Rumah Singgah

Ada perasaan gembira ketika mendapat tugas dari UPI untuk berdinas ke luar kota. Diminta menjadi nara sumber dalam suatu pelatihan di salah satu PT di Pontianak.

Kelengkapan dokumen tes swab antigen pun disiapkan sebagai persyaratan trasportasi udara di masa pandemik covid -19. Ketika sudah tiba di bandara SOETA, ternyata persyaratan destinasi ke Pontianak bukan dengan hasil tes swab antigen. Pemprov Kalbar mempersyaratkan hasil tes dengan PCR-polimerase chain reaction. Yaitu persyaratan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, dan virus. Kami pun mengikuti prosedur tes PCR, dan menunggu hasilnya selama 24 jam. Alhasil jadwal penerbangan harus rescheduled dan menginap semalam di hotel dekat bandara sebelum keberangkatan di hari berikutnya. Qadarallah, ternyata hasil PCR saya positip. Inna lillahi wa inna illahi rojiuun. Rencana penerbangan ke Pontianak pun batal. Saya pun balik kanan pulang ke Bandung. Takdirullah, saya terdeteksi virus covid-19 dengan kategori orang tanpa gejala (OTG).

Sebagai “warga baru” penyintas Covid-19, berdasarkan hasil PCR, saya mencoba berfikir positip, tenang dan tidak panik. Saya harus menyampaikan fakta ini kepada keluarga terdekat di rumah, pimpinan di kantor, dan kepada ketua RT 04 (p Bambang) dan ketua RW 07 ( p.Meidi) tempat saya tinggal. Jangan ditutup tutupi. Terinfeksi virus covid-19 bukan aib. Virus ini menyasar ke semua kelompok orang tanpa kecuali. Hasil pembicaraan dengan Ketua RT dan Ketua RW, kami menilpon Dokter Sri- dokter Puskesmas untuk mendapat petunjuk apa yang patut dilakukan untuk diri sendiri, keluarga terdekat di rumah, dan tetangga sekitar tempat kami tinggal. Hasi pembicaraan dengan dokter dan tim covid- 19, saya harus isolasi mandiri, dan keluarga dekat di tes swab semua.

Babak baru dimulai. Tilpon berdering dari handphone ku.
“Saya dokter Sri dari Puskesmas Caringin, siapkah bapak isolasi mandiri di RSIM Sleep Topas mulai sore ini?”. “Siap dokter”, jawabku tegas. Saya berpikir akan lebih baik apabila isolasi mandiri di rumah sakit, ketimbang isolasi di rumah. Belakangan baru tahu bahwa RSIM itu bukan singkatan dari Rumah Sakit Islam Muhamadiyah tetapi singkatan Rumah Singgah Isolasi Mandiri (RSIM).

Menjadi pasien penyintas Covid-19 di suatu RSIM hotel Sleeps Topas, memunculkan banyak pengalaman dan perenungan baru. Secara pribadi banyak pengalaman spiritual maupu n pengalaman sosial dan pengetahuan lainnya lainnya.

Rumah Singgah adalah program Pemerintah dan Pemda Prov dan Pemda kab/kota melalui tim penanggulangan Covid 19. Di Jabar dan kota Bandung di kenal dengan Rumah Singgah Isolasi Mandiri (RSIM) hotel, dan rumah isolasi berbayar di Rumah Sakit. Di Kulon progo dikenal dengan Isolasi Mandiri di rumah (ISO MAMA). Di DKI disebut Isolasi Mandiri (IM) bekerja sama dengan beberapa hotel atas pembiayaan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) RI. Beberapa universitas pun menyiapkan rumah singgah ini. UGM misalnya, menyiapkan Asrama Mahasiswa yang digunakan sebagai rumah singgah pasien teridenfikasi covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Ada baiknya, bila kampusku mengabdi menyediakan rumah singgah mandiri ini.

Layanan dI RSIM Hotel Sleep Topas luar biasa. Sangat sigap, dan cocok utk disebut rumah singgah mandiri. Kesiapan dokter jaga dan perawat sangat profesional dan bekerja dengan passion yang tinggi. Mereka siaga 24 jam secara sistim shift.

Secara pribadi, kasus covid-19 yang mewabah secara global ini, banyak hikmah yang terkandung yang bisa saya peroleh. Al Quran surah Al Baqarah ayat 269 menyatakan “Allah menganugrahkan Al Hikmah kepada siapa yang dikehendakinyan. Dan barang siapa yang dianugrahkan karunia yang banyak. Dan hanya orang orang yang berakal lah yang dapat mengambil dari firman Allah SWT”.

