UPI, OIW dan Kementrian Parawisata Satu Perahu Mewujudkan Perdamaian dan Persahabatan Dunia Yang Abadi

4

Bandung, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bersama Osaka in the World (OIW) telah menjalin hubungan kerjasama selama lebih dari dua dekade. UPI sebagai universitas yang unggul di bidang pendidikan percaya bahawa persahabat adalah aspek penting dari kehidupan global.

“Melalui persahabatan, kita akan memahami satu sama lain dan pemahaman ini akan membawa pada keselarasan, dimana keselarasan merupakan salah satu tujuan pendidikan yang selalu kita tuju,” kata Rektor UPI, Prof. Sunaryo Kartadinata, M.Pd saat membuka kegiatan World Culture Summit, Sabtu, 1 November 2014 di Gedung Ahmad Sanusi UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Kegiatan yang diisi dengan karnaval dari 17 negara peserta, seminar, diskusi, workshop, dan pertunjukkan budaya tersebut sungguh amat kontekstual karena membahas topik yang sehari-hari amat dekat dengan kita, yaitu perdamaian dunia.

Tak hanya itu, kegiatan yang yang bertema “With Culture Summit, we are creating world peace and friendship” akan menggelar pembacaan deklarasi perdamaian Bandung serta penandatanganan deklarasi di Gedung Asia Afrika Bandung.

3Menurut Prof. Sunaryo bahwa persahabatan bisa terus dibangun melalui pertukaran pemahaman budaya, baik dari budaya rakyat, tarian, musik, maupun pemikiran antara semua yang terlibat dalam usaha tersebut.

“UPI dan OIW memiliki persamaan dalam visi dan misi. Visi dan misi ini juga sejalan dengan yang dimiliki oleh Kementrian Parawisata Republik Indonesia, sehingga cukup jelas bahwa UPI, OIW dan Kementrian Parawisata tersebut berada dalam satu perahu untuk mewujudkan perdamaian dan persahabatan dunia yang abadi,” tegas Rektor UPI.

Sementara itu, President OIW, Mr. Yamanishi mengatakan penyelenggaraan Culture Summit ini memiliki arti yang sangat besar bagi kami, selain mengenang Konferensi Asia-Afrika, kami dapat melihat titik tolak yang akan OIW tuju pada deklarasi yaitu “Akan mendorong perdamaian dan kerjasama dunia” seperti yang terdapat dalam “10 Azas Perdamaian” yang diadopsi di Konferensi Asia-Afrika.

1“Kami peserta OIW melalui kerjasama satu sama lain berusaha meningkatkan perdamaian dan persahabat, tetapi masih ada negara yang kondisinya tidak memungkinkan dapat mengikuti summit kali ini. Di negara itu, perdamaian yang telah diciptakan dengan melampaui kesulitasndi dalam sejarah yang panjang telah dirusak,” ujar Mr. Yamanishi.

Perdamaian itu bagaimanapun bukan sesuatu pemberian orang atau negara lain. Menurutnya, perdamaianya itu merupakan sesuatu yang diciptakan orang per orang dengan kesabaran yang kuat sambil bekerjasama dengn orang lain.

“Kami percaya bahwa perdamaian itu bukan sesuatu yang didapat dari hasil pertikaian”, tegasnya.

Ia berharap, penyelenggaraan Culture Summit ini dapat saling menyampaikan pendapat tentang arti perdamaian dan persahabatan yang menjadi tema pada summit kali ini, dan semuanya secara bersama-sama memikirkan pula tentang cara konkrit perwujudan dan pemeliharaan perdamaian. (Deny/Dodi)

5