Sejumlah Jembatan Penyeberangan Terlantar

Bandung, UPI2

Kosong tiada yang melewati. Itulah gambaran umum yang terlihat pada sejumlah jembatan penyebrangan yang terpantau oleh penulis. Dari sekian banyak jembatan penyebrangan di Kota Bandung, tampak hanya dua hingga tiga jembatan yang masih digunakan.

Hal ini disebabkan oleh masih kurang sadarnya warga terhadap fungsi jembatan penyebrangan. Banyak di antaranya yang menyebutkan bahwa naik jembatan itu ribet dan lama. “Buat apa naik jembatan penyebrangan. Lama, capek dan kadang suka ada gelandangannya, kan serem,” ujar Nia salah seorang penyeberang jalan di Asia Afrika.1

Padahal jembatan penyeberangan yang memiliki fungsi membuat pejalan kaki merasa aman dan nyaman karena tidak melewati kendaraan yang sedang melaju di tengah jalan. “Seharusnya warga memilih menggunakan jembatan penyebrangan, karena lebih aman dan nyaman bagi keselamatan diri,” ujar salah seorang anggota Tentara Negara Indonesia (TNI) yang tidak ingin disebut namanya.

Beberapa jembatan penyeberangan yang masih aktif di Kota Bandung di antaranya ialah Jembatan di Jln. Asia Afrika (PT. Pos Indonesia), Cicaheum, dan Cimindi. “Saya dan warga lain menggunakan jembatan penyebrangan soalnya jarak tempuk yang jauh. Dan Alhamdulillah selama naik jembatan tidak pernah mengalami pencopetan ataupun melihat gelandangan,” ujar Vina salah seorang warga di daerah Cimindi.

Pemerintah Kota diharapkan dapat lebih memerhatikan fasilitas jembatan dan meningkatkan tingkat sosialisasi kepada warga agar tidak ada lagi terjadi kasus kecelakaan akibat pejalan kaki yang menyeberang di jalan. (Faisal Nurjama. Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)