Wabah virus-19 sudah setahun ini terus mewabah di seluruh penjuru dunia. Hikmah yang paling besar adalah kita semakin sadar bahwa Allah lah segala Pencipta langit bumi beserta isinya. Yang menghidupkan dan yang mematikan. Tanpa pertolongan Allah, manusia tak dapat melakukan apapun tanpa kehrndakNYA. Hikmah musibah ini, kita harus lebih meningkatkan kualitas ibadah dan dzikir mendekatkan diri kepadaNya. Selain melakukan ikhtiar dengan 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas.

Covid-19 juga “memaksa” kita untuk melakukan terobosan baru dalam hampir seluruh aspek kehidupan. Di bidang pendidikan, banyak inovasi lahir. Dikembangkan model pembelajaran secara dalam jaringan, blended learning, pembelajaran bercirikan synchronous and asynchronous learning atau bentuk pembelajaran digital lainnya.

Dalam kehidupan manusia, dampak covid- 19 juga mampu mendorong agar manusia berprilaku sehat (life healthy), mengadopsi prilaku tidak komsumtif, dan memilih gaya hidup lebih sederhana (life simplifier).
Secara global, Badan PBB (2020) mengkampanyekan keberhasilan suatu bangsa tak hanya diukur dari growth domestic product (GDP) tetap juga memperhatikan growth domestic happiness (GDH) aspek kebahagiaan atau growth domestic well being (GDB).

Dalam perjalanan domestik atau luar negeri, banyak inovasi muncul. Kemenkes merelese aplikasi digital dengan sebutan electronic Health Alert Card (eHac). Para pengguna/wisatawan dituntut untuk memiliki kartu elektronik kewaspadaan kesehatan ini. Jadi teman teman yang akan melakukan perjalanan udara atau laut, harus sudah mengisi eHAC ini di setiap bandara ataupun pelabuhan laut.

Ketika menjadi pasien RSIM, banyak sahabat dan orang tua yang mendo’akan dan mengingatkan untuk selalu sabar dan tawakal. Juga mengingatkan perlunya menambah dosis Multi vitamin, minuman dan ramuan herbal lainnya. Ini beberapa ramuan herbal yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Tenyata ramuan obat herbal ini ada yang tertulis dalam Al Quran dan Al Hadist.

  • Madu. Minuman kesehatan ini dalam dunia Barat disebut honey. Dalam bahasa Arab Nahl. Allah berfirman dalam surah An Nahl ayat 69 : “Kemudian makanlah dari tiap tiap macam buah2an dan tempuhlah jalan Tuhan Mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam2 warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”.
  • Habbatusauda atau jintan hitam. Manfaat herbal ini menguatkan sistim kekebalan tubuh dan menetralisir racun yang ada di tubuh. Dalam salah satu riwayat Hadist HR Bukhori Muslim, Rosululloh bersabda “sesungguhnya di dalam Habbatussauda atau jintan hitam terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit, kecuali kematian”.
  • Jahe. Minuman herbal favorit antarbangsa berkhasiat ini, di Inggris disebut Ginger dan di Arab sering disebut zanjibayl. Dalam QS Al Insan:17 Allah berfirman (terjemahan) : “Di dalam surga itu mereka diberi minuman segelas yang campurannya adalah jahe”.
  • Qustul hindi. Herbal nabawi ini dikenal dengan kayu India. Dipercaya banyak orang utk membantu menyembuhkan radang paru dan covid 19. Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Fadl telah mengabarkan kepada Ibnu Uyainnah, saya mendengar Az Zuhri dari Ubaidullah dari Ummu Qais binti Mishan berkata saya mendengar Rosululloh bersabda : “gunakanlah dahan bahan kayu India, karena di dalamnya terdapat tujuh macam penyembuh dan dapat menghilangkan penyakit paru”.
  • Minyak Kayu putih. Walau masih perdebatan para ahli, saya menggunakan minyak kayu putih untuk dioleskan di hidung dan sesekali beberapa tetes dicampur dengan air untuk menghangatkan kerongkongan. Efeknya luar biasa. Menghangatkan tubuh.
  • Sambiloto. Tanaman herbal ini mengandung antioksidan yang sangat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi sakit gejala pilek dan demam.

Itulah catatan singkat yang dikemukakan. Pengalaman sepuluh hari ini di Rumah Singgah , mengingatkan saya bahwa kehidupan di dunia hanya sebatas persinggahan. Hanya sementara. Menuju destinasi akhir akhirat.
Suatu ketika Rosululloh SAW memegang kedua bahu Abdullah bin Umar RA bersabda : jadilah kamu di dunia seolah olah orang asing atau orang yang lewat. Kehidupan di dunia adalah rumah singgah. Hanya sementara. Jadilah orang asing menuju persinggahan akhir. Tempat mulia yang disiapkan Allah untuk mahlukNya yang bertakwa. Mahluk yang selalu mengumandangkan Asma Allah. Allahu Akbar (Dinn wahyudin)