Tim Mahasiswa UPI Ciptakan Prototipe Ecuid-Tree dari Spirulina dan Guppy untuk Menyerap CO2 di Ruangan Tertutup

Bandung, UPI

Dalam upaya inovatif untuk mengatasi polusi karbon dioksida (CO2) di ruangan tertutup, sekelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia telah menciptakan prototipe “Ecuid-Tree” yang menggabungkan alga Spirulina dan ikan Guppy dengan sistem penggerak otomatis berbasis Arduino Uno.

Prototipe ini, yang disebut sebagai “Ecuid-Tree,” dirancang untuk menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengurangi konsentrasi CO2 di ruangan-ruangan yang terkurung, seperti kantor dan laboratorium. Konsep ini memanfaatkan kemampuan Spirulina, jenis alga yang dikenal efisien dalam fotosintesis dan penyerapan CO2, serta ikan Guppy yang dapat membantu menciptakan ekosistem mikro yang mendukung pertumbuhan alga.

Menurut Salsabila ketua tim pengembang, “Kami ingin menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya menyerap CO2, tetapi juga memanfaatkan aspek ekologis dengan cara yang inovatif. Penggunaan Spirulina dan Guppy memungkinkan kami menciptakan solusi yang terintegrasi secara alami.”

Sistem ini menggunakan Arduino Uno untuk mengatur siklus otomatis yang menjaga keseimbangan antara cahaya, nutrisi, dan pergerakan air, yang merupakan faktor penting bagi kesehatan alga dan ikan. “Dengan sistem ini, kami bisa memastikan bahwa kondisi di dalam prototipe tetap optimal untuk kedua organisme,” tambah De Shila.

Proyek ini juga mendapat dukungan berharga dari dosen pembimbing, Prof. Topik Hidayat, Ph.D., yang memberikan arahan dan bimbingan teknis kepada tim. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan Prof. Topik, yang telah membantu kami mengarahkan proyek ini dengan wawasan ilmiah dan teknis yang mendalam,” ujar Revalina.

Tim ini terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Salsabila Yasyfa Khairunnisa, De Shila Syailinda Maulida, dan Revalina Caroline Tomasowa dari Program Studi Biologi berperan penting dalam aspek biologis dan ekosistem dari prototipe. Khrisna Wahyu Wibisono dari Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer menyumbangkan keahlian dalam sistem pengendalian otomatis, sementara Yosep Jeremi dari Program Studi Teknik Mesin mengaplikasikan pengetahuan teknik dalam merancang dan membangun perangkat keras prototipe.

Inovasi ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama SDG 13 (Tindakan terhadap Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Ekosistem Darat). Dengan mengurangi konsentrasi CO2 dan mempromosikan solusi berbasis alam, proyek ini mendukung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan.

Inisiatif ini juga mendukung visi “Indonesia Emas 2045,” yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan kualitas lingkungan yang baik dan teknologi inovatif. Dengan menciptakan solusi teknologi ramah lingkungan seperti “Liquid Tree,” tim mahasiswa ini berkontribusi pada upaya Indonesia untuk menjadi pelopor dalam keberlanjutan dan teknologi hijau.

Prototipe ini tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah polusi udara di ruangan tertutup tetapi juga memperkenalkan konsep baru tentang bagaimana teknologi dan biologi dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Selain itu, proyek ini menunjukkan potensi pengembangan lebih lanjut dalam sistem biosorpsi berbasis teknologi untuk berbagai aplikasi lingkungan.

Tim mahasiswa ini berharap inovasi mereka dapat memicu lebih banyak penelitian dan pengembangan di bidang ini, serta inspirasi bagi solusi-solusi baru dalam pengelolaan kualitas udara. Mereka juga berencana untuk menguji dan menyempurnakan prototipe mereka lebih lanjut, dengan harapan bahwa suatu hari produk ini dapat diterapkan secara lebih luas di berbagai lingkungan.

Dengan keberhasilan proyek ini, harapan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan semakin menjanjikan, membawa kita selangkah lebih dekat ke solusi untuk tantangan lingkungan global yang mendesak serta mendukung Indonesia menuju visi 2045.          (de shila syailinda maulida)