UPI dan ATDIKBUD KBRI Riyadh, Saudi Arabia Tandatangani Nota Kesepahaman

 

 

Bandung, UPI

Hubungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh, Saudi Arabia dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengalir begitu saja, seolah kami telah memiliki chemistry sejak lama, banyak guru-guru yang secara informal menginsiprasi kami. UPI merupakan perguruan tinggi yang memiliki reputasi baik dalam konteks pendidikan baik di Pulau Jawa maupun Indonesia secara umum. Kondisi geografis UPI yang berdekatan dengan kampus lain, membangun kultur akademik yang baik dan saya melihat kecocokan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN), dan di beberapa perguruan tinggi Saudi Arabia untuk melakukan kerja sama.

Pernyataan tersebut disampaikan Atdikbud KBRI Riyadh, Saudi Arabia Achmad Ubaedillah, M.A., Ph. D., usai melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Kerja Sama Akademik di Ruang Rapat Partere, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (18/2/2019).

Dalam MoU ini, ungkapnya, kami ingin memberikan kesempatan kepada seluruh sivitas akademika UPI untuk melakukan kerja sama utamanya dalam bidang riset. Dari sisi Atdikbud, kami membutuhkan para ahli pendidikan untuk membantu memajukan SILN di Saudi Arabia, yang berada di Riyadh, Jeddah dan Makkah.

“Sementara itu, di Madinah ada kelompok belajar dimana di tempat-tempat tersebut banyak guru-guru yang perlu ditingkatkan kompetensinya atau upgrade skill kemampuan mengajarnya, dan itu saya yakin UPI mempunyai sumber daya manusia untuk melakukannya. Dalam konteks mahasiswa ataupun dosen muda, dapat melakukan pelatihan atau riset baik untuk kepentingan skripsi, tesis, atau disertasi jika memungkinkan,” tegasnya.

Senada dengan Atdikbud, dalam kesempatan yang sama, Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menjelaskan bahwa jika memperhatikan apa yg disampaikan oleh Atdikbud, saya kira ini merupakan suatu prospek dan peluang bagi UPI untuk ditindaklanjuti dalam kaitannya bagaimana UPI memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan, bukan hanya yang sifatnya nasional tapi internasional yaitu di sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri.

“Untuk itu, dalam waktu dengan UPI akan melakukan koordinasi dengan tim untuk menyiapkan program-program atau kegiatan positif apa saja yang dapat dilaksanakan di Saudi Arabia khususnya di Riyadh. Sementara itu kaitannya dengan center of excellence in vocational education, kita harus melihat secara nyata kebutuhannya apa, setelah itu kita akan melihat potensi yang ada di UPI, baru kita bisa bergerak untuk mebuat programnya untuk Saudi Arabia,” jelasnya.

Jika kita berbicara sanggup atau tidak, ujarnya lagi, kita sesungguhnya memiliki potensi yang cukup besar dalam pendidikan vokasi. Dengan diperolehnya informasi terkait kebutuhan tersebut, maka kita tinggal adaptasi dengan program-program yang sudah berjalan di Indonesia.

Ditegaskannya,”Kepercayaan yang diberikan pihak ekstrenal kepada kita, harus kita jawab dengan tanggung jawab, kita siapkan diri dengan sebaik-baiknya di dalam memberikan kontribusi tadi. Dalam proses peningkatan mutu guru, membuka peluang bagi kita, nah ini yang menjadi tanggung jawab kita. UPI harus berpikir secara global di era sekarang ini, selain berpikir nasional kita juga harus berpikir internasional, karena ini sesuai dengan visi UPI yaitu Pelopor dan Unggul atau Leading and Outstanding dan juga sesuai target dari jangka panjang UPI. (dodiangga)