SANG INVENTOR

Dinn Wahyudin

Lembaran baru hilirisasi produk inovasi telah ditorehkan UPI.  Lewat  buku 100+ Inovasi UPI 2021, Rektor UPI Prof. Dr. H.M. Solehuddin, M.Pd.,M.A. berujar  bahwa UPI sebagai PTN BH dituntut untuk mengembangkan inovasi dalam rangka mensejahterakan umat manusia. Ada dua hal yang tengah dilakukan UPI.

Pertama, UPI berupaya untuk memperkuat ekosistem inovasi. Yaitu melalui kebijakan, regulasi, pendanaan, sarana dan prasarana, serta kemitraan dan kolaborasi agar dilahirkan inovasi unggulan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berkeadilan bagi masyarakat, guna meningkatkan daya saing bangsa.

Kedua, potensi inovasi UPI harus terus dilanjutkan pada tahapan hilirisasi dengan melibatkan mitra masyarakat dan industri. Salah satu strategi dalam rangka menghilirkan inovasi UPI antara lain melalui program yang dikembangkan pemerintah melalui program matching fund, inovasi Industri, Research & Development LPDP, atau bersama Pemerintah Daerah mengembangkan inovasi daerah (IDA). Pada tahapan hilirisasi inovasi ini akan diperoleh peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk memperoleh pengalaman  dalam proses produksi inovasi bersama mitra industri termasuk dalam perolehan pasar konsumen yang lebih luas lagi.

Seratus Inventor

UPI sangat menaruh perhatian terhadap inovasi. Lewat Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan (DIPU) UPI, semua potensi dan hilirisasi inovasi UPI dimobilisasi. Seperti ditegaskan Direktur DIPU, Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., ada tiga hal yang dikembangkan. Yaitu  memecahkan masalah termasuk memecahkan masalah pendidikan di Indonesia,  mendorong pemberdayaan masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan  masyarakat. Untuk mencapai raihan tersebut diperlukan optimalisasi ikhtiar antara lain kemitraan dengan IDUKA (industri, dunia usaha dan dunia kerja) dalam rangka hilirisasi inovasi, mengembangkan bisnis berbasis inovasi dalam rangka meningkatkan pendapatan universitas, mensinergikan pengembangan   inovasi UPI dengan inovasi nasional dan daerah, dan mendorong masyarakat agar mau memanfaatkan inovasi hasil karya anak bangsa sendiri.

Mengawali tahun 2022 ini, lebih dari seratus karya terbaik dosen UPI telah mengisi lembaran baru UPI dalam kiprahnya hilirisasi hasil inovasi. Seratus karya inovatif sudah dihasilkan. Hilirisasi melalui kemitraan dengan IDUKA telah mulai digelar. Semua bermuara kepada ikhtiar diraihnya kemaslahatan bangsa. Inovation for the sake of community prosperity.

Virtual Community

Salah satu karya unggulan yang dihasilkan UPI adalah inovasi dalam memberi layanan pembelajaran dikala pandemik Covid-19. Melalui program inovasi Virtual Community Digital Learning Nusantara (VCDLN) telah dikembangkan sistem data base yang mampu menampung produktifitas dan karya inovatif bahan pembelajaran yang dapat digunakan dimana saja, kapan saja oleh para pembelajar. Data base ini dilengkapi dengan layanan  weblearning yang dapat diakses para pengguna melalui laman http://vcdlnlearning.com. Program inovatif ini merupakan solusi kongkrit dalam menangkal terjadinyalearning loss  dan deficit competences para siswa di saat pandemik covid-19. Untuk hilirisasi dan diseminasi, telah dijalin kemitraan dengan pihak IDUKA dan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia.

Citarum River

Dalam satu dasawarsa terakhir, Indonesia telah berhasil mencetak “rekor dunia” dengan penobatan sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia (the dirtiest river in the World). Berdasarkan data The World Bank (2017), setiap harinya sungai Citarum dicemari oleh kurang lebih 20.000 ton sampah dan 340.000 ton air limbah dengan penyumbang limbah tersebut berasal dari 2.000 industri tekstil. Kondisi ini menjadikan tata lingkung dan air sungai Citarum rusak parah. Air sungai Citarum terkontaminasi secara ekstrim.

