif atau kebersamaan. Potensi berbeda-beda yang dimiliki UPI harus dilakukan secara bersama-sama. Ini merupakan hal terpenting menurut Didi yang akan ia benahi.

Namun soal optimisnya menjadi rektor, Didi mengaku tak ambisius. Didi hanya berharap jika ide dan pemikiran yang ia miliki ini diterima dengan baik, ia akan siap menjalankan kepemimpinannya menjadi rektor dengan pemikirannya tersebut. Tidak ada unsur politik.

“Bagi saya menjadi rektor bukan hal yang penting. Siapa pun rektornya ya, saya dukung. Bagi saya jabatannya nggak penting, tapi pemikirannya. Orientasi saya adalah kepada pemikiran dan idealisme saya,” tambahnya. (Bagas Abdiel K.T, Alwan Husni R, Harly Ramadhan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI, Foto: Deny Nurahmat)Disur