Sekretaris LPPM UPI: Data Primer Mahasiswa KKN Tematik UPI Bisa Menjadi Rujukan Pemerintah Daerah

Cirebon, UPI

Salah satu kekuatan pelaksanaan program KKN ini adalah kekuatan data, karena selama 40 hari mahasiswa ada di lokasi KKN secara terus menerus, terstruktur, sistematis dan massif. Mereka menemukan data primer yang sangat akurat, oleh karena itu jangan ragu-ragu untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., didampingi Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., usai mendengarkan laporan hasil temuan mahasiswa KKN dari lokasi KKN dalam Seminar Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tahun 2019, di Ruang Nyimas Gandasari, Setda Kabupaten Cirebon, Jalan Sunan Kalijaga No. 7 Sumber, Kabupaten Cirebon, Senin (19/8/2019).

Menurut Sekretaris LPPM,”Seminar Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Tahun 2019 merupakan bentuk tanggung jawab atas aktifitas para mahasiswa KKN selama 40 hari di lapangan. Mereka harus menyajikan kondisi terbaru di lapangan secara riil karena seminar ini disaksikan langsung oleh pihak-pihak yang terkait di Pemerintah Kabupaten Cirebon, khususnya kepada dinas-dinas atau mungkin pemerintah desa dan kecamatan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu sarana efektif dan sistematis untuk menyampaikan temuannya secara langsung. Temuan di lapangan menjadi sangat layak untuk disampaikan dan menjadi data yang sangat penting, karena diperolehnya melalui program yang sudah dirancang secara akademis.”

Contohnya, di lapangan ditemukan anak purus sekolah, ujarnya. Data tersebut merupakan data yang sangat berharga bagi Dinas Pendidikan. Jika sudah diketahui apa yang menyebabkan mereka putus sekolah, maka ini akan menjadi masukan dan rekomendasi untuk segera membuat kebijakan. Jika masalahnya terpecahkan, itu artiya kegiatan KKN Tematik yang dilakukan, berhasil.

“Berdasarkan pengalaman, program KKN itu jika diklasifikasikan bisa terbagi dalam 2 kelompok besar. Pertama, program yang sifatnya penguatan. Penguatan terhadap program yang sudah berjalan, jika ternyata di lokasi tersebut sudah berjalan program yang sama. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut harus mampu melakukan analisis SWOT. Cari kelebihan dan kekurangannya,” ungkapnya.

Kedua, lanjutnya, program rintisan, yaitu program yang dilakukan dengan menyodorkan program baru jika dilokasi tersebut belum ada. Syaratnya, harus berbasis potensi kekuatan lokal. Program yang disordorkan harus mampu meningkatkan, yaitu meningkatkan kesadaran pendidikan, komitmen, dan menumbuhkan jiwa gotong royongnya.

Ditegaskannya,”Program yang sudah dilakukan hendaknya tidak boleh berhenti. Mahasiswa harus mampu membuat suatu skenario kaderisasi, sehingga program yang dirancang masih terus berlangsung. Seminar ini bisa dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi diri ke dalam. Maka dari itu, laporan yang dibuat harus benar-benar mengandung data yang akurat dan otentik, sehingga bisa memberikan kebaikan kepada masyarakat.”

KKN Tematik yang dilakukan di Kabupaten Cirebon merupakan KKN terpadu yang sudah dirancang oleh 4 perguruan tinggi. Ke-4 perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). (dodiangga)