UPI Membentuk UKM Katumbiri FPBS

4Oleh AHMAD DAHIDI

(Dosen Bahasa Jepang, FPBS UPI)

DALAM pepatah kita ada yang menyataakan bahwa teori tanpa praktik ibarat orang yang hidup lumpuh (tanpa daya), sementara praktik tanpa teori tidak jauh berbeda dengan orang gila. Pepatah ini memberikan pembelajaran kepada kita bahwa dalam kehidupan ini mesti tercipta sebuah upaya untuk menyelaraskan antara teori dan praktik sehingga kehidupan ini tidak diselimuti oleh pengetahuan yang verbalisme.

1Selain itu, siapa pun orangnya, sadar atau tidak sadar dalam kehdupan ini dikeklilingi oleh karya seni yang nota bene sebagai hasil daya cipta orang terdahulu dan saat ini (dan insya Allah di masa yang akan datang) sehingga kedekatan seni dan kehidupan manusia tidak jauh berbeda bagaikan hubungan udara yang kita hirup setiap hari atau ibarat dua sisi mata uang sehingga sangat sulit dipisahkan.

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) yang secara de facto dan secara de jure lahir menjelang tahun 2015, yang tadinya merupakan sebuah fakultas dan selalu “disemarakkan” oleh program seni seperti Seni Musik, Seni, Rupa, dan Seni Tari, namun sejak ditetapkannya sebuah fakultas baru yang disebut dengan FPSD, maka ketiga program studi tersebut, secara hirarki keorganisasian di UPI sudah terlepas dari FPBS, alias sudah tidak berada di bawah naungan FPBS lagi.2

Perubahan ini, menjadikan FPBS merasa “kesepian”, sementara fakta menunjukkan bahwa jiwa seni di lingkungan sivitas akademika FPBS sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan di setiap program studi dalam even budaya, setidaknya di kalangan para mahasiswa bisa dicermati pada mata kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni.

Seperti diketahui bahwa mata kuliah Apresiasi Bahasa dan Seni (disingkat ABS) merupakan mata kuliah wajib fakultas yang diberikan di semua program studi yang tersebar di FPBS. Tujuan utama mata kuliah ini adalah memberikan pemahaman terhadap prinsip dasar apresiasi berbahasa dan berseni sesuai dengan konteks yang relevan. Bahan yang disajikan antara lain mencakup: (1) Prinsip Dasar Apresiasi Bahasa dan Seni; (2) Prinsip Dasar Berbahasa dan Berseni; (3) Prinsip Dasar Kreativitas Berbahasa dan Berseni; dan (4) Berbagai Contoh Hasil Kreativitas Berbahasa dan Berseni.

3Memperhatikan kondisi seperti yang dijelaskan di atas, FPBS merasa perlu “memayungi” potensi atau bakat berbahasa, berseni, dan bersastra untuk semua sivitas akademika FPBS umumnya, dan untuk para mahasiswa pada khususnya dalam bentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sehingga, dengan terbentuknya UKM diharapkan kepiwaian berseni, berbahasa, dan bersastra di lingkungan FPBS bisa terayomi dan lebih terfokus sebagai daya dukung pengembangan fakultas khususnya, dan UPI secara umum.

Selanjutnya, seperti kita ketahui bahwa dalam kehidupan dunia global sekarang ini, tidak ada satu negara atau bangsa manapun di dunia yang dapat berdiri sendiri dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Semakin tinggi globalisasi dunia, semakin tinggi ketergantungan antarbangsa-bangsa-bangsa di dunia. Tingginya saling ketergantungan itu menyebabkan setiap kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu kompetisi atau kolaborasi. Kompetisi yang dikedepankan pada zaman perang dingin dalam bentuk hard power dipandang kurang efektif dibanding kolaborasi atau soft power yang banyak dipilih oleh negara-negara yang cerdik dalam menentukan strategi diplomasinya. Kini, sebagian besar bangsa-bangsa di dunia memandang abad 21 sekarang sebagai zaman kolaborasi atau aliansi karena dianggap lebih menguntungkan daripada kompetisi sehingga kolaborasi dianggap sebagai ways of working keterampilan abad 21.

Kolaborasi antarbangsa dapat dilakukan tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, atau oleh warga negara biasa baik secara kolektif maupun individual. Kolaborasi yang dilakukan oleh setiap komponen bangsa turut membangun kekuatan kolaborasi bangsa itu dengan bangsa-bangsa lainnya. Kolaborasi antarbangsa dapat diawali dengan membuat jejaring antarbangsa yang akan menjadi wahana saling tukar informasi, saling mengenal dan saling memahami karakteristik dan keunikan masing-masing negara dan bangsa yang terlibat dalam jejaring itu. Pembentukan jejaring antarbangsa yang bertujuan memajukan rasa saling memahami dan meningkatkan peluang kerjasama serta kolaborasi untuk mendukung terciptanya kehidupan dunia yang lebih damai dan lebih makmur diantaranya dapat dilakukan melalui pertemuan budaya antarbangsa. Budaya disadari merupakan media komunikasi yang ampuh yang dapat menembus sekat-sekat bangsa, negara, ideologi dan geografis.

