UPI Memasuki Pencaturan Dunia Menuju TOP311 Bersama E. Aminudin Aziz

Amin Aziz-1MASA yang baru segera tiba bagi seluruh civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia. Momentum tombak berdirinya pengembangan jati diri perguruan tinggi berbasis pendidikan ini tak lama lagi akan berlangsung. Perubahan dan perkembangan yang diharapkan dapat membawa angin segar ke dalam atmosfer di kampus berkultur pendidikan dan menghasilkan sebuah pembuktian nyata kepada dunia. Didukung dengan gagasan cemerlang dan pengabdian sepenuh hati, cita-cita akan pencapaian yang gemilang niscaya akan terjadi.

Kini UPI tengah bersiap untuk menyambut pemilihan rektor masa bakti 2015-2020. Sejumlah nama kandidat dengan gagasan terbaik untuk UPI yang lebih baik telah terungkap. Satu di antaranya adalah Prof. H. EndangAminudin Aziz, MA, Ph. D. yang saat ini masih memegang jabatan sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan, dan Hubungan Internasional, Universitas Pendidikan Indonesia. Ia juga merupakan Guru Besar (Linguistik), Departemen Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Indonesia.Amin Aziz

Pengalamannya di bidang pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Tak hanya diperhitungkan di tingkat nasional, namun juga internasional. Selain telah mengajar sebagai dosen di JurusanPendidikan Bahasa Inggris, UPI selama 24 tahun, dirinya juga berpengalaman menjadi dosen Bahasa Indonesia di Department of Indonesian Studies dan tutor di Department of LingusiticMonash University, Australia padatahun 1997-2000, External Examiner for PhD. candidate di the University of Western Australiatahun2012, serta sebagai External Examiner (Linguistics) di University of Malaya, Malaysia, tahun2010-2015.

Selain pengalaman mengajar, pengalaman kepemimpinannya juga terbukti dengan menjabat sebagai Kepala Pusat Bahasa, Kemdiknas, Jakarta tahun 2010-2011.

Tak mengherankan jika prestasi yang telah diatorehkan tidak main-main. Pada tahun 2005 dirinya meraih penghargaan DosenTeladan Universitas Pendidikan Indonesia serta sebagai finalis Dosen Teladan Nasional dan meraih peringkat ke-9. Prestasi membanggakan lainnya yaitu menjadi Penerima Satya Lencana Karya Setya, 20 tahun dari Presiden RI yang ia terima di tahun 2012.

Dengan pengalaman dan prestasi yang mumpuni, Aminudin pun maju menjadi bakal calon rektor. Didorong rasa tanggung jawab untuk membawa institusi ini ke arah yang lebih baik sebagai motivasi utama, ia menggagas bahwa pencalonannya ini bukanlah sebatas ambisi pribadi belaka. Berdasarkan motivasi ini ia ingin membawa Universitas Pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, tentu saja dalam berbagai konteks. Visinya ialah membawa UPI memasuki percaturan dunia menuju TOP311.

Apa itu TOP311? Ia menggagas bahwa istilah tersebut mengacu pada T = Target, O = Operasi, dan P = Prasyarat. Jadi TOP 311 adalah 3 prasyarat, 1 Operasi, dan 1 Target. Untuk dapat masuk ke dalam arena percaturan global tersebut, UPI mau tidak mau harus sampai memiliki 3 prasyarat. Yang pertama adalah “Kesejahteraan Berkeadilan”, kedua “Kecukupan dan Kepatutan Fasilitas dan Sumber Daya”, dan yang ketiga “Akuntabilitas Manajemen”. Selanjutnya, ketiga prasyarat tersebut harus dioperasikan dengan satu cara, yaitu dengan layanan prima yang berstandar mutu tinggi. Layanan yang dimaksud adalah layanan yang harus prima kepada siapa pun. Seluruh rangkaian prasyarat dan operasi tersebut bertujuan untuk mencapai satu target, yaitu “Kemartabatan Akademik”.Amin Aziz-3

Namun menurutnya, dewasaini UPI masih belum optimal dalam memenuhi standar pencaturan TOP 311, meskipun untuk beberapa hal terlihat sudah ada beberapa prasyarat dengan masing-masing ciri-cirinya yang telah disebutkan. “Nah “Tingkat Kesejahteraan” misalnya, relatif sekarang kesejahteraan sudah lebih baik daripada yang sebelumnya. Tetapi “Berkeadilan” ini yang ingin saya wujudkan. Berkeadilan untuk semua artinya kan, tidak sektoral. Tidak sebagian orang menikmati dengan baik, sebagian orang lagi tidak menikmati dengan baik. Nah makannya kita kembangkan model itu. Tetapi beberapa hal ini masih jauh. Misalnya UPI untuk bisa dinyatakan sebagai universitas berkelas dunia, itu masih jauh. Karena apa? Indikator yang mengarah ke sana belum tercapai. Kelihatannya ini masih perlu kerja yang sangat keras,” ungkapAminudin yang ditemui, Kamis (23/4/2015).

Ia menambahkan, produktivitas ilmiah di UPI ini harus diakui masih sangat tertinggal. Produktivitas di bidang penulisan ilmiah yang terpublikasikan masih rendah. Kemudian riset yang ada di UPI umumnya masih bersifat rutinitas, dalam artian belum melaksanakan riset yang berdampak tinggi. Karya mahasiswa juga belum banyak terpublikasi. Memublikasikan bukan berarti mahasiswa harus memiliki semua karya ilmiah, tapi ada karya dalam bentuk apa pun yang kemudian diakui sebagai karya besar mahasiswa. Hal-hal tersebut masih perlu diberikan perhatian khusus.

Adapun langkah dan program kerja utama yang telah ia siapkan adalah penataan manajemen, yang terdiri atas tiga aspek, yaitu manajemen keuangan, manajemen perencanaan, dan manajemen aset fasilitas dan SDM, Ketiga aspek tersebut dimaksudkan sebagai tri dharma perguruan tinggi. Kemudian perbaikan infrastruktur, dan yang terakhir adalah revitalisasi kampus UPI di daerah. Ia memiliki keyakinan bahwa ini adalah program yang menawarkan efek besar. “Karena UPI sebetulnya punya yang harus menjadi dasar tapi ini masalah manajemennya yang belum optimal. Nah ini optimalisasi ini UPI yang menjadi satu-satunya LPTK yg berstatus PTN Badan Hukum, Universitas Berbadan Hukum, UPI punya banyak potensi. Tapi ini belum disinergikan satu sama lain,” tambahnya.Pilrek-2

Mengenai persiapan dan strategi dalam menghadapi pemilihan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia mendatang, dirinya mengungkapkan bahwa ia menjalani segala sesuatu sesuai dengan alurnya dan program kerjalah yang akan menjual. Ia berharap program tersebut dapat dipahami oleh masyarakat UPI dan lebih berdampak terhadap masyarakat UPI sendiri. Tentang keoptimisannya, ia berkata, “Dengan Bismillah, saya punya keyakinan ketika kecerdasan para pemilih warga UPI itu mengarah kepada satu tujuan yang bermartabat, saya pikir program saya akan dibeli oleh mereka.” (Shabila, Selika, Florida, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI, Foto: Deny Nurahmat)