SPOT DAN E-LEARNING UPI MNEJADI DAYA TARIK DIKTENDIK KEMENTRIAN AGAMA

Bandung, UPI

Perkembang pembelajaran online yang selama ini dikelola oleh UPI melalui Direktorat TIK telah menjadi daya Tarik UPI bagi Kementrian Agama Republik Indonesia dalam hal ini Diklat Tendik Kemenag. Daya Tarik tersebut telah mampu mengundang 40 orang Tenaga Ahli Pengembang Online Learning di lingkungan Diklat Teknik Kementrian Agama Republik Indonesia untuk berkunjung ke UPI, Selasa (21/6/2016), untuk mempelajari Online Learning dalam hal ini SPOT (Sistem Pembelajaran Online Terpadu). Kunjungan yang ditindaklanjuti dengan pembekalan secara singkat tentang bagimana merancang, memproduksi, dan mengelola, sampai dengan menilai dan menindaklanjuti hasil dari penyelenggaraan online learning ini dilayani oleh para dosen dari Program Studi Teknologi Pendidikan. Dalam proses pembekalan tersebut dikupas tuntas tentang bagaimana UPI menyelenggarakan online learning sejak masanya bergabung dengan konsorsium penyelenggara SPJJ (Sistem Pembelajaran Jarak Jauh) untuk guru-guru di daerah tahun 2007-2010 sampai dengan era Spot Tahun 2012 sampai dengan sekarang.

1a

Salah seorang dosen yang memberikan pembekalan pada acara tersebut yaitu Deni Darmawan mencoba memberikan pengalamannya selama bergabung dengan PJJPGSD S-1 selama 3 tahun. Dalam perjalanannya sampai sekarang telah mampu memberikan inspirasi bagi UPI dalam mengembangkan lebih madiri tentang online learning diantaranya SPOT. Selama pembekalan, dikupas juga tentang buku yang ia kembangkan dalam membekali kemampuan membuat e-learning bagi para mahasiswa. Dalam buku tersebut dikupas semua tahan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan e-learning, mulai dari kebutuhan SDM, Software, Hardware, Pengembangan Konten, Sistem Penyelenggaraan, Sistem Evaluasi Online sampai dengan bagaimana melakukan kemitraan. Aspek kemitraan dalam online learning sangat penting, mengingat keberlangsungan (Sustainablity) layanan online learning akan tergantung dari Blue Print   yang dicanangkan untuk beberapa tahun atau periode sehingga aspek pembiayaan dapat dibantu melalui hasil kemitraan yang diciptakan.  Sebagai contoh UPI telah bermitra dengan Google, PT. Telkom, Telkomsel dan sejumlah vendor dalam bidang ICT lainnya. Dalam Buku sederhana yang dikembangkan oleh Dosen Prodi Tekpend FIP UPI tersebut dibahas pula tentang aspek teknis lainnya khususnya berkenaan dengan LMS (Learning Management System). Mengingat aspek dan daya dukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan online learning adalah aspek pengelolaan sistem, SDM, dan infrastruktur penting lainnya agar berjalan sedemikian rupa dan mampu bersama-sama mewujudkan tujuan.1b

 

Dalam proses pembekalan tersebut ada pengetahuan penting bagi penyelenggara online learning yaitu bagaimana mereka mampu melakukan “Interface Collaboration”. Sebagaimana yang telah dilakukan UPI melalui LPPM dalam kegiatan COIN (Collaboration Indonesia) selama ini telah mampu mengangkat level partisipasi aktif UPI menjadi salah satu pensuplay konten dalam layanan online seminar atau yang biasa disebut dengan “webinar”. Selama proses mengikuti pembekalan tersebut para tamu dari Diklat Tendik Kemenag yang merupakan perwakilan dari seluruh Nusantara tersebut merasa belum puas dan menyatakan masih ingin belajar lebih lanjut. Mereka menyatakan bahwa belajar dan mempelajari online learning di UPI memang sangat menantang mengingat UPI pernah mencetak lulusan para guru SD/MI di Jawa Barat yang mencapai 600 orang guru menjadi Sarjana melalui program SPJJ pada tahun 2007-2010 yang lalu. Demikian juga dengan perkembangan para dosennya yang telah mampu memproduksi bahan ajar online termasuk buku e-learning yang ditulis oleh dosen UPI sendiri serta Direktorat TIK yang mampu mengembangkan SPOT-nya.

1c

Semoga di lain waktu para peserta diklat Tekndik Kementrian Agama dapat kembali dengan UPI dan belajar lebih lama lagi khususnya mengenai e-learning dan SPOT yang terus dikelola oleh UPI. Semoga silaturahim ini terus berlanjut. (DD)