5Universitas Pendidikan Indonesia bertekad menjadi ”Universitas Pelopor dan Unggul dalam bidang Pendidikan” (A leading and outstanding university in Education) dengan salah satu misinya melakukan internasionalisasi pendidikan melalui pengembangan dan pengokohan jejaring kemitraan pada tingkat nasional, regional, dan internasional. Oleh karena itu, jalinan kerjasama antara UPI dengan lembaga luar negeri pada umumnya, dan khususnya dengan Osaka In The World Committee (disingkat OIW) yang telah terwujud selama ini perlu diperkokoh dengan berbagai program yang lebih nyata, yang salah satu di antaranya melalui penyelenggaraan pertemuan budaya (culture summit) para bulan Nopember tahun 2014. Kegiatan tersebut sangat positif dan berkontribusi atas kiprah UPI di kancah internasional sebab pada kegiatan tersebut telah dihadirkan perwakilan berbagai negara yang tersebar dari berbagai belahan dunia. Dengan terjadinya interaksi dengan berbagai negara, seluruh civitas akademika UPI sudah berkesempatan untuk menggali serta mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni dan budaya dengan berkolaborasi dengan rekan sejawatnya dari negara lain sehingga akan terjadi pemahaman budaya antarbangsa yang pada akhirnya diharapkan dapat berperan serta dalam menciptakan tata kehidupan dunia yang lebih aman, tentram, damai dan sejahtera. Dampak positif dari kegiatan tersebut, pihak Jepang (dalam hal ini delegasi Okinawa, yang secara teknis dikoordinatori oleh Osaka In The World Committee) telah merespon yang sangat positif dengan adanya undangan untuk performance Tim Kesenian UPI (dalam hal ini FPBS) di Okinawa Jepang. Untuk merespons dan sekaligus memenuhi undangan tersebut, UPI (dalam hal ini FPBS), khususnya dan guna “memayungi” berbagai kegiatan berseni dan kegiatan kegiatan lainnya dilingkungan FPBS (baca: mahasiswa), maka dirasakan perlu membentuk sebuah wadah dalam bentuk UKM seperti disebutkan di atas. Dengan terbentuknya UKM diharapkan mampu membentuk sebuah Tim Kesenian yang andal dan profesional. Dengan kata lain, UKM yang terbentuk ini mampu menfasilitasi potensi seni di lingkungan FPBS agar mempersiapkan Tim Kesenian FPBS yang unggul, mantap dan layak untuk tampil di kancah internasional.

Atas dasar latara belakang di atas, maka pada hari Jumat, 10 April 2015 telah diselenggarakan pemilihan pengurus yang dihadiri oleh kurang lebih 87 mahasiswa yang diwakili oleh mahasiwa berbagai departemen, dan terpilih pengurus inti sbb. Ketua Syamsul (Jurusan Bahasa Francis), Sekretaris : Erik (Jurusan Bahasa Daerah), dan Bendahara : Safa (Jurusan Bahasa Indonesia).

Adapun tujuan UKM Katumbiri antara lain (1) Menfasilitasi, menyalurkan, dan menindaklanjuti kegiatan berbahasa dan berseni untuk sivitas akademikia FPBS umumnya, dan kegiatan para mahasiswa apabila ada peluang untuk tampil berkesenian di dalam maupun di luar negeri; (2). Mengadopsi dan menunjang bakat seni dan budaya yang dipunyai oleh sivitas akademika FPBS agar potensi yang dimilikinya bisa “tersalurkan” ke arah yang positif; (3) Menyelenggarakan diskusi seni dan budaya agar wawasan seluruh civitas akademika FPBS UPI mengenal nilai nilai seni dan budaya tradisional, nasional, dan internasional: dan (4) Menindaklanjuti dan mendukung gagasan para peserta summit dalam rangka turut serta menciptakan perdamaian dunia melalui seni dan budaya, yang telah dituangkan dalam deklarasi Bandung 2014.

Sedangkan bentuk kegiatannya adalah (1) Performance hasil kreativitas sivitas akademika FPBS secara berkala satu semester satu kali (kolaborasi dengan dosen pemegang mata kuliah ABS); (2) Menyelenggarakan muhibah kesenian di dalam dan di luar negeri. Khusus untuk tahun 2015 sedang dirancang performance di Okinawa Jepang pada bulan Nopember 2015: (3) Menyelenggarakan diskusi seni dan budaya kolaborasi dengan lembaga yang relevan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus; dan (4) Turut serta menyemarakkan kegiatan akademik seperti Dies Natalis dan Wisuda yang diselenggarakan di UPI, terutama penyelenggaraan pelepasan para wisudawan.

Nama Katumbiri digunakan sebagai nama UKM dengan sebuah pilosofi sbb. Katumbiri dalam bahasa Indonesia adalah Pelangi. Kita tahu bahwa pelangi adalah ciptaan Tuhan yang maha indah dengan perpaduan warna yang sangat serasi dan harmonis. Bahkan menurut ceitera Sunda sering dikaitkan dengan legenda yang menyatakan bahwa kalau ada pelangi, itu aretinya ada putri dari kahyanagn sedang mandi. Dengan munculnya pelangi, banyak orang yang merasa kagum akan keindahannya sehingga sangat elok dipandang mata. Dengan filosofi seperti itu, diharapkan UKM Katumbiri ini mampu menampilkan kretivitas berkesenian yang benar benar enak dan indah di pandang mata dan santun dalam penampilan sehingga cerminan moto UPI yang edukatif, ilmiah, dan religius tercermin dalam setiap kegiatan.

Demikian pembentukan UKM Katumbiri di FPBS UPI disertai harapan mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak baik dari sivitas akademika FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia dan lembaga terkait lainnya yang peduli terhadap seni dan budaya.