Program Magister Pendidikan BIPA SPs UPI Selenggarakan Kuliah Visiting Professor dari Moscow State University

Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) bekerja sama dengan Universitas Negeri Moskow Rusia menyelenggarakan kuliah daring. Dosen Visiting Professor  dalam kuliah ini yaitu Marina Frolova, Ph.D. (Dosen Universitas Negeri Moskow). Ini adalah sesi keempat setelah sesi pertama “Pembelajaran BIPA di Rusia dan Pengenalan Bahasa Rusia”, sesi kedua “Pengenalan Bahasa Rusia dan Kendala Pemelajar Rusia Belajar BIPA, dan sesi ketiga “Pembelajaran Sastra Indonesia di Rusia”. Perkuliahan daring ini diselenggarakan sebanyak 8 pertemuan setiap Kamis, pukul 13.00-14.40 sejak 16 September 2021 sampai dengan 4 November 2021.

Pada sesi keempat ini, Marina Frolova membawakan topik “Folklor dan Sastra Klasik Rusia”.  Sepanjang sejarah Rusia, katanya, sastra Rusia telah berkembang mulai dari zaman paganisme, era sastra kuno, zaman pencerahan, sampai ke zaman emas.

Marina Frolova menjelaskan, sejak zaman paganisme sebelum abad ke-9, orang Rusia mengenal kepercayaan rakyat seperti pamali, pantangan atau larangan, dan takhayul. Misalnya harus melirik cermin jika mengambil barang tertinggal, mengambil jalan lain jika jalan yang kita lewati dilintasi kucing hitam, mengetuk kayu tiga kali ketika sesuatu diucapkan terlalu awal, jangan melewati bawah tangga, dan banyak kepercayaan lainnya.

“Ada juga kepercayaan hantu seperti hantu penunggu rumah bernama Domovoy, hantu hutan bernama Leshiy, hantu air bernama Vodyanoy, dan Rusalki yaitu arwah penasaran. Seorang Peneliti Folklor bangsa Slavia Timur, Dmitry Zelenin, baru mencatat kepercayaan-kepercayaan masyarakat tersebut pada abad ke-18 dan ke-19,” jelasnya.

Marina Frolova juga memaparkan seorang ahli folklor lainnya, Vladimir Propp, meneliti morfologi dongeng Rusia, latar belakang sejarah di balik dongeng Rusia, perbandingan folklor dengan kenyataan, serta hari raya agragis di Rusia. “Ada banyak dongeng terkenal di Rusia. Misalnya dongeng tentang “Iwan Si Bodoh”, dongeng tentang raja-raja atau tsar Rusia, dongeng “Wasilisa Yang Bijaksana”, dongeng si nenek-jahat Baba-Yaga, dan dongeng-dongeng bertemakan naga dan kesatria,” tambah Marina Frolova.

Pada abad ke-9 agama Kristen masuk Rusia. Ini menyebabkan dunia sastra ikut terpengaruh. Orang Rusia mulai mengenal kemampuan baca tulis di kulit kayu Birch. Karena itu pengawetan pengetahuan sudah dapat dilakukan dalam buku kuno. “Dmitry Likhachov, Peneliti Sastra Rusia Kuno, banyak meneliti tentang cerita dan hikayat pada era ini,” jelas Marina Frolova.

Marina Frolova kemudian menceritakan cerita rakyat dan hikayat yang terkenal, misalnya cerita “Perjalanan Saudagar Afanasiy Nikitin dari kota Tver ke Negeri Seberang Tiga Lautan” dan “Cerita Panglima Drakula” yang tercatat pada akhir abad ke-15. “Yang sangat menarik dan digemari orang Rusia, adalah cerita roman Petr dan Fewronia dari kota Murom yang tercatat pada abad ke-16,” tambahnya.

Selanjutnya sastra Rusia memasuki zaman pencerahan pada abad ke-18 yaitu aliran sentimentalism yang dipengaruhi budaya Eropa Barat. Perubahan era ini terjadi bersamaan dengan pemindahan ibu kota Rusia ke Saint-Petersburg. “Pada zaman ini, banyak karya sastra satire dengan sentuhan komedi. Karya yang terkenal adalah komedi “Kurang Ajar” karangan Denis Fonvizin, dan “Perjalanan dari Petersburg ke Moskow” karangan Aleksander Radishchev,” kata Marina Frolova.

Terakhir, Rusia memasuki zaman emas pada abad ke-19. Pada era ini lahirlah seorang pendiri bahasa Rusia baku, Alexander Pushkin, di kota Moskow, “Pushkin adalah seorang pengembang bahasa sastrawi yang melahirkan banyak prosa, drama dan puisi,” tambah Marina Frolova.

Masih banyak lagi sastrawan Rusia pada zaman ini yang karyanya terkenal sampai ke seluruh dunia. Misalnya Nikolai Gogol, Iwan Goncharov, Ivan Turgenev, Fyodor Dostoevsky, dan Leo Tolstoi dengan karya Anna Karenina-nya.

Kontributor: Fani Fajrini D.D.