Taman Jomblo, Taman untuk Mereka yang Singel

Bandung, UPI1

Suhu yang sejuk dingin, suasana yang nyaman, orang yang begitu ramah dan sopan itu lah Bandung. Kota dengan masyarakat yang mempunyai segudang ide kreatifnya membuat Bandung menjadi kota kreatif di Indonesia. Dari mulai musik, seni lukis, dan seni yang lainya sudah tidak diragukan lagi seberepa kreatifnya Kota Bnadung.

Ridwan Kamil adalah Wali Kota Bandung sekarang, wali kota yang sangat mendukung ide kreatif masyarakatnya dibuktikan dengan dibangunya taman yang sangat unik dan pertama di Indonesia. Taman Jomblo ya itu lah taman yang sangat unik di antara taman-taman yang lain. Taman ini diberikan dan didirikan Ridwan Kamil untuk mengapresiasi kawula muda Kota Bandung yang belum memiliki kekasih alias jomblo. Taman ini berda di bawah jalan layang Pasupati, Taman Sari Kota Bandung.2

Dengan tempat duduk membentuk kubus dengan beraneka ketinggian dan didesain hanya untuk sendri memberi warna dan ciri khas sendiri bagi taman yang sangat aneh, unik, dan kreatif. “Dilarang pacaran di taman jomblo,” ucap kang Emil, ucapan yang sangat ringan namun melekat dalam taman ini. Namun nyatanya tidak demikian ucapannya bagai angin yang berembus di tengah malam karena setiap malam minggu bahkan mungkin setiap hari ada saja yang mebawa pasanganya ke taman yang dikhususkan untuk mencari jodoh ini.

Mungkin sangat terkejut jika Kang Emil melihat taman yang dikhususkan untuk mencari jodoh ini ternyata dipakai untuk memadu kasih oleh pasangan yang tidak tahu arti dari tujuan taman ini dibuat.

“Taman yang seharusnya buat mencari jodoh dan untuk para jomblo yang tidak punya pasangan malah disalahgunakan jadi tempat pacaran. Kesel sih cuman ya mungkin mereka kehabisan lahan untuk berpacaran,” ucap Tika sambil menggerutu, pengunjung sekaligus warga Bandung asli.

Wali Kota memang sangat kreatif dan unik membangun taman ini namun dia dan masyarakat harus merealisasikan apa yang harus kita lakukan tentang taman ini demi kenyamanan kita bersama dan tidak keluar jalur dari apa tujuan di maksudkanya taman ini dibangun.

“Taman yang lestari hanya untuk ditempati dan dilindungi bukan untuk dikotori para oknum yang tak bertanggung jawab,” ucap Tika pengunjung taman terebut. (Gifary Nur Ariza, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS, UPI)