Prof Suwatno: Menulis Buku Itu…

Bandung, UPI

Alasan mengapa kita menulis tentu saja bisa beragam, tegasnya, misalnya berorientasi pada material, eksistensial, personal, sosial atau spiritual. Namun ketika tujuannya sangat pragmatis seperti untuk mendapatkan materi atau memburu popularitas, merupakan motivasi yang sah-sah saja. Oleh karena itu, untuk menjadi penulis yang baik kita harus memperbanyak baca buku dan membaca bahan bacaan lain dan sering mendiskusikan serta merenungkan isi buku yang kita baca. Sering-seringlah mengamati dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan kehidupan sekitar kita. Tidak lupa untuk memperluas pergaulan dan area sosialisasi kita dengan orang lain.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., saat berbicara menjadi narasumber dalam kegiatan Kuliah Umum yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Matematika SPs UPI dengan tema “Kiat-Kiat Penulisan Buku Teks” di Auditorium SPs UPI, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (19/11/2019).

Ditegaskan sebelumnya,”Ketika kita bertanya pada seorang pakar tentang bagaimana kiat-kiat menulis buku, maka sebaikanya kita harus terlebih dahulu mampu menjawab pertanyaan mengapa kita harus menulis. Mengapa harus demikian, karena proses menulis dimulai dengan pertanyaan why. Ini karena pertanyaan why lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi dan misi hidup kita di dunia. Sementara pertanyaan How, lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses latihan.”

Persiapkan diri untuk menulis, lanjutnya, karena ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan, yaitu menggali dan menemukan gagasan/ide, untuk mempermudah proses penemuan ide, cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming. Kemudian tentukan tujuan, genre dan segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selanjutnya tentukan topik. Dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya.

“Kegiatan selanjutnya adalah membuat outline. Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan. Kegiatan yang tidak kalah penting adalah mengumpulkan bahan materi/buku. Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan,” ungkapnya lagi.

Tulis dulu, edit dan revisi kemudian, harapnya. Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis, karena menulis itu harus sabar. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berfikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis. Jangan lupa untuk memperhatikan target waktu, selalu disiplin, perhatikan kenyamanan dalam menulis, lengkapi fasilitas yang menunjang dan cari sesuatu yang mmbuat kita semangat (mood booster). (dodiangga)