Sadar Kawasan! Mahacita UPI Menguak Fakta Kesadaran Masyarakat Terhadap Mitigasi Bencana
Bandung, UPI
Selasa, 25 Juni 2024, 8 Anggota Muda Mahacita UPI melaksanakan kegiatan eksplorasi di Kawasan Gunung Batu yang mengidentifikasi kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana sesar Lembang.
Kegiatan pertama kami dimulai dengan mobilisasi dari sekretariat Mahacita UPI menuju tujuan lokasi kami yang bertempat di Gunung Batu, Desa Langensari, Kab. Sukamulya, Lembang. Lancarnya perjalanan membawa kami sampai di lokasi dengan menempuh lamanya 1 jam perjalanan.
Setibanya di Desa Langensari, kami bergegas merapikan barang bawaan di tempat yang sudah disediakan untuk kami beristirahat yaitu di posyandu RW 10 Desa Langensari. Warga sekitar pun menyambut kedatangan kami dengan penuh hangat. Tidak berlama-lama, kami langsung memulai kegiatan inti hari pertama kami di Gunung Batu dengan mewawancarai 15 narasumber, termasuk ketua RW, ketua RT, dan warga sekitar Desa Langensari dan Desa Pagerwangi.
Waktu sudah menunjukan pukul 12.00, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil bergantian menyiapkan makan siang dan melaksanakan ibadah salat. Saat itu, hujan turun menemani makan siang kami yang sangat nikmat terasa.
Setelah istirahat, kami melanjutkan pencarian data wawancara yang belum terpenuhi. Langit senja yang tak terbenam sempurna serta hujan yang ikut menghantar bertemu dengan malam, tidak menghalangi kegiatan hari itu sampai kami bisa beristirahat hingga esok pagi.
Dari wawancara yang kami dapati menghasilkan bahwa banyak warga sudah mengetahui tentang sesar Lembang, namun nyatanya masih banyak yang bingung tentang langkah-langkah antisipasi apa yang harus mereka ambil jika terjadi gempa. “Sosialisasi dari pemerintah desa memang ada, tapi tidak semua warga mendapatkannya secara langsung. Informasi sering kali hanya diterima oleh ketua RW, ketua RT, atau Kader PKK, hanya perwakilan saja” ungkap Neneng selaku Ibu RW 02 Desa Pagerwangi, pada 25 Juni 2024.
Lebih lanjut, ditemukan bahwa warga masih belum mendapatkan sosialisasi secara langsung dan belum ada jalur evakuasi serta petunjuk arah menuju titik kumpul atau lokasi evakuasi. Padahal, informasi ini sangat penting untuk memastikan keselamatan warga saat terjadi bencana. “Padahal itu adalah informasi krusial yang harus segera disampaikan kepada seluruh warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka,” tambah Anggota Mahacita UPI.
Selang beberapa hari, pada tanggal 29 dan 30 Juni 2024, kami melanjutkan kegiatan di Gunung Burangrang. Anggota Muda Mahacita UPI kembali melakukan wawancara untuk mengetahui kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah pengelola juga pendaki, serta melanjutkan identifikasi sebaran sampah di jalur pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji.
Selama perjalanan menuju Gunung Burangrang, kami melewati pepohonan rindang nan hijau dan sampai dengan disambutnya suasana damai sejuk basecamp Gunung Burangrang via Legok Haji.
Setelah seharian kami melakukan wawancara pada pengelola dan beberapa pendaki, di esok hari kami melanjutkan aksi pungut sampah dari jalur start menuju puncak Gunung Burangrang via Legok Haji.
Ternyata, banyak sampah yang kami temukan adalah bungkus camilan, bungkus minuman sachet, tutup botol, dan puntung rokok. Tidak sedikit juga sampah yang kami dapati sudah tertanam di dalam tanah. Dari temuan aksi pungut sampah ini, kami berhasil membawa turun 6,58 kg sampah anorganik.
“Kami menemukan sampah yang berserakan di jalur ini bahkan banyak sampah anorganik yang sudah terkubur di jalur pendakian. Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat Gunung Burangrang adalah salah satu tempat wisata alam yang kelestariannya perlu dijaga” ujar salah satu anggota Mahacita.
Kegiatan aksi pungut sampah dalam identifikasi sebaran sampah ini menunjukkan komitmen Anggota Muda Mahacita UPI dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana.
“Kami berharap lebih banyak orang yang peduli dan terlibat dalam aksi nyata seperti ini. Kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga alam,” pungkas salah satu anggota Mahacita. Dengan semangat kebersamaan dan aksi nyata, Mahacita UPI menunjukkan bahwa langkah kecil dari sekelompok orang dapat membawa perubahan besar bagi alam dan masyarakat.
Selesai sudah kegiatan kami dalam penelitian dan eksplorasi kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana di kawasan Gunung Batu dan Gunung Burangrang via Legok Haji. Dapat kami simpulkan bahwa, sebagian warga sudah mengetahui terkait potensi bencana dari bahaya sesar Lembang. Masyarakat khususnya pendaki pun sudah memahami terkait pengelolaan sampah di Gunung Burangrang via Legok Haji. Akan tetapi, masih dibutuhkan tindakan khusus dari pemerintah setempat untuk lebih menunjukkan kepeduliannya, seperti pengadaan sosialisasi simulasi mitigasi bencana kepada warga di kawasan Gunung Batu, dan pengelolaan lebih lanjut terkait peraturan dan strategi untuk penanggulangan sampah di Gunung Burangrang via Legok Haji.
Sesar Lembang dan sebaran sampah yang tidak diperhatikan merupakan bentuk bencana alam yang tidak dapat diduga kemunculannya. Dengan kegiatan ini, Anggota Muda Mahacita UPI melakukan salah satu upaya untuk mengenali dan mengurangi risiko bencana atau yang disebut mitigasi bencana.
Maka dari itu, perhatian khusus dari masyarakat juga menjadi hal esensial yang akan berpengaruh besar pada lingkungan serta keamanan juga kenyamanan bersama. Besar harapan kami agar semakin bertambahnya kesadaran baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat untuk lebih menjaga dan peduli sesama terhadap mitigasi bencana. (mahacitaupi)
Related Posts
-
Humas/ULT/ PPID UPI melakukan Kolaborasi dengan FPTK dalam Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik
No Comments | Apr 26, 2020 -
Midaleudami Suguhkan Musik Keroncong Kebaruan Dalam Silaturahmi Keroncong Nusantara
No Comments | Aug 4, 2017 -
Pameran Lukisan Tjetjep Rohendi Rohidi, Balik Bandung Sebagai Refleksi Batin dan Fikiran
No Comments | Oct 3, 2023 -
FPEB UPI Selenggarakan Tarhib Ramadhan 1446
No Comments | Mar 1, 2025