Rektor UPI: Blended Learning Merupakan Perkuliahan yang Fleksibel untuk Mahasiswa

Sumber : Dokumentasi Pribadi

UPI, BANDUNG – Pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) masih sangat terbatas. Dengan adanya keterbatasan tersebut, UPI akhirnya menerapkan proses perkuliahan Blended Learning, karena dinilai lebih fleksibel untuk kondisi saat ini.

“Kalau sudah dipastikan aman dan kalau sudah diizinkan oleh pemerintah untuk luring, mungkin nanti kita selenggarakan secara luring. Walaupun saya lihat kecenderungan kedepannya, sepertinya blended, ya. Karena blended memeberikan kesempatan pada para mahasiswa untuk lebih fleksibel,” ujar Retor UPI, Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA. Pada saat proses penandatanganan kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), Jumat (22/10/2021).

Menurutnya, dengan diberlakukamya keterbatasan pada jumlah pendatang ke UPI dan pada layanan langsung, UPI telah mengupayakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, “Karena mahasiswa bermacam-macam, misalnya atlet yang datang ke Papuan selama sebulan, kalau tidak ada layanan digitalnya bagaimana? Jadi tidak kuliah, kan? Jadi sekarang kita akan memberikan layanan itu sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,” lanjutnya.

Rektor UPI menjelaskan bahwa PTM (Pembelajaran Tatap Muka) tetap ada. Namun, ada juga digital offline dan digital online. Digital online berarti perkuliahan dilakukan secara sincronous dan assincronous. Sincronous berarti proses pengajaran langsung diikuti, tetapi bisa juga dengan menyiapkan program-program yang  dapat dibaca dan diikuti kapan saja. (Agita F, Jurnalistik 2019)