Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si.: Sharing idea, Itu Target Saya

Asep KadarohmanUNIVERSITAS Pendidikan Indonesia segera memiliki pemimpin baru. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. sebagai Rektor UPI akan berakhir masa baktinya. Kini, terdapat enam bakal calon rektor yang akan menggantikan. Salah satunya adalah Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si. yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA).

Saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/04/2015), ia mengatakan bahwa pemilihan rektor ini adalah momen baginya untuk menyampaikan ide dan pikiran kepada civitas akademik. “Sharing idea, itu target saya!” ucap pria yang juga menjadi anggota American Chemical Society ini.

Prof. Asep Kadarohman mengungkapkan, hal yang harus segera dibenahi UPI adalah dorongan untuk publikasi karya dosen pada media terstandar. “Dikti sekarang menetapkan jurnal yang terindeks Scopus. Mungkin itu yang dimaksud media standar. Riset yang dilakukan dosen itu harus sampai kepada publikasi. Ujungnya itu, bukan di laporan, tapi ujungnya itu publikasi,” ujarnya.

Dalam kemahasiswaan, Prof. Asep Kadarohman menyebutnya, sinergitas antara kegiatan akademik dan kegiatan kemahasiswaan. “Artinya, kegiatan akademik ini secara sinergis saling mendukung kegiatan kemahasiswaan. Contoh, untuk kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). PKM itu proposalnya bisa dihasilkan sebagai produk mata kuliah metode penelitian,” katanya.

Untuk itu, dalam kertas kerjanya dia menuliskan sebelas program kerja untuk mencapai visi UPI sebagai universitas pelopor dan unggul. Kesebelas program tersebut adalah penguatan penjaminan mutu internal; Penataan struktur anggaran dan penerapan intensif berbasis kinerja; Peningkatan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan; Penelitian dan pengabdian masyarakat kompetitif dan pembinaan; Peningkatan publikasi ilmiah; Peningkatan kapasitas IT dan akses e-journal; Pembangunan sarana/ prasarana kampus; Percepatan daya saing mahasiswa dalam bidang penalaran; Peningkatan jumlah dosen dan mahasiswa asing; Peningkatan sarana dan prasarana serta pembukaan program studi unggulan di Kampus Daerah; serta Penataan usaha universitas, dana abadi, dan kredit mahasiswa ekonomi kurang mampu.Asep-2

UPI kini menjadi universitas dengan statuta Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNbh). Menurutnya, dalam kertas kerja tersebut, kriteria kinerja PTNbh merupakan tantangan dan bisa menjadi ancaman serius bagi UPI. Untuk itu, Prof. Asep Kadarohman menargetkan, pada 2015 ini, kriteria kinerja PTNbh segera tercapai. Di antaranya, akreditasi UPI yang kini B menjadi A. Program studi dengan akreditasi A hingga saat ini baru mencapai 38,41%, maka dia menargetkan hal tersebut berubah menjadi 80%. Selain itu, Prof. Asep juga menginginkan ada satu program studi berakreditasi internasional.

Selain itu, dalam kertas kerjanya, Prof. Asep Kadarohman melakukan analisis SWOT terkait kesiapan UPI untuk mencapai visi dan misi UPI. Dia menuliskan kekuatan UPI, beberapa di antaranya adalah status UPI sebagai PTNbh, multi Kampus, yaitu terdapat lima kampus daerah, serta jati diri UPI dalam bidang pendidikan. Namun, kelemahan yang dimiliki UPI beberapa di antaranya adalah jumlah dosen lulusan luar negeri, publiksi ilmiah, kualitas input mahasiswa, serta kualifikasi tenaga kependidikan.

Mengenai persiapan untuk presentasi kertas kerja, Prof. Asep Kadarohman menjawab dengan santai. “Kegiatannya standar, kita menyiapkan paper point, melakukan analisis SWOT terhadap kondisi existing UPI sekarang, dan itu akan dijadikan dasar program kerja yang akan dipresentasikan,” ujarnya. Sekilas menggambarkan, dia akan mempresentasikan program kerjanya dan lebih membuka untuk berbagi ide untuk UPI yang lebih baik. “Jadi tidak terlalu kepada isu pemilihan rektor, menurut saya itu tidak penting,” ucapnya.Pilrek-4

Saat ditanya mengenai optimisme terpilih sebagai rektor, Prof. Asep Kadarohman enggan menjawabnya. “Sebenarnya rektor itu oleh Allah SWT sudah ditentukan. Jadi jangan terlalu berpikir banyak untuk hal itu. Jadi kalau kita berpikir ke arah sana, kita tidak akan produktif lagi,” katanya. (Gema Primanda, Fachmi Maulana, Gustri Yorizal/ Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI/Foto: Deny Nurahmat)