SEBELUM TERLANJUR PIKIR-PIKIRLAH DULU

Pagi ini, Sabtu 11 Mei 2024 ketika saya buka Hp ada postingan berita tempo yang dibagikan oleh Pak Asep Saeful Rohman (salah seorang dosen prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, Fikom Unpad) di grup alumni JIIP Unpad. Isinya pemberitaan tentang Hamdan ATT, musisi legendaris dangdut yang diberitakan sakit dan mendapat bantuan biaya pengobatan. Lagu yang terkenal ciptaan musisi dangdut legendaris Hamdan ATT berjudul “Termiskin di Dunia”, ah…saya tergelitik untuk mengeksplor lebih jauh seperti apa lirik lagu ini. Dalam benak dan pikiran saya meletup letup benih prasangka “jangan-jangan lirik lagu berjudul orang termiskin di dunia yang dia tulis meresonansi dalam kehidupannya”. Sambil membuka google saya ketikan saja “lirik lagu dangdut orang termiskin di dunia. Lalu muncul, ternyata liriknya seperti ini:

Bukan ku menolakmu untuk mencintaiku. Tetapi lihat dulu siapakah diriku
Karna engkau dan aku sungguh jauh berbeda
Kau orang kaya aku orang tak punya
Sebelum terlanjur untuk mencintaiku
Sebelum engkau menyesal kemudian.

Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku ku katakan padamu
Agar engkau tau siapa aku
Bukan ku menolakmu untuk mencintaiku
Tetapi lihat dulu siapakah diriku
Karna engkau dan aku sungguh jauh berbeda
Kau orang kaya aku orang tak punya
Sebelum terlanjur untuk mencintaiku
Sebelum engkau menyesal kemudian.

Perhatikan baik-baik lirik di atas. Ada penggalan afirmasi negatif yang cukup berbahaya bagi yang menulis, menyanyikan dan mendengarkannya :
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata

Lirik lagu dalam musik disusun seperti kata-kata yang digunakan pencipta untuk mengekspresikan sebuah pesan. Lirik lagu menjadi rangkaian kata yang memiliki nada. Para penyanyi dan pencipta lagu menggambarkan pengalaman-pengalamannya melalui kata-kata dan bahasanya
guna menciptakan daya tarik di setiap liriknya. Lirik adalah bagian terpenting dalam lagu karena berguna untuk menyampaikan
pesan atau makna. Lirik lagu memiliki pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang
dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran imajinasi kepada para
pendengar, sehingga menciptakan makna-makna yang beragam.

Dalam lagu ciptaan Hamdan ATT ini kita menjumpai makna mutung, kecewa, kecil hati, dan patah hati. Alias galau tingkat tinggi. Makna pengucilan diri “merasa orang termiskin di dunia” lengkap majas hiperbola “bermandikan air mata”.

Bayangkan kata-kata afirmasi negatif ini diulang-ulang dan dihayati mendalam dalam kehidupan sang pencipta lagu legendaris ini. Boleh jadi ada saat dimana area kritis di bagian otaknya yang terbuka pada saat gelombang otak masuk alfa, dan memasukkan kata-kata afirmasi negatif tersebut ke alam bawah sadarnya, sehingga terjadi resonansi atau getaran yang kuat menarik frekuensi yang sama dengan apa yang ia rasakan, pikirkan dan yakini dalam teks lirik itu.

Sebenarnya cukup banyak bukti empiris yang menyajikan hipotesis serupa, dari beberapa musisi yang karyanya meresonansi di dalam kehidupan penyanyi atau penciptanya. Misal lirik lagu “buka dulu topengmu”, “tegar”, “jatuh bangun”, dan masih banyak lagi. Mungkin anda bisa bantu sebutkan contoh lainnya?

Itu baru dari sisi lirik syair lagunya. Belum lagi jika kita tinjau musiknya. Musik merupakan salah satu pesan komunikasi dan sarana yang mengungkapkan perasaan dan pikiran dari pembuat lagu melalui karya seni musik berupa lagu. Beberapa unsur pokok dalam musik yaitu: harmoni, melodi, birama, dinamik, tangga nada, tempo, timbre dan notasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik merupakan ilmu sebagai seni yang menyusun nada suara dalam urutan, kombinasi dan terkait temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang memiliki kesatuan. Nada
suara yang disusun dengan sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan
keharmonisan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana hiburan, komunikasi dan pengungkapan emosional. Banyak dari seniman yang mengungkapkan perasaan emosionalnya melalui musik.

Dalam konteks biblioterapi sebagai metode pemulihan dan penyembuhan jiwa menggunakan medium terapi pustaka, book material maupun non book material, saya pun menggunakan medium selain buku, saya gunakan juga lirik lagu, musik, syair, dan bahkan murotal Quran sebagai saluran refleksi klien ketika praktik biblioterapi.

Soal musik saya tidak akan menyinggung tentang hukum musik yang saat ini sedang viral dibincangkan. Bukan kapasistas saya. Namun, mari kita lihat betapa musik punya dampak bagi tubuh manusia yang tersusun sebagian besar oleh cairan. Hampir 60% berat badan orang dewasa terdiri dari cairan. Saya jadi ingat pesan tentang “memori air” dalam buku terlaris New York Times dari ilmuwan Jepang yang terkenal secara internasional, dr. Masaru Emoto. Emoto menunjukkan bagaimana pengaruh pikiran, perkataan, dan perasaan kita terhadap molekul air dapat berdampak positif terhadap bumi dan kesehatan pribadi kita. Kristal-kristal air tersebut membentuk bentuk geometris yang indah ketika kata-kata cinta dan syukur diucapkan di dekat air. Namun ketika kata-kata jahat diucapkan di dekat sampel air lain yang diambil dari sumber yang sama, kristal-kristal tersebut pecah, dan berubah menjadi bentuk yang hancur.

Adakah ketika tubuh kita ini sering berinteraksi dengan musik dan lirik lagu yang galau pun mendapatkan respon yang negatif? Mengingat 60% cairan tubuh manusia menangkap getaran yang frekuensinya negatif sehingga mengubah struktur kesadaran emosi manusia. Akibatnya berdampak pada kesehatan fisik manusia. Kesehatan fisik berasal dari kesehatan mental (psikis).

Belajar dari perjalanan hidup para musisi dan penyanyi tersebut, maka mulai sekarang pastikan hanya kata-kata atau lirik lagu yang memiliki pesan-pesan motivasi saja yang dinikmati tubuh ini, demi kesehatan mental dan kesejahteraan hidup dan kehidupan. Sebelum terlanjur, pikir-pikirlah dulu…! Wallohualambishawab

Salam biblioterapi,
Bunda Susan
@Susan_motherpreneur. Dosen Biblioterapi di Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, FIP UPI Bandung. Founder Komunitas Biblioterapi Indonesia @bibliotherapy.id. Penulis buku seri Biblioterapi, praktisi biblioterapi. (Bandung, 11 Mei 2024)