UPI Kampus Purwakarta Gelar Seminar Hasil KKN Citarum Harum

Purwakarta, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta menggelar kegiatan Seminar dan Diseminasi Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum 2019, Kamis (15/08) di Aula kantor desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur.

Pada seminar dan diseminasi ini hadir Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc, M.Si. sebagai Pembicara utama, Iwan perwakilan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Eva Fandora S.T, M.T dari Kepala bidang Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jawa Barat kemudian turut hadir Direktur UPI Kampus Purwakarta  Prof. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph D, dan jajaran dosen-dosen UPI Kampus Purwakarta, serta aparat pemerintah desa dan kecamatan Jatiluhur dan tak lupa perwakilan mahasiswa dari prodi PGSD dan PGPAUD, Bambang Widjayadikusumah, Desiana Nur Azizah dan Selena Helga.

Rangkaian prosesi Kegiatan Seminar dan Diseminasi Hasil KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dilanjutkan dengan penampilan dari salah satu mahasiswi UPI Kampus Purwakarta serta tidak lupa sambutan dari Direktur UPI Kampus Purwakarta Prof. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph D, dan Camat Jatiluhur Drs. H.R Dedi Kusmayadi, M.Si.

Sebelum beranjak pada pematerian perwakilan mahasiswa dari prodi PGSD dan PGPAUD, Bambang Widjayadikusumah, Desiana Nur Azizah dan Selena Helga memaparkan hasil KKN Tematik Citarum Harum UPI Kampus Purwakarta selama 40 hari, mereka mengangkat 6 permasalahan yang paling sering muncul dan sifatnya penting diantaranya, kekeringan (lahan tandus), sampah, polusi udara, limbah pabrik, Keramba jaring apung dan eceng gondok, serta dampak pembangunan KCIC. “Solusi dari kendala tersebut kuncinya adalah kesadaran masyarakat, komunikasi dan sosialisasi”, ujar Desiana.

Selanjutnya, seminar ini, diawali dengan pematerian dari Iwan selaku perwakilan dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) beliau memaparkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh WALHI secara ringkas, menurut data yang diperoleh, kota Purwakarta menempati urutan pertama dalam pencemaran polusi udara, dan urutan kedua diikuti oleh Kota Bandung serta selanjutnya Kota Bekasi.

Senada dengan hal itu, kota Purwakarta merupakan salah satu kota yang paling besar dalam polusi penggunaan batubara, hal tersebut menandakan besarnya pencemaran yang berakibat langsung pada pencemaran udara. Terbilang, perizinan batubara yang mudah di Indonesia, pungkasnya.

Disambung dengan pemateri kedua, Ahmad Heryawan mengungkapkan, saat ini sungai Citarum dinyatakan sebagai sungai yang paling terkotor dan tercemar di dunia. Selain itu, ia menyebutkan tidak sedikit penduduk lokal di sekitar Sungai Citarum yang menderita berbagai penyakit, seperti terkena penyakit kulit, infeksi, saluran pernapasan terganggu, dan batuk karena efek bau busuk yang menyengat dari air sungai.

Sungai Citarum adalah pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Air dan lingkungan sekitar alirannya telah puluhan tahun tercemar. Generasi berganti, pemerintahan berubah, tapi Sungai Citarum semakin mengenaskan.

Pada tahun 2013 Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute menyatakan Sungai Citarum sebagai salah satu tempat paling tercemar di dunia. Begitu pula oleh Word Bank bahwa sungai Citarum yang merupakan sungai terpanjang ke tiga di Indonesia, disebut sebagai sungai terkotor. “Kondisi pencemaran Sungai Citarum sangat memprihatinkan. Pasalnya, berdasarkan hasil penelitian, sampah mikro plastik yang dibuang ke sungai sampai dimakan oleh ikan” ujarnya.

Mengenai penanganan masalah Sungai Citarum, mantan Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018 Ahmad Heryawan berpesan “mari kita dorong program Citarum Harum sebaik-baiknya, suarakan secara hati nurani hindari membuang limbah peternakan, membuang limbah rumah tangga insyaAllah Citarum Harum”.

Ditutup pemateri terakhir Eva Fandora selaku perwakilan dari pihak kepala bidang Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jawa Barat melanjutkan pembahasan sumber pencemaran sungai Citarum Harum. “Sebanyak 36% sungai Citarum terkena limbah domestik, Industri, pertanian dan peternakan serta 96% kualitas air sungai Citarum tidak memenuhi baku mutu” pungkasnya.

Seminar dan Diseminasi Hasil KKN Tematik Citarum harum UPI Kampus Purwakarta berlangsung sangat lancar serta memberikan manfaat dan edukasi bagi masyarakat. (DN)