ULT dan PPID UPI Gelar Workshop Layanan Prima

Bandung, UPI

Workshop Layanan Prima bagi Unit Layanan Terpadu (ULT) dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan sebuah upaya kita untuk memetakan dan memotret tingkat kompetensi keunggulan-keunggulan layanan kita, dan untuk mengetahui hal-hal apa saja titik lemah yang harus diperbaiki agar persiaspan-persiapan akreditasi ULT itu betul-betul sudah siap. Demikian ungkap Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd., saat ditemui di sela-sela kegiatan workshop di Grand Mercure Bandung Setiabudi Jalan DR. Setiabudi No. 269-275, Bandung, Kami (11/7/2019).

Kaitannya dengan workshop, ujarnya, urgensi penyelenggaraan workshop ini sangat penting untuk menghadapi akreditasi ULT UPI. Kinerja ULT UPI dalam rangka menuju akreditasi sudah mencapai 60%, kita masih memiliki waktu untuk terus dioptimalkan. Akreditasi akan dilakukan pada Oktober 2019, maka ini harus betul-betul dioptimalkan. ULT UPI harus membangun kerja sama dengan berbagai unit kerja di UPI secara intensif.

Dijelaskannya,”Strategi yang dibangun universitas adalah melakukan workshop lanjutan antar ULT dengan Direktorat TIK dan Kerasipan, serta berbagai unit kerja terkait. Dalam setiap rapat pimpinan, disajikan data-data tentang progress terbaru ULT, semua unit kerja yang ada harus terlibat secara langsung.”

Diharapkan, katanya, dengan optimalisasi kerja tim ULT secara intensif, tahun ini kita memiliki ULT yang terakreditasi yang bisa memberikan pelayanan terbaik kepada publik internal dan eksternal  UPI. Demikian pula dengan para pelayan publiknya yang memiliki perfomance yang baik.

Hal serupa ditegaskan oleh Ketua ULT UPI yang juga Kepala Seksi Publikasi dan Pengelolaan Media Kantor Humas UPI Dr. Deni Darmawan, M.Si. Dikatakannya bahwa  urgensi penyelenggaraan workshop ini merupakan sebuah upaya untuk melakukan capacity building, menyamakan visi misi dan persepsi tentang kompetensi layanan dan mutu layanan yang harus dilakukan di ULT dan PPID UPI.  Kita juga melakukan sharing best practice dari sejumlah lembaga pelayanan publik seperti dari perguruan tinggi negeri  ataupun perusahaan, mengingat ini merupakan kebutuhan kita yang belum bisa kompetitif secara riil. Diharapkan, UPI bisa masuk dalam salah satu kategori pemeringkatan layanan publik.

“Pada dasarnya UPI sudah banyak memiliki data dan informasi, hanya saja bagaimana caranya kita memediasi, bagaimana membudayakan transparansi, bagaimana membudayakan berbagi, dan membudayakan optimalisasi pelayanan untuk dimiliki oleh setiap unit kerja. Upaya yang dilakukan ini diharapkan berimbas pada liaison officer (LO) unit-unit kerja di UPI agar memahami proses layanan publik.  UPI memiliki 40 LO, keberadaannya diharapkan bisa memberikan pelayanan prima terhadap stakeholder UPI. Uji kepuasan menjadi tidak bermakna atau tidak berarti ketika pelayanan publik yang diberikan ULT dan PPID tidak mampu memberikan informasi yang sesuai dengan harapan publik internal maupun eksternal,” jelasnya.

Kami sebagai etalase universitas dalam aspek penyediaan informasi, ujarnya lagi, nyaris tidak mungkin mengotrol semua apa yang terjadi di lingkungan universitas, oleh karena itu dibutuhkan LO. Ke depan, LO akan ditingkatkan kapasitas kompetensinya dalam bidang pelayanan menjadi lebih paham, lebih sinergis, fleksibel, dan tidak ada tekanan dan paksaan, tetapi mengalir untuk memberikan solusi. Outputnya lahir sebuah kultur akademik,yang menjadikan UPI sebagai lembaga milik publik yang disegani.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Humas UPI Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M. Si., mengatakan,”Workshop yang dilakukan ULT merupakan sebuah upaya untuk menambah kepercayaan diri sumber daya manusia ULT. Mereka dirasakan perlu untuk bisa memberikan pelayan prima kepada stakeholder UPI. Ini merupakan tahap yang kesekian kalinya, dan secara berkala para customer service mengikuti benchmarking atau workshop ke beberapa perguruan tinggi yang memang kita nilai berhasil dan sudah memiliki reputasi baik.”

Output untuk jangka pendek, katanya, diharapkan ULT bisa masuk dan menyerahkan dokumen standarisasi nasional pelayanan prima dari Kemenristekdikti yang dikukuhkan dalam bentuk pemeringkatan oleh Kemkominfo. Untuk jangka menengah, kita mencoba melengkapi dan menambah jenis layanan, sementara itu untuk jangka panjang, targetnya adalah menjadikan ULT UPI sebagai unit yang bisa memberikan pelayanan prima terhadap seluruh stakeholder. Diharapkan dukungan penuh dari universitas untuk menjadikan ULT sebagai wajah universitas. (dodiangga)