Pusat Penelitian dan Pengembangan EKKIP LPPM UPI Bahas Parekraf di Jawa Barat

Bandung, UPI

Sebanyak 75 orang yang terdiri dari 40 dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 10 orang unsur Pemerintah Daerah (Pemda), 25 orang unsur dari mahasiswa, tendik UPI, media, dan masyarakat mengikuti Lokakarya yang membahas Peran Perguruan Tinggi dalam Kajian dan Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata di Jawa Barat. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI, berlangsung di Ruang Rapat lantai 1 LPPM UPI, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (15/8/2019).

Dalam laporannya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan EKKIP Prof. Juju Masunah M.Hum., Ph.D., mengatakan,”Jika mempelajari perkembangan ekonomi kreatif di Scotland, UK, program Pemda memiliki hubungan dengan kegiatan Tri dharma perguruan tinggi, baik dalam pendidikan, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat, sehingga, sinergitas harus terbangun antara pemerintah dengan perguruan tinggi. Diharapkan, seluruh peserta dapat memiliki kesempatan untuk menganalisis hasiI-hasil riset dan kebermanfaatannya, sehingga dapat dibuat desain kegiatan riset dan pengabdian yang saling mendukung dan berkonstribusi bagi UPI dan Pemda, serta masyarakat.”

Ditegaskan kembali, katanya, bahwa kegiatan ini merupakan sarana untuk bertukar pikiran antar sivitas akademika UPI dengan Pemda mengenai pengembangan ekonomi kreatif, dan pariwisata di Jawa Barat. Sehingga dapat dirumuskan sebuah desain pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata di kampus UPI dan di desa. Hal ini juga bermanfaat untuk membangun jejaring dan mensinergikan kegiatan riset dan pengabdian UPI dengan program Pemda, dunia usaha, serta kebutuhan masyarakat. Keterlibatan mereka menjadi sangat penting. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran mengenai program Pemda dan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sivitas akademika UPI.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Suhendra, M.Ed., Ph.D., dalam paparannya menegaskan bahwa keberadaan sebuah perguruan tinggi di suatu wilayah seyogyanya bisa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi maupun Daerah. Sinergi itu artinya take and give, saling menguntungkan. Jika berbicara tentang sinergitas ini harus dimaknai bagaimana kedua belah pihak diuntungkan.

“Riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi idealnya membumi, sehingga tidak asyik dengan ilmu-ilmu yang teoritis saja, sehingga tidak menyentuh kebutuhan masyarakat sekitar. Sementara di sisi lain, Pemda juga jangan asyik dengan kebijakan yang sifatnya rutin yang setiap tahun ada. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan akan efektif dan terjadi jika keduanya dikolaborasikan, antara kebijakan/program Pemda dengan hasil riset perguruan tinggi,” ungkapnya.

Perguruan tinggi adalah entitas akademik yang selalu bersentuhan dengan Pemda, serta dengan program-program yang diprogramkan dan dilaksanakan oleh Pemda, ungkapnya lagi. Sayangnya posisi strategis ini tidak selalu diantisipasi atau diimplementasikan dengan kegiatan-kegiatan yang sinergi, artinya hanya sebatas wacana dan pada prakteknya tidak selalu mulus. Seringkali kebijakan di tingkat top management tidak sampai unit teknis sehingga ketika MoU ditandatangani tidak merembes kepada hal-hal yang berkaitan dengan teknis. Artinya eksekusi kegiatan ada di kawasan teknis. Selama ini banyak MoU-MoU kita yang ompong, yang ditandatangani tapi tidak terimplementasikan dengan efektif.

Ditegaskannya,”Pertemuan yang mempertemukan Pemda, perguruan tinggi, media, dan masyarakat serta unsur terkait lainnya menjadi auto critic atau instrospeksi diri bagi perguruan tinggi terkait efektifitas program tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki 3 ranah, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Ini yang menjadi pintu masuk yang strategis, bagaimana pembelajaran di kelas selalu berkaitan dengan kebutuhan adanya keterkaitan antara materi ajar dengan keberadaan kita di masyarakat.

Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan ini, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., yang diwakili Staf Ahli Rektor Suhendra, M.Ed., Ph.D., Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cimahi. Dibantu para moderator, yaitu Askolani, MM., Dr. Vanesa Gaffar, dan Dr. Maya Sari, SE, MM. (dodiangga)