Shinta Anggraeni “Tisolédat Nikmat”

20150622_142412

Bandung, UPI

Di era modern ini, melestarikan bahasa daerah, bisa jadi bukanlah hal yang begitu penting bagi sebagian generasi muda. Namun berbeda dengan mojang asal Kabupaten Bandung ini. Shinta Anggraeni, itulah nama mojang yang sangat peduli terhadap eksistensi bahasa daerah di Jawa barat, khususnya bahasa Sunda. Bagi Shinta, bahasa adalah jati diri bangsa. Bahasa yang baik menunjukkan karakter seorang manusia yang berbudaya. Shinta yang merupakan mahasiswa terbaik Departemen Pendidikan Bahasa Daerah ini mengungkapkan bahwa pada awalnya ia tidak tertarik pada jurusan yang ia jalani selama 3,5 tahun kemarin.

“Saya tidak ada pikiran untuk menekuni bidang bahasa Sunda, namun ketika dijalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, malah memberikan ilmu baru yang mengantarkan saya meraih banyak hal dan membanggakan, bahkan ilmu tersebut menjadi modal bagi saya dalam mengukir prestasi di UPI tercinta ini,” kata wanita kelahiran Bandung, 15 Januari 1994, wisudawati terbaik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia (FPBS UPI) yang mengikuti Wisuda Gelombang I, Rabu, 13 April 2016 di Gedung Gymnasium, Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Bagi Shinta menimba ilmu pada Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah bukan pilihan utamanya, namun ibarat tisolédat nikmat (terpeleset tapi nikmat), artinya meskipun diterima di Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah tetap ia tekuni dengan penuh keyakinan. Menurutnya, bahasa Sunda kerap kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Padahal ketika kita mendalami hakekat bahasa dan budaya Sunda, betapa pentingnya melestarikan budaya daerah, yang mana bahasa berada di dalamnya sebagai unsur terkuat yang membangun.

Dalam bahasa Sunda terkandung pembentukan karakter. Shinta meyakini, setiap bahasa daerah mempunyai kekuatan untuk membentuk karakter bangsanya. Melalui bahasa Sunda, Shinta bisa meraih beberapa prestasi, yaitu sebagai Juara I Presenter Wiracarita Bahasa Sunda 2015, Pinilih II Mojang Jajaka Kabupaten Bandung, Harapan II Duta Bahasa Jawa Barat 2015, Duta Kartini Muda Berprestasi Jawa Barat, Penampil Seni Daerah dan Senam Kreasi Daerah Terbaik dalam Jambore Pemuda Indonesia di Kepri, tingkat Nasional dan ASEAN, Mahasiswa Berprestasi I FPBS UPI, dan Mahasiswa Berprestasi III UPI 2015.

IMG_1288

Sedikit membagi pengalamannya, Shinta memaparkan kebanggaannya berbahasa Sunda. Bahkan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat mandapatkan gelar sarjananya, ia labuhkan terhadap sikap Mojang Jajaka Kab. Bandung terhadap bahasa Sunda. Hal ini sebagai bukti keseriusannya dalam membenahi dan menstimulus para pemuda untuk bisa melestarikan bahasa daerahnya. Shinta merasa bahwa ada kejanggalan yang terjadi di beberapa komunitas kepemudaannya. Di mana sehari-hari bahasa pengantar mereka selalu berbahasa Indonesia, dalam setiap forum baik formal ataupun informal bahkan menggunakan bahasa Sunda adalah hal yang cukup ditakuti, dikarenakan kurangnya pemahaman akan norma berbahasa Sunda (Tatakrama Bahasa Sunda, yang dahulu Undak Usuk Basa Sunda). Hal ini sangat mengetuk hati gadis yang aktif di berbagai organisasi, ia merasa bahwa seorang duta pemuda, duta budaya, duta bahasa harus bisa menjadi figur untuk masyarakat. Utamanya untuk persoalan berbahasa. Shinta sangat mengaharapkan, para duta di Jawa Barat, selain mahir berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris juga harus bisa berbahasa Sunda utamanya digunakan sebagai bahasa pengantar antar orang Sunda.

