Tafsir Tarbawy (Q.S. Al-Qolam ayat 8-16)

Kajian subuh bersama Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. kali ini membahas tentang Q.S. Al-Qolam ayat 8 sampai 16 yang bertemakan Bimbingan Dalam Berdakwah ke-2. Maka dari itu, penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Dilansir dari unggahan di kanal YouTube TVUPI Digital pada Rabu, 13 Oktober 2021/7 Rabi’ al-Awwal 1443 H yang menjelaskan tentang hal tersebut.

Dalam menghadapi para penentang yang memusuhi Islam, Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk tidak menaati apa yang mereka inginkan dan terus bersabar menghadapi mereka serta tidak membenci apapun yang mereka lakukan kepada beliau sekeras apapun itu. Rasulullah Saw. merupakan seseorang yang lembut tapi tidak lembek, maksudnya adalah beliau seorang yang teguh dalam memegang prinsipnya. Terdapat beberapa indikator perilaku dari mereka terhadap Islam antara lain: mengumbar sumpah rendahan; mondar-mandir untuk mencela dan mengadu domba; sangat kikir atau menghalangi segala kebaikan; melanggar aturan dan berbuat dosa; serta kasar dan terkenal jahat.

Adapun alasan dan ancaman mengapa mereka mempunyai perilaku yang sangat buruk adalah karena rasa bangga diri yang menjadi kendala utama dalam menerima kebenaran sehingga mata batin mereka kemudian tertutup untuk menerima hidayah. Mereka mempelintir segala kebenaran dan menganggap hal itu sebagai omong kosong belaka. Sehingga kemudian Allah Swt. memberikan ancaman dengan menandai hidung mereka sebagai khurtum yang merupakan hidung dari gajah dan babi. Ini merupakan bahasa kinayah yang merupakan ungkapan untuk menistakan mereka.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa, kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. hendaknya turut mencontohi perilaku beliau yang selalu sabar dan berperinsip dalam menghadapi kekejaman dan kejahatan. Hal ini juga harus kita iringi dengan akhlak mulia dan kelembutan yang harus menjadi wajah terdepan. Kelembutan yang kita miliki juga tidak boleh menghalangi ketegasan dan disiplin diri, kita juga hendaknya selalu memperhatikan keangkuhan dan egoisme di dalam diri serta selalu menjaga adab dalam berkomunikasi. (Cikal Aktar Muttaqin)