Tim PkM BHP Depertemen Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Selenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Belener Kabupaten Cianjur

Tim PkM BHP Depertemen Pendidikan Biologi Selenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Belener Kabupaten Cianjur Melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang : Diseminasi Teknologi  Pembuatan Fat Oil  Magot BSF  Untuk  Pakan Ikan dan Miyang Goreng Serta Mikroba Probiotik Magot BSF Untuk Pertahanan Tanaman Sebagai Adaptasi Pandemi Covid-19 Masyarakat Desa Belener Kabupaten Cianjur. Kegiatan PKM BHP dilakasanakan  tanggal  29 April  2022 yang diketuai oleh Prof Dr. Yayan Sanjaya, M.Si dengan anggota Drs. Suhara, M.Pd berupa Worksop, penyuluhan dan pelatihan Kepada Masyarakt Desa Belener Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur,  Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan setahun sebelumnya tentang pemanfaatan Magot Black Soldier Fly (BSF) sebagai pakan dan pengkonversi limbah organik.

PkM BHP ini dilatar belangi karena kendala yang dihadapi di daerah tersebut yaitu Penyediaan pakan yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan industri peternakan dan perikanan, hal ini juga menjadi salah satu komponen terbesar dalam kegiatan usaha tersebut, yaitu 50 – 70% (. Semakin meningkatnya harga sumber-sumber protein dan adanya ancaman ketahanan pakan ternak, tekanan lingkungan, pertambahan populasi manusia serta meningkatnya permintaan protein di pasar menyebabkan harga protein yang berbasis hewan semakin mahal.

Mereka mengatakan sebesar 70% dari komponen biaya produksi pada budidaya ikan lele adalah biaya untuk pakan. Hal itu tak lepas dari semakin mahalnya salah satu bahan utama pakan pabrik, yakni tepung ikan. Akhirnya, kondisi itu memaksa peternak mencari alternatif dengan membuat pakan sendiri. Pakan buatan itu memakai bahan-bahan seperti dedak halus (bekatul), ampas tahu, jagung giling, dan tepung tapioka yang dikombinasi dengan ayam tiren atau ikan rucah sebagai sumber protein hewani. Pertumbuhan ikan lele akan optimal dengan pelet yang mengandung protein minimal 32%. Dengan kadar protein 32%, efisiensi konversi pelet terhadap bobot lele mencapai 60—80%. Harga per-kg pelet berprotein tinggi ini memang lebih mahal. Namun, jika dibandingkan dengan bobot tubuh yang dihasilkan serta masa panen yang lebih cepat, biaya produksinya tetap lebih rendah.

Pakan buatan atau Produk komeril akan lebih murah dan efektif Ketika ditambahkan suplemen berupa “fat oil”. Tujuan dari penambahan “Fat oil” bsf agar ketahanan dan kualitas ikan menjadi baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti ternyata minyak BSF yang ditambahkan mempunayai  kandungan nutrisi yang lebih  baik dan mampu menggantiakn peran suplemen yang harganya raltif mahal.

Metode yang digunakan adalah metode STM (sosial teknologi masyarakat) dengan pendekatan (self personality) pendekatan personal yang menitik beratkan pada pembinaan pegathuan dan karakter (soft skill) para petaniikan. Aplikasi metode STM dilakukan dengan pengarahan, pembinaan, dan pemberian keterampilanan (training) dalam mengelola bahan biopestisida, fungisida, predator dan larva bsf . Life skill dan soft skill yang di kolaborasi dan aplikasi perkembangan IPTEKS khususnya bioteknologi terapan, sehingga diharapkan dapat memberikan dan menjadi bekal bagi para petani Ikan.

Solusi yang ditawarkan adalah dengan workshop yang berisi teori dan aplikasi tentang magot BSF, Adapun detil kegiatan workshop ini adalah:Pengenalan BSF, Biologi, morfologi dan sifat BSF, pakan BSF, pelaksanaan Breeding/rearing bsf, pemeliharaan BSF dan pembuatan Fat Oil untuk suplemen Hasil diseminasi tentang perbanyakan BSF dan pembuatan ‘Fat Oil” BSF   pesertanya adalah  para santri, ustadz dan Kiyai.  Mereka sangat antusias mengikuti penjelasan ini karena dengan dengan ketrampilan mengembangbiakan BSF ini akan menurunkan biaya produksi yang berimbas pada kesejahteraan petani ikan

Pembutan “Fat oil“ BSF menawarkan alternatif suplemen pakan yang menjanjikan karena keunggulannya yang dapat membuat ikan pertumbuhannya menjadi lebih baik selain itu memiliki ddaya tahan tinggu terhadap  serangan hama dan penyakit. Hasil Diseminasi  ini  adalah menurut para petani ikan materi pelatihan sangat sesuai dengan kebutuhan mereka (60%) sedangkan sisanya mengatakan setuju (40%) kemudian materi ini bermanfaat karena dapat memecahkan masalah ekonomi dan lingkungan yang dihadapi (YU, 2009).

Lebih jauh lagi sebagian besar petani menyatakan workshop ini sangat bermanfaat,bisa diterapkan di lapangan karena mudah didapat dan murah (100%). Disamping itu materi ini merupakan hal baru tetapi mudah dipahami karena tidak selalu teoritis (95%). Selanjutnya nara sumber menyampaikan narasi tantang pembuatan  fat oil.