“Bahkan saya berharap, untuk setiap ajang-ajang nasional harus mencantumkan ‘bisa berbahasa daerah’ sebagai penghargaan akan keberadaan bahasa daerah juga kualifikasi para putra-putri daerah yang maju ke ajang nasional. Setidaknya bahasa daerah dihargai sebagai kualifikasi menjadi seorang putra-putri di ajang nasional agar mereka tidak hanya bersinar di luar daerahnya namun bisa menerangi dan menghidupkan daerahnya,” tegasnya.

Melalui bahasa Sunda, Shinta pun bisa mewujudkan cita-citanya menjadi seorang presenter, MC, ataupun reporter. Shinta sering terjun pada dunia presenting, sering sekali dipercaya untuk memandu acara kedinasan di Kabupaten Bandung hingga tingkat Jawa Barat. Bahkan saat ini, Shinta sedang menjalani melopen atau diklat di TVRI Jabar sebagai penyiar di bidang pemberitaan bahasa Sunda dan Indonesia.

Dalam meningkatkan eksistensi bahasa Sunda, Shinta pun mendapatkan juara harapan II pada pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat 2015. “Disana saya selalu membiasakan diri untuk berbahasa Sunda, sekaligus menstimulus rekan-rekan saya untuk berbahasa Sunda, walau sesekali ada yang tidak dimengerti oleh mereka namun menjadi sebuah keseruan ketika itu menjadi hal baru untuk mereka, dan mereka juga menyambutnya dengan baik” ujarnya.

IMG_1304

Selain bahasa Sunda, Shinta pun sangat menyukai kesenian Sunda. Shinta bersama tim Jawa Barat berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia dan ASEAN untuk membawa nama Jawa Barat sebagai penampil seni dan senam kreasi daerah terbaik. Mojang yang pandai menyanyi ini pun meraih prestasi melalui seni suara. Ia mendapatkan Gold Medals Championship dalam 3rd Bali International Choir Festival tingkat Internasional bersama PSM UPI Bandung 2013, menjadi Juara 1 dalam Festival Pop Singer se-Jabar terbuka dan kerap kali mendapatkan juara dalam lomba menyanyi.

Ia pun sempat menekuni model Hijab, finalis festival muslimah Indonesia ini juga terkadang mengikuti Model Hijab Wedding, pernah menjadi juara Favorite dalam Model Hijan Wedding dan sering kali menyulap orang dengan sentuhan make up nya alias menjadi penata make up.

Tidak hanya di bidang seni, entertain, dan bahasa, Shinta pun menyeimbangi hidupnya dengan tidak mengesampingkan bidang akademik. Hal ini terbukti, sejak SD sampai SMP Shinta menjadi lulusan terbaik dan kerap kali mengikuti berbagai olimpiade, beranjak SMA menjadi siswa berprestasi, dan kali ini pun tidak pernah menurun, tetap bisa mempertahankan predikatnya menjadi salah satu lulusan terbaik.

“Dalam hidup, tidak melulu harus mementingkan kemampuan intelektual. Humanis sebagai ciri kampus UPI harus juga ditonjolkan, dan berkesenian, mengeksplor semua bakat akan membuat kita tidak sia-sia untuk hidup. Tetap seimbangkan antara hobi, bakat, kewajiban belajar, dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, dan sebagai seorang anak”, kata gadis yang beralamat rumah di Perum. Bumi Sukagalih Permai No. D.39 Ds. Sangkanhurip  Kec. Katapang Kab. Bandung 40971.

Hidup dengan takaran yang pas itu sangatlah nikmat. Shinta memaparkan bahwa dirinya selalu berpegang teguh pada karakter urang Sunda yaitu pengkuh agamana, luhung élmuna, jembar budayana, rancagé gawéna.

Adapun rencana Shinta selanjutnya adalah selain menjalani diklat sebagai penyiar, ia pun sedang mengupayakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi guna memenuhi cita-citanya menjadi seorang dosen yang bisa bermanfaat bagi insan pendidikan. (Deny)