Tafsir Tarbawy (Al-Muzzammil ayat 8 -10)

Kajian subuh tarbawy bersama Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. kali ini membahas tentang Q.S. Al-Muzzammil ayat 8 sampai 10 sebagai upaya dalam memahami hakikat berdzikir. Menurut beliau dzikir adalah menghadirkan dan menyertakan Allah Swt. dalam segala keadaan atau peristiwa yang kita alami. Maka dari itu, penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami hakikat dari berdzikir.

Dilansir PORTAL BERITA UPI dari unggahan di kanal YouTube TVUPI Digital pada Rabu, 1 September 2021/24 Muharram 1443 H menjelaskan tentang hal tersebut.

Dengan berdzikir Allah Swt. akan memberikan jaminan kepada manusia agar selalu dalam kondisi yang tenang, senang, dan puas. Karena Allah Swt. sangat sayang kepada hambanya. Selain itu, manusia tidak akan bisa keluar dari keterbatasannya sebagai makhluk, betapapun hebat kekuatannya. Dengan menghadirkan dan menyertakan Allah Swt. artinya mengarahkan dan menggantungkan segala kekuatan kita secara total hanya kepada Allah Swt.

Manusia sebagai makhluk hanya bisa eksis karena adanya ketergantungan dan ketersambungan. Maka, hendaknya kita selalu menggantungkan dan mengarahkan perilaku kita hanya kepada Allah Swt. bukan kepada manusia, karena manusia hanya akan membuahkan kekecewaan atau keangkuhan yang tidak akan pernah memberikan ketenangan padanya.

Makna dzikir sendiri tidak terkurung pada diri sebagai individu, melainkan bekerja secara global, sistematik, dan integratif. Karena dzikir yang hidup dalam dada manusia berkolerasi dengan perilaku alam, sebab semua alam berdzikir. Sehingga dzikir akan memberikan dampak kepada alam secara kontinyu dan merata. Dalam tatanan alam dan kehidupan global yang eksis karena ketergantungan ini, hanya kepada Allah Swt. sebagai satu-satunya tempat bergantung yang tidak tergantung dan ujung dari seluruh tujuan.

Semua peristiwa yang terjadi di alam semesta ada dzikirnya, membimbing untuk untuk berpikir global, integratif, dan sistematik, sehingga kehadiran Allah Swt. benar-benar mengokohkan dan menerangkan. Selain itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjadikan Dia satu-satunya kepercayaan karena hal itu merupakan salah satu tanda kecerdasan. Dengan mempercayakan diri, aktivitas, dan kehidupan kepada apapun selain Allah Swt. merupakan sebuah kebodohan. Beliau juga menambahkan dengan berdzikir semoga Allah Swt. akan memberikan jaminan-jaminannya kepada kita semua. (Cikal Aktar Muttaqin)