Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si. : “Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menulis”.

Bandung, UPI

Sampai saat ini, profesi seorang penulis merupakan sebuah pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Kemampuan seseorang dalam menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berfikir. Di Indonesia sangat banyak yang memiliki cita-cita sebagai seorang penulis, namun sangat disayangkan hanya sedikit saja yang dapat mewujudkannya. Hal inilah yang melatarbelakangi Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk melaksanakan Workshop Penulisan Buku Ajar bagi mahasiswa dan dosen di lingkungan SPs UPI, Selasa (30/10/2018).

Dalam sambutannya, Dr. Paed. Wahyu Sopandi, M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Dasar SPs UPI menyampaikan betapa pentingnya Workshop Penulisan Buku Ajar ini bagi para mahasiswa dan dosen. Beliau berharap kegiatan ini dapat dijadikan ajang diskusi dan pertukaran pengalaman dalam proses perancangan buku ajar dan motivasi dalam menulis. “bagi dosen dan mahasiswa, menulis merupakan sebuah keniscayaan, untuk itu kami berharap kegiatan ini dapat memberikan motivasi untuk dapat lebih produktif melahirkan buku ajar baru dan karya tulis lainnya sebagai ciri dari masyarakat akademis khususnya di lingkungan Sekolah Pascasarjana UPI”. Tambahnya.

Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., sebagai Pemateri utama menyampaikan sekaligus berbagi pengalamnnya tentang bagaimana agar menjadi pribadi yang memiliki motivasi dalam menulis. Menunrutnya, ada lima poin orientasi seseorang yang dapat dijadikan motivasi dalam menulis. Pertama, Orientasi Materil, sebagai tujuan komersil yang dapat mendatangkan keuntungan dari hasil tulisan kita apalagi menurutnya hingga dapat menulis novel best seller dengan royalty melimpah. Kedua, Orientasi Eksistensi dimana seseorang menulis untuk mengejar populeritas dan pengakuan dari masyarakat. Ketiga, Orientasi Personal yang bersifat lebih pribadi dengan tujuan untuk mencurahkan atau mengekspresikan perasaan melalui tulisan pengalaman atau kisah pribadi untuk dapat dibaca orang lain. Keempat, Orientasi Sosial yang bertujuan untuk mempengaruhi atau mengubah cara berfikir masyarakat dalam membangun peradaban. Dan yang kelima adalah orientasi Spiritual yang dijadikan sebagai salah satu bentuk ibadah dan bertujuan untuk menggapai pahala dengan mengajak pembacanya untuk melakukan perbuatan yang baik.

Dalam kesempatan ini, Prof. Suwatno juga menampilkan sosok-sosok penulis klasik yang karyanya yang mendunia yang masih digunakan sebagai teori mendasar bagi kepentingan akademik di masa sekarang. Selain itu juga kemunculan penulis-penulis muda yang inspiratif seperti Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Tere Liye, Asma Nadia dan penulis lainnya diharapkan dapat menjadi pemicu keinginan para mahasiswa untuk mau memulai menulis dan menghasilkan karya yang diakui oleh masyarakat dunia.

“Menulis itu bukan tanpa kendala, penulis kerapkali dihadapkan pada berbagai variable kendala dan hambatan seperti Merasa Tidak Berbakat menulis, tidak ada ide, tidak suka menulis, tidak berani menerima kritik, dan tidak punya waktu untuk menulis, namum dengan motivasi yang tinggi dan etos yang kuat, seseorang dapat menangkal kendala tersebut dan melahirkan karya tulis yang berkualitas”. Tambahnya.

Dalam kesempatan ini, hadir pula Prof. Dr. Drs. H. Rahman, M.Pd., yang senantiasa membagikan pengalaman menarik baik dalam hal akademis maupun non-akademis dalam proses kegiatan menulis dan turut memberikan semangat bagi para peserta untuk dapat menuangkan pemikiran-pemikirannya melalui suatu karya tulis yang dapat diterima oleh masyarakat. (ay)