UPI Peduli COVID-19 dengan Memproduksi Hand Sanitizer

Bandung, UPI

Pandemi covid-19  memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap kehidupan hampir di semua negara. Dunia pendidikan pun mengharuskan para pimpinannya melakukan kebijakan di antaranya melakukan pembatasan kegiatan di kampus-kampusnya untuk menghindari meluasnya wabah ini. Pada perkembangan kasus ini  mengharuskan Rektor UPI mengeluarkan kebijakan terkait social distancing yang didasari himbauan dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian dan Kebudayaan untuk melakukan Work From Home (WFH). UPI melakukan lockdown terhadap semua kegiatan kampus tertanggal 23 Maret 2020. Kebijakan ini tidak menyurutkan langkah sivitas akademika UPI dalam melaksanakan fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi berupa pengabdian pada masyarakat. Kegiatan yang sangat mulia ini dilakukan oleh Ibu Dr. Yatti  Sugiarti,  M.P. yang peduli terhadap wabah ini (26/03/2020). Pada kondisi kampus ‘lockdown’ dengan  meminta ijin dari Dekan beliau memproduksi handsanitizer. Pada produksinya dibantu asisten laboratorium Prodi Agro Industri FPTK. Produksi ini didasarkan pada keprihatinannya akan langkanya handsanitizer yang ada di pasaran ungkapnya. 

Awal produksi hand sanitizer ini dibuat dengan kemasan 130 ml. Menurutnya Yatti cara membuatnya sebetulnya mudah, “jika dengan basis 1 liter yaitu mencampurkan 840 ml alkohol 95% dengan 45 ml hidrogen peroksida dan 15 ml gliserol lalu diencerkan dengan aquades sampai volume 1 liter. Boleh ditambahkan esensial oil sebagai fragrance. Kami sendiri menambahkan lemon oil sebagai pewanginya.” ujarnya.

Produksi ini dilakukan karena prihatin dengan harga yang sangat mahal di pasaran. Sebetulnya pembuatannya sangat sederhana siapa pun bisa membuat sesuai dengan standar dari WHO dan PBPOM menurut Yatti yang juga merupakan ketua Prodi Agro Industri ini.

Saat ini produksi yang dibuat ukurannya menjadi lebih besar yaitu 250 ml dan ukuran kemasan jeriken. Sampai saat ini produk masih dibuat khusus untuk keadaan wabah ini. Kami membuat produk ini karena kondisi saat ini yang sedang sangat membutuhkan handsanitizer begitu ungkapnya. Adapun permintaan dari luar juga banyak tapi sampai sekarang belum bisa terpenuhi. Sementara ini hanya memproduksi untuk lingkungan UPI saja. Salah satu kendala yang dihadapi juga  dikarenakan kesulitan untuk memperoleh bahan-bahannya. Mudah-mudah apa yang telah dilakukan menjadi pemicu bagi dosen UPI yang lain untuk peduli terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. (HS)