Rektor UPI Berikan Penghargaan Kepada 23 Kontributor Berprestasi

Bandung, UPI

Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuwan dosen dan mahasiswa bukan sekadar menjadi penerima ilmu, tetapi sekaligus sebagai  pemberi. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis, baik tulisan ilmiah, populer, bahkan fiksi.

“Itulah sebabnya, setiap mahasiswa, apalagi dosen, wajib menguasai tata cara menyusun karya tulis”, demikian dikatakan Kepala Humas UPI, Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si dalam acara Malam Penganugerahan Kontributor Berprestasi Pada Media Humas UPI, Rabu, 28 Desember 2016 di Gedung Museum Pendidikan Nasional UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Dalam kegiatan tersebut sebanyak 23 orang mendapatkan penghargaan sebagai Kontributor berprestasi pada media Humas UPI tahun 2016. Mereka adalah Prof. Dr. H. Abdul Majid, MA; Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd; Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd; Prof. Kokom Komalasari, M.Pd; Dr.Vanessa Gaffar, SE. Ak., MBA.; Dr. H. Mad Ali, M.A; Dr. Chye Retty Isnendes, M.Hum; Vina Adriany, M.Ed., Ph.D; Indiana Ayu Alwasilah, M.Pd; Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd; Dian Hendrayana, M.Pd; Dr. Linda Setiawati, M.Pd; Dr. Sandie Gunara, M.Pd; Dra. Inut Srihastuti, S.Pd; Dewi Turgarini, M.M.Par; Dr. Ikaputera Waspada, M.Si; Dr. Ade Budhi Salira, M.Si; Muhamad Iqbal, M.Si; Dr. Diding Nurdin, M.Pd; Heny Hendrayati; Mega Handayani; Shelly Pratiwi, S.Pd; dan Florentianus Dopo, S.Pd.

Menurut Yuliawan Kasmahidayat, kegiatan ini merupakan upaya dalam memotivasi kaum intelektual untuk menulis aktif. Salah satunya menggunakan cara reward and punishment. Sistem reward diharapkan lebih memberikan motivasi kepada civitas akademika UPI berpacu diri untuk menulis. Dalam kasus tertentu sistem punishment juga diperlukan untuk memaksa kaum intelektual menulis. Memberikan berbagai penghargaan, baik kepada mahasiswa, dosen, bahkan tenaga kependidikan untuk menulis diharapkan lebih menarik ketimbang memberikan punishment jika mereka tidak menulis.

“Itulah sebabnya diperlukan wahana untuk memotivasi warga UPI menulis. Salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan untuk karya tulis terbaik, baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan”, tegas Yuliawan.

Pola pembinaan seperti ini merupakan kelaziman, karena UPI merupakan lembaga untuk memproduksi kaum intelektual. Sementara intelektualitas diekspresikan dari produktivitas karya tulis. Itulah sebabnya, UPI perlu memberikan stimulus dengan menyelenggarakan kegiatan Pemberian penghargaan untuk Karya Tulis Terbaik, terangnya.

Kedepan kegiatan ini akan terus dikembangkan sehingga tidakmenutupkemungkinan akan ada beberapa kategori yang lebih variasi.

Sementara itu, Rektor UPI, Prof. Furqon, Ph.D mengatakan UPI sangat mengapresiasi tinggi kepada mereka yang berkontribusi dalam meningkatkan publikasi karya tulis.

Rektor UPI berharap, mereka (kontributor) dapat mendorong publikasi karena peran humas begitu pentingnya. Perlu ada evaluasi khusus sehingga fungsi kehumasan dapat terjalin dengan erat terhadap publik internal maupun eksternal. Dan kontribusi mereka di tahun depan semakin banyak lagi. (WAS/Deny/Dodi/Andri/Ajani/Ija)