Rektor UPI dalam Talk Show Inovasi Pendidikan: Pendidikan yang Bermutu Adalah Pendidikan yang Memberikan Impact Maksimal

Bandung, UPI

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang memberikan impact maksimal terhadap perubahan perilaku yang diharapkan. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki yaitu generic competences di dalamnya ada literasi numerasi dasar, applied competencies, technological vocational competency, higher order thinking skills (HOTS) serta kompetensi karakter.

Pernyataan tersebut disampaikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA., dalam Talk Show Inovasi Pendidikan yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan UPI secara daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan) yang berlangsung di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat, (22/10/2021).

Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dr. Iwan Syahril, Ph.D., dari unsur Pemerintah, Rektor UPI Prof. Dr. H. M Solehuddin, M.Pd., MA., perwakilan dari unsur Akademisi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si., dan Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pusat Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. Kehadirannya diharapkan bisa membuat sebuah program untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Lebih lanjut Rektor menegaskan,”Indonesia merupakan sebuah negara yang sudah memiliki cukup usia, sepatutnya masuk menjadi salah satu negara maju dan terus berkembang. Di dalam membangun pendidikan bermutu dan berkeadilan kita harus mampu mengakomodasi mutu dan kualitas sehingga tercipta pendidikan yang bermutu dan berkualitas untuk semua masyarakat Indonesia. Masyarakat harus mendapatkan apa yang seharusnya didapat sesuai kebutuhannya secara proporsional agar tidak ada yang merasa termarginalkan, oleh karena itu pemerintah harus hadir.”

Dalam rangka untuk mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas, ungkapnya lagi, maka mesti dilakukan dengan cara luar biasa. Caranya adalah dengan membangun SDM yang berkualitas dengan cara merubah mindset dan kultur kerja. Sementara itu, kita juga harus hijrah, bertransformasi dari konsep perguruan tinggi yang administratif menjadi perguruan tinggi yang sifatnya corporated, perguruan tinggi yang bisa memanfaatkan aset negara secara high and best value use.

“Kemudian, kita harus memaksimalkan pemanfaatan teknologi. Berikutnya adalah berkolaborasi, bekerja sama dengan siapapun. Terakhir, UPI selalu memberikan kontribusi terhadap pembangunan dalam bidang pendidikan,” pungkasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dr. Iwan Syahril, Ph.D., mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pastikan bahwa program tersebut terkirim dan diterima serta memberikan dampak kepada siswa, jadi tidak hanya sekedar mengirimkan program.

“Diperlukan sebuah terobosan dan lompatan atau leapfrogging yang tidak harus linier tetapi harus eksponensial, merdeka belajar adalah sasaran utamanya,” tegasnya.

Tujuan merdeka belajar yaitu pertama adalah siswa, kedua adalah siswa dan ketiga adalah siswa, ungkapnya. Orientasi kepada siswa ini adalah hal yang paling penting. Membuat bagus pendidikan akan memberikan dampak kebaikan bagi keseluruhan. Gunakan filosofi gotong royong, baik bersama, maju bersama.

Ditegaskannya,”Berdasarkan konsep program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), masing-masing pendidik haruslah menjadi teladan, jika menginginkan adanya perubahan kita dulu yang harus berubah. Kemudian, sebagai pendidik kita harus membangun dan menguatkan kemauan dalam ekosistem. Berikutnya, para guru harus mendorong kemandirian para siswa agar merdeka dan bisa berdaya dan melakukan inovasi. Inovasi muncul bukan hanya karena ada kesempatan tetapi karena berdaya dan memiliki resiliensi, serta visi yang jelas.” (dodiangga)