Salah satu karya inovatif UPI yaitu dikembangkannya mesin incinerator. Mesin ini mampu mengatasi sampah plastik dan teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar. Adanya incinerator ini,  akan memberi pengaruh pada berkurangnya banjir  limbah yang mengalir ke sungai. Harapan ke depan, sungai Citarum dan sungai lainnya bisa bersih lestari. Pengolahan air sungai Citarum bisa optimal, menjadikan air sungai bersih yang layak diminum.

Covid-19

Pada saat pandemik covid-19 saat i lni, telah dikembangkan Sterilization chamber disinfectant otomatic berteknologi nano. Chamber (bilik) ini dapat mengatasi pentingnya sterilisasi dari virus dan bakteri. Berbeda dengan bilik sterilisasi yang ada saat ini, hasil teknologi nano ini mengakibatkan  seseorang yang  masuk dan disterilisasi tidak basah. Hasil inovasi ini antara lain bentuk karya dosen UPI dalam mengurangi resiko tertular atau menularkan virus -19 yang saat ini sedang mewabah di berbagai belahan dunia.

Love Alarm

Produk inovasi alarm cinta atau love alarm ini hanyalah fiksi. Al kisah, seorang mahasiswa milenial disuatu universitas ternama di Korea Selatan berhasil membuat program aplikasi Love Alarm. Kisahnya bermula dari seorang mahasiswa kutu buku- bookworm yang berhasi membuat aplikasi cinta. Hebatnya temuan ini, aplikasi yang dikembangkan mampu mendeteksi gejolak hati lawan jenis dalam jarak sepuluh meter. Alarm akan mengeluarkan nada getar dan berbunyi ting teng, ting teng manakala ada lawan jenis yang kasmaran pada pandangan pertama. Atau sebaliknya aplikasi program akan berbunyi Ou oo, ou oo manakala si  lawan  jenis tak memberi respon.

Aplikasi fiksi ini  dikemas dalam serial drama Korea (drakor) yang  bertajuk Love Alarm.

Dalam perkembangannya, aplikasi alarm cinta ini telah merubah cara pandang remaja untuk mengungkap rasa cinta dengan cara yang lebih elegan, sopan, dan terhormat. Malahan  aplikasi alarm cinta ini bisa dimodifikasi dan dikembangkan untuk aplikasi digital program bimbingan & konseling.

The Most innovative University

Sebagai pembanding, Reuter (2019) mengidentifikasi  dan memberi ranking univeritas mana yang paling aktif  melakukan kegiatan sains, penemuan teknologi dan mendorong pasar baru serta industri baru. Lima Universitas paling inovatif Dunia 2019 adalah sebagai berikut.

1.  Stanford University.

2. Massachussetts  Institute of Technology.

3.  Harvard University,

4. University of Pennsylvania,

5. University of Washington.

Diharapkan pada tahun mendatang, banyak juga universitas di Tanah air yang mengembangkan riset secara terus menerus dan menghasilkan hilirisasi produk inovasi melalui kerjasama dengan  pihak industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA).

Semoga hilirisasi karya inovasi ini tak mandeg di tengah jalan. Atau terpotong oleh seretnya pendanaan dan sistem regulasi yang kurang mendukung. Perlu kolaborasi  kemitraan yang  kokoh,   kongkrit dan terus menerus dari berbagai pihak, termasuk partisipasi masyarakat dan dukungan kalangan Industri dan  dunia usaha.

Barangkali apa yang ditulis Lary Page (2018) sangat tepat bahwa invention is not enough.You have to combined both things: invention and innovation focus, plus the company that can commercialize things and get them to people. Temuan itu tak cukup. Perlu mengkombinasikan dua hal : fokus pada inovasi & invention dan dukungan dunia industri agar komersialisasi produk  tersebut bisa dinikmati masyarakat. Bravo UPI. Bravo Sang Inventor !!