TIM PKM UPI SUGUHKAN TOPIK REPRESENTASI ISLAM RADIKAL DALAM PEMBERITAAN DEMONSTRASI MAHASISWA

Bandung

Tepat pada 5 Agustus 2020, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) merilis Pengumuman Pendanaan PKM 5 Bidang Tahun 2020 melalui portal resmi simbelmawa.kemdikbud.go.id. Tercatat ada 50 tim yang lolos dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kelompok Lestari Kusuma Dewi, Annisa Rizqi Rahmawati dan Wulan Fajrideani adalah salah satu tim yang penelitiannya lolos didanai. Di bawah bimbingan Mahmud Fasya, S.Pd.M.A., tim ini mengusung PKM Penelitian Sosial Humaniora dengan judul “Representasi Islam Radikal dalam Pemberitaan Demonstrasi Mahasiswa 2019 di Portal Media Daring”.

Paham radikal atau radikalisme sudah ada sejak dulu. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Radikalisme sendiri pertama kali muncul dalam ranah politik, kemudian meluas ke ranah sosial, budaya, hingga ke ranah agama. Namun, dewasa ini paham radikal lebih sering dikaitkan dengan agama Islam. Hal tersebut disebabkan perbuatan segelintir orang yang mengatasnamakan Islam untuk menjustifikasi tindak “radikalnya”. Sebut saja peristiwa black September, bom Bali, dan lahirnya ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah).

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, isu Islam radikal tentu menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Pemberitaan di portal media daring yang semakin masif berkembang dikhawatirkan bisa memengaruhi pola pikir masyarakat, khususnya masyarakat awam. Apalagi, masyarakat yang kurang melek literasi digital akan sangat mudah terprovokasi oleh wacana-wacana yang belum pasti kebenarannya.

Berangkat dari permasalahan tersebut, kelompok ini kemudian melakukan penelitian untuk menelusuri lebih dalam bagaimana representasi Islam Radikal di portal media daring , khususnya pada pemberitaan Islam Radikal yang mencuat kembali saat terjadinya demonstrasi mahasiswa yang menuntut perubahan RKUHP pada tahun 2019. Selain itu, penelitian ini juga merupakan upaya untuk mencerdaskan masyarakat dalam berliterasi digital agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan lebih bijaksana dalam menanggapi pemberitaan mengenai Islam radikal. Lebih lanjut, penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat memaknai sebuah wacana dan meminimalkan salah tafsir.