THE MUSIC OF NATURE

Dinn Wahyudin

Datanglah ke kampus UPI di penghujung Ramadhan ini. Ada hal yang berbeda dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Yaitu hadirnya warga kampus baru dengan suara melengking yang khas. Pagelaran simponi alami. Yaitu hadirnya tonggeret sang pemusik alami yang melantunkan suara khas bertengger di dahan pepohonan. Beruntung bagi UPI sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki “Kebun Botani”. Walaupun kebunnya tak luas, malah cenderung hanya sauprit atau sangat sempit, namun cukup untuk beberapa satwa dan fauna hadir dan berkembang biak di sana.  Binatang serangga Tonggeret ini memiliki nama ilmiah Cicadidae dari subordo Cicadomorpha, dengan ordo homoptera. Orkestra Tonggeret dan Turaes ini diyakini sebagai tanda alam untuk menghakhiri musim penghujan dan menyambut musim kemarau.

Bagi kampus UPI, dan juga kampus lainnya yang banyak pepohonan, hadirnya tonggeret dan juga binatang sejenis seperti turaes, memberikan hikmah tersendiri. Di tengah padatnya aktifitas kampus, warga kampus bisa menikmati alunan simponi musik alami ini.  Suara nya khas, membawa pendengarnya untuk bernostalgia ke alam pegunungan. Hal ini juga mengingatkan kita pada suasana kampung halaman yang idah alami. Saatnya kita lebih  bersahabat dengan alam.

Musik alami atau the music of nature sering menjadi kajian riset dari berbagai disiplin ilmu. Seorang ahli seni musik, Jonathan Skinner Harvard University (2012) mempublikasikan karya seni dalam suatu pagelaran kolosan tentang berbagai suara binatang di dunia. Dalam balutan pagelaran spektakuler The great animal orchestra: A performance and dialogue in Soudspace and Poetry, pagelaran tersebut menjadi ikon even dunia yang spektakuler dan luar biasa.

Hal lain, riset yang dilakukan oleh Millard (2021) menyimpulkan bahwa suara alam, apakah itu suara burung, air terjun, gemerciknya air, dan suara binatang lainnya memiliki efek positif bagi ketenangan jiwa dan kebahagiaan rohani. Suara alam diyakini mengurangi stress, dan memberi efek pada imun daya tahan tubuh.  Riset yang dilakukan  Ecological Application (2020) menyimpulkan bahwa dari sampel 3000 warga kota metropolitan Tokyo, efek melihat pepohonan hijau (greeny) di perkotaan, bisa meningkatkan kesehatan mental, meningkatkan kebahagiaan, dan mengurangi depresi.

Nature Tourism

Dalam bidang pariwisata, tawaran paket wisata alam ini juga semakin meningkat. Di dalam negeri misalnya,  seorang pengelola paket wisata – Alex Waisimon dari Distrik Nimbrokang Jayapura Provinsi Papua, menawarkan paket unik dengan nama Bird Watching Isio Hillls. Para tamu yang menginap di homestay nya akan  diberi pengalaman menakjubkan. Yaitu menikmati sensasi unik kicauan burung Cendrawasih di perbukitan Isio Distrik Jayawijaya yang indah dan memesona. Suara burung alam liar andalan yang ditawarkan antara lain cenderawasih raja, cenderawasih mati kawat dan Cenderawasih Paru Sabit Paruh putih dengan suara nyaring melengking yang menakjubkan. Bila teman teman  berminat, coba deh  dating ke Distrik Jayapura Papua,  datang ke homestay di Bukit Isio. Rasakan sensasinya.

Tawaran wisata lain, di banyak tempat di pesisir Australia dan Selandia Baru, banyak ditawarkan paket wisata yang menjanjikan atraksi ikan Paus (whale sound and attraction)  dengan suara yang tiada tara. Di Freycinet National Park, Tasmania misalnya, para wisatawan rela mengeluarkan uang ratusan dollar hanya untuk melihat dan mendengar bagaimana serombongan Ikan Paus Bungkuk (Humple whale) beraksi. Konon ketika ikan paus bungkuk sedang puncak dimabuk cinta atau beger  ingin kawin, maka semakin motah  ikan paus bungkuk jantan  itu bertingkah. Dengan suara khas, ikan paus jantan meliuk liukkan badannya, untuk menarik perhatian paus betina pasangannya. Bila gayung bersambut. Pasangan ikan paus itu akan semakin lincah meliuk-liukan badanya di hamparan laut yang indah.

Demikian catatan ringan suara alam. Termasuk sensasi suara Tonggeret di kampus UPI.

(Catatan Ngabuburit di Kampus UPI bersama Prof. Dasim, Prof. Ace, Prof. Danny, dan Pa Ridwan  pada Ramadan